Tak terasa
sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari-hari menyenangkan bersama mama.
Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik kelas 2 SMA.
Untuk masalah pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai-nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang kuat.
Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik kelas 2 SMA.
Untuk masalah pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai-nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang kuat.
Meski
lumayan sering bolos namun tidak menjadi masalah, karena sekolahku tidak
terlalu ketat dan juga nilaiku yang baik membuat bolosku tidak terlalu menjadi
masalah bagi sekolah.
Namun untuk
antisipasi mama kusuruh bertemu kepala sekolah, kusuruh mama ngebokis sedikit,
mama
bilang kalau aku kadang tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka sakit tiba-tiba.
Dan kepala sekolahpun dapat memahami, karena yang memberikan keterangan adalah orangtua murid sendiri.
bilang kalau aku kadang tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka sakit tiba-tiba.
Dan kepala sekolahpun dapat memahami, karena yang memberikan keterangan adalah orangtua murid sendiri.
Dari segi
kehidupan Sekskupun aku sudah semakin pintar.
Selain dengan mama, aku pernah melakukan hubungan Seks dengan 2 orang teman sekolahku, yang kutahu bukanlah tipe wanita yang melakukan seks untuk bayaran.
Selain dengan mama, aku pernah melakukan hubungan Seks dengan 2 orang teman sekolahku, yang kutahu bukanlah tipe wanita yang melakukan seks untuk bayaran.
Murni karena
suka sama suka saja, nggak ada paksaan atau ikatan, saling menikmati saja.
Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari cewek atau pacaran, bagiku keberadaan mama sudah cukup dan jauh lebih berarti.
Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari cewek atau pacaran, bagiku keberadaan mama sudah cukup dan jauh lebih berarti.
Mama sendiri
kini semakin sukses dengan bisnisnya.
Perusahaannya kini semakin berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis.
Mama juga terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
Perusahaannya kini semakin berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis.
Mama juga terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
Mama sendiri
tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar, namun aku harus
bertanggungjawab.
Mama nggak mau aku main dengan pelacur.
Mama juga bilang kalau mencari wanita carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia.
Mama nggak mau aku main dengan pelacur.
Mama juga bilang kalau mencari wanita carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia.
Mama bilang
mama nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, mama juga nggak bakal tahu kalau
aku
berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggungjawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan.
berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggungjawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan.
Mama akan
marah kalau aku misalnya lari dari tanggungjawab bila menghamili orang.
Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks.
Jadi mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.
Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks.
Jadi mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.
Namun aku
yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan mamaku, tidak
terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, mama sudah cukup.
Aku bilang
ke mama, bahwa saat ini mama adalah mamaku dan juga istriku.
Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku.
Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku.
Aku selalu
berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama mama
dan menganggap mama adalah segalanya bagiku.
Namun aku
tidak pernah mau memanggil nama mamaku, Susan.
Bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang berstubuh adalah Mama.
Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu: Mama.
Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
Bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang berstubuh adalah Mama.
Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu: Mama.
Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
“Iya saat ini mama juga adalah istrimu dalam
kehidupanmu, namun hanya sampai kamu menemukan istri yang sebenarnya ya Wan.
Dan jangan protes lagi, atau mama akan marah..!”
Senang hatiku mendengarnya, mama setuju menjadi istriku.
Walau hanya kami saja yang tahu, itu sudah lebih ari cukup bagiku.
Senang hatiku mendengarnya, mama setuju menjadi istriku.
Walau hanya kami saja yang tahu, itu sudah lebih ari cukup bagiku.
Kakakku Erni
sendiri saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah jurusan Psikologi.
Sering nggak tentu datang ke rumahnya, lebih banyak di kota B di rumah opa omaku.
Kakakku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku.
Sering nggak tentu datang ke rumahnya, lebih banyak di kota B di rumah opa omaku.
Kakakku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku.
Orangnya
sendiri supel, terbuka.
Kakak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku.
Hubungan kami sangat dekat dan akrab.
Biasanya kalau kakak datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan-jalan ke mall, cafe atau nonton bioskop.
Kakak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku.
Hubungan kami sangat dekat dan akrab.
Biasanya kalau kakak datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan-jalan ke mall, cafe atau nonton bioskop.
Tentu saja
aku dan mama harus menahan diri dan berhati-hati kalau ada kakak, untungnya
kakak tahu kalau dari dulu kadang-kadang suka tidur di kamar mama, jadi tak
akan curiga kalau aku di sana, paling berpikir aku masih kolokan, namun secara
umumnya sih jatahku berkurang.
Kalau untuk
fisiknya, kakakku juga cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170 cm,
bodinya seksi, dadanya juga besar.
Jujur saja,
aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan hubungan seks pada
kakakku ini.
Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti mama, kakak juga nggak terlalu memperhatikan busana kalau di rumah..
Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti mama, kakak juga nggak terlalu memperhatikan busana kalau di rumah..
Di depanku
juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini.. juga kalau
berenang tidak canggung memakai bikini.
Bohong kalau
aku bilang kontolku tidak tegang kalau sedang melihat kakak berbikini, tapi itu
kan wajar saja, aku kan lelaki normal.
Tapi untuk
melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak terlalu memikirkannya, karena aku
sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya dengan mama yang kuanggap
sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna sebagai wanita.
Aku
benar-benar lebih suka melakukan dengan mama. Semua hasratku bisa tersalurkan
bersama mama. Kalau sama mama aku benar-benar tidak bisa mengontrol hasratku,
tapi kalau sama kak Erni, entah kenapa aku masih bisa menahan diri
sengaceng-ngacengnya kontolku.
Tapi kadang
jalan kehidupan memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya
dengan kak Erni.
Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.
Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.
Pagi itu aku
libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, mama sudah berangkat ke kantornya.
Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam.
Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin tadi sudah ketemu mama.
Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam.
Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin tadi sudah ketemu mama.
Aku lalu
sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak lama kemudian aku nyalain TV,
nonton acara musik.
Sejam kemudian si Mbak pamit pulang.
Sejam kemudian si Mbak pamit pulang.
Bosan juga,
mau internetan malas.. terus aku ingat ada kaset PS3 yang belum aku coba,
segera aku ke kamar, ngambil PS3 dan kasetnya, main di ruang keluarga saja deh.
Lumayan juga, game balapan mobil jedar jeder ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.
Lumayan juga, game balapan mobil jedar jeder ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.
“Hei.. !”
tiba-tiba terdengar suara jeritan ceria dan tangan yang menutup mataku.
Terasa ada empuk-empuk tetek menempel di bahuku.
Terasa ada empuk-empuk tetek menempel di bahuku.
“Aduh kak
Erni ngagetin saja nih.”
“Kok nggak sekolah Wan..?”
“Kok nggak sekolah Wan..?”
“Libur.
Kakak juga tumben datang nggak kasih kabar..?”
“Sengaja kok, kakak lagi libur semesteran.”
“Sengaja kok, kakak lagi libur semesteran.”
“Naik apa
kemari kak..?”
“Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya naik kereta api tuh.”
“Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya naik kereta api tuh.”
“Coba
telepon dulu, kan bisa Irwan jemput di stasiun.”
“Hehe.. biar suprise ah. Mama juga nggak tahu tuh.”
“Hehe.. biar suprise ah. Mama juga nggak tahu tuh.”
“Gimana
kabar opa sama oma kak..?”
“Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan ke sana sebentar.”
“Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan ke sana sebentar.”
“Iya..iya
cerewet amat.”
“Gimana sekolahnya..? Sudah punya cewek belum..?”
“Gimana sekolahnya..? Sudah punya cewek belum..?”
“Ih.. nih
orang cerewet deh, mending kakak istirahat dulu, terus telepon mama.”
“Oke boss..!”
“Oke boss..!”
Kakak lalu
mencium pipiku dan segera berdiri, lalu berjalan ke dalam, nggak lama terdengar
suara yang ceriwis juga ketawa-ketiwi, rupanya kakak lagi nelpon mama.
Akupun
kembali meneruskan main game.
Dari dalam terdengar suara kakakku berteriak.. “Wan, kata mama nanti nggak usah jemput.
Mama pulang sama supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.”
Aku hanya mengiyakan saja, masih asik sama game balapku.
Dari dalam terdengar suara kakakku berteriak.. “Wan, kata mama nanti nggak usah jemput.
Mama pulang sama supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.”
Aku hanya mengiyakan saja, masih asik sama game balapku.
Nggak lama
suasana kembali sepi, kayaknya kakakku yang bawel itu sedang istirahat tidur.
Senang sih aku dengan kedatangan kakak, tapi itu berarti aku dan mama tidak bisa begitu bebas lagi..
Oh.. nasib, berkurang deh jatahku.
Senang sih aku dengan kedatangan kakak, tapi itu berarti aku dan mama tidak bisa begitu bebas lagi..
Oh.. nasib, berkurang deh jatahku.
Karena aku
juga sudah lama main game, aku pun memutuskan untuk tidur juga.
Lumayan biar segar nanti kalau malam jalan sama mama dan kak Erni.
Lumayan biar segar nanti kalau malam jalan sama mama dan kak Erni.
Sorenya aku
bangun, kembali teringat kak Erni yang baru datang, akupun membereskan mainanku
kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari makanan.
Sambil
mengunyah kue, kulihat di kaca belakang, kak Erni lagi tiduran di bangku di
pinggir kolam renang. Wah enak juga nih sore-sore berenang. Aku segera berjalan
ke arah kolam.
Nampak kakakku lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
Nampak kakakku lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
“Kak, kok nggak
bangunin aku..?”
“Ngapain, kamu sih mentang-mentang libur, maunya malas-malasan terus.”
“Ngapain, kamu sih mentang-mentang libur, maunya malas-malasan terus.”
“Sudah makan
belum kak..?
“Sudah, tadi masak spaghetti.”
“Sudah, tadi masak spaghetti.”
“Jahat amat,
makan sendiri, nggak bagi-bagi.”
Kakakku hanya tertawa, aku yang sebel segera loncat ke kolam dan berenang.
Kakakku hanya tertawa, aku yang sebel segera loncat ke kolam dan berenang.
Segar
rasanya, bolak balik dari sisi satu ke ujung lain.
Puas berenang, aku naik ke atas, menuju lemari handuk, mengeringkan tubuh, lalu berjalan ke bangku lain di samping kakak.
Puas berenang, aku naik ke atas, menuju lemari handuk, mengeringkan tubuh, lalu berjalan ke bangku lain di samping kakak.
Kak Erni
masih bermalas-malasan. Akupun ikut berbaring di bangku berjemur.
Matahari masih agak terik. Mataku kembali mengantuk, karena angin sepoi-sepoi.
Matahari masih agak terik. Mataku kembali mengantuk, karena angin sepoi-sepoi.
Tiba-tiba
kak Erni bangkit dan kini dalam posisi duduk, kulihat dia membuka kaosnya,
nampak keteknya yang bersih sedikit ditumbuhi bulu yang halus dan jarang.
Kulihat BH
bikininya bergoyang saat kak Erni mengangkat kaos.
Ugh.. kontolku langsung mengeras, kuarahkan pandangan mataku terfokus ke daerah dada kak Erni.
Ugh.. kontolku langsung mengeras, kuarahkan pandangan mataku terfokus ke daerah dada kak Erni.
Wow..
nampaknya kakak sudah tumbuh berkembang dengan baik dan menjadi wanita yang
seksi, seingatku dulu BH bikini kakak nggak seketat sekarang, nampaknya tetek
kakak bertambah besar, sudah hampir seukuran mama.
Juga pinggul dan pantatnya yang tampak lebih montok dan berisi. kontolku mengeras sejadi-jadinya.
Juga pinggul dan pantatnya yang tampak lebih montok dan berisi. kontolku mengeras sejadi-jadinya.
Lagi
enak-enaknya terpesona, kudengar suara kakak
“Woiii.. ngapain bengong, ngelihatin apa kamu?”
“Nggak.. mata Irwan nggak bisa nolak rejeki kan”
“Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung kakak.”
“Woiii.. ngapain bengong, ngelihatin apa kamu?”
“Nggak.. mata Irwan nggak bisa nolak rejeki kan”
“Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung kakak.”
Wah sungguh
tawaran yang menggiurkan, lumayan buat menghibur adikku yang lagi mengeras di
balik celanaku ini.
Sekalian jahilin kakakku ini. Kak Erni lalu segera tengkurap.
Sekalian jahilin kakakku ini. Kak Erni lalu segera tengkurap.
Akupun
segera memulai tugasku, Posisiku berdiri membungkuk dengan kaki mengankang di
atas pantat kak Erni.
Segera
kutuang lotion ke tanganku, akupun segera mengusapkannya ke punggung dan badan
kakakku.
Sengaja aku mengusap-ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan.
Kayaknya kakakku menikmatinya.
Sengaja aku mengusap-ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan.
Kayaknya kakakku menikmatinya.
“Enak Wan,
rasanya nyaman, bikin pegel kakak hilang. Sekalian deh kakinya.”
“Wek.. maunya, memangnya tukang pijit.”
“Wek.. maunya, memangnya tukang pijit.”
“Segitunya,
sekali-kali kenapa mijitin kakaknya.”
“Iya deh, tapi itu tali BHnya dibuka ya, biar nggak nyangkut-nyangkut.”
“Ya sudah, kamu tarik sendiri.”
“Iya deh, tapi itu tali BHnya dibuka ya, biar nggak nyangkut-nyangkut.”
“Ya sudah, kamu tarik sendiri.”
Akupun
segera menarik tali BH bikini tersebut.
Kuambil lotion kembali, sengaja aku memulai dari kaki, kuusap lotion dan memulai memijit dari telapak kaki, lalu betis, naik lagi ke paha, lalu tanganku sampai ke daerah CD, sengaja aku lebarkan kaki kakak pelan-pelan.
Kuambil lotion kembali, sengaja aku memulai dari kaki, kuusap lotion dan memulai memijit dari telapak kaki, lalu betis, naik lagi ke paha, lalu tanganku sampai ke daerah CD, sengaja aku lebarkan kaki kakak pelan-pelan.
Nampak
belahan pantatnya yang montok.
Kupijit dengan lembut kedua belahan pantatnya, jariku juga dengan perlahan dan sesekali menyentuh “tanpa sengaja” bagian terluar daerah memek kakak yang tertutup CD.
Kupijit dengan lembut kedua belahan pantatnya, jariku juga dengan perlahan dan sesekali menyentuh “tanpa sengaja” bagian terluar daerah memek kakak yang tertutup CD.
Kak Erni
juga diam saja, entah tidak tahu atau sangat menikmati pijitanku.
Cukup lama aku memijat daerah pantat kakak.
Cukup lama aku memijat daerah pantat kakak.
Samar-samar
aku mencium bau aroma menyenangkan yang sudah lama kukenal, masa sih memek kak
Erni mulai basah.
Akupun
meneruskan pijatanku dengan khidmat.
Kak Erni berdehem sambil tertawa dan mengatakan kalau yang harus kupijit seluruh badan, bukan pantat.
Kak Erni berdehem sambil tertawa dan mengatakan kalau yang harus kupijit seluruh badan, bukan pantat.
Aku pun
mengambil kembali lotion, kali ini aku duduki pantat kak Erni, lalu aku mulai
memijat punggung kak Erni. Kuusap-usap dan kubelai dengan lembut dan bertenaga
bergantian.
Saat sampai
bagian tengah punggungnya, sengaja aku lebarkan jari-jari tanganku dan sedikit
menyentuh bagian pinggir teteknya.
Nampaknya
kak Erni benar-benar enjoy dengan profesiku sebagai tukang pijit, membiarkan
saja semua pijatanku.
Tanpa terasa
kontolku makin mengeras dan berdenyut-denyut.
Sebelum aku kebablasan akupun segera menyudahi kegiatanku.
Sebelum aku kebablasan akupun segera menyudahi kegiatanku.
“Kak, sudah
ya capek nih.”
ÔÇ£Yah..pijatan kamu enak lho, pegel kakak hilang nih, bentar lagi deh.”
ÔÇ£Yah..pijatan kamu enak lho, pegel kakak hilang nih, bentar lagi deh.”
“Ogah ah,
capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit..?” tanyaku belagak lugu.
“Yehh.. itu mah kakak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.”
“Yehh.. itu mah kakak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.”
Kak Erni
lalu segera berbalik, tangannya memegang BH bikininya, lumayan agak ke bawah
sedikit sih, sehingga gunung kembarnya terlihat seperti meloncat keluar.
Makin
ngaceng deh.. mending ke dalam deh.
Baru saja aku berjalan, kudengar suara kak Erni sambil tertawa..
Baru saja aku berjalan, kudengar suara kak Erni sambil tertawa..
“Wan, benar
lho pijatanmu enak, makasih ya, tapi kok tadi rasa-rasanya ada benda aneh
terasa di atas pantat kakak.. ha..ha..ha.”
terasa di atas pantat kakak.. ha..ha..ha.”
“Sialan..
kan aku lelaki normal, ini kan juga salah kakak.. huh.” balasku tengsin.
“Makanya cari pacar sana..!”
“Bawel ah.. sudah deh berenang sana.”
“Makanya cari pacar sana..!”
“Bawel ah.. sudah deh berenang sana.”
Akupun
segera menuju ke dalam rumah, gawat nih, kontolku benar-benar nggak kompromi,
terpaksa deh pakai cara tradisional.
Segera aku masuk ke dalam, berdiri di tempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang, namun aku bisa melihat ke sana.
Segera aku masuk ke dalam, berdiri di tempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang, namun aku bisa melihat ke sana.
Kulihat kak
Erni sedang duduk, nampaknya sedang mengoleskan lotion pada bagian depan
tubuhnya.
Celanaku
segera kupelorotkan, tangan lumayan licin sisa lotion mijit kaki tadi, aku
segera mengocok kontolku..
Kulihat kak Erni sedang mengoleskan lotion pada area teteknya, nampak teteknya bergoyang, tangannya masuk ke balik BHnya, duh kenapa nggak diangkat sedikit saja sih pikirku.
Kocokan semakin kencang.
Kulihat kak Erni sedang mengoleskan lotion pada area teteknya, nampak teteknya bergoyang, tangannya masuk ke balik BHnya, duh kenapa nggak diangkat sedikit saja sih pikirku.
Kocokan semakin kencang.
Lalu kak
Erni nampak melebarkan kakinya, kini sedang mengolesi wilayah sekitar paha dan
selangkangannya.
Kukocok kontolku makin cepat,
Kukocok kontolku makin cepat,
Denyutan
terasa makin kencang.. Creet.. creet..!
Aah.. akhirnya keluar juga, lega rasanya.
Aah.. akhirnya keluar juga, lega rasanya.
Segera saja
kubersihkan muncratanku dengan celanaku, lalu segera menuju kamar mandi.
Sambil mandi aku tersenyum sendiri.. sudah lama juga aku tidak onani, karena biasanya langsung sama mama. Namun hari ini darurat, daripada bablas..
Sambil mandi aku tersenyum sendiri.. sudah lama juga aku tidak onani, karena biasanya langsung sama mama. Namun hari ini darurat, daripada bablas..
Tak lama
kemudian mama pulang, setelah mama istirahat dan mandi, kami pun pergi jalan ke
luar. Malamnya Kak Erni minta tidur di kamar mama, biasalah sudah lama tidak
ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya di dunia
perkuliahan.. puasa deh malam ini.
Besoknya
juga sama.. duh banyak banget sih ngegosipnya, tinggal aku merana sendiri di
kamarku. Mama bukannya nggak paham dengan kondisiku, namun kami harus menjaga
rahasia kami.
Untunglah
hari ketiga kak Erni merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan memutuskan
tidur di kamarnya, aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku sendiri, untuk
kemudian nanti masuk menyerang ke kamar mama.
Sewaktu kami
nonton TV malam itu, saat kak Erni tidak melihat, aku mengedipkan mata ke mama
sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mamapun balas mengedip dan tersenyum.
Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk dan segera ke kamarku.
Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk dan segera ke kamarku.
Di kamar aku
nyalakan laptopku dan mulai browsing, biasa pemanasan dikit buat adikku.
Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang.
Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang.
Huh..
tersiksa berat aku, 3 hari ini mama sibuk kerja, juga tidak bisa aku datang ke
kantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga tidak ada
waktu buat nyolong-nyolong melakukan hubungan.
Belum lagi
kontolku ngaceng terus kalau lihat kak Erni dengan bikininya di kolam renang
tiap sore. Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan dan suara kak Erni
mengucapkan selamat tidur ke
mamaku.
mamaku.
Sabar bentar
lagi dik.. kamu akan menemukan lubangmu.. sabar.
Aku meneruskan menjelajahi situs-situs porno favoritku.
Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan-pelan, mataku melihat ke arah kamar kak Erni, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku ke sana.
Aku meneruskan menjelajahi situs-situs porno favoritku.
Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan-pelan, mataku melihat ke arah kamar kak Erni, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku ke sana.
Kutempelkan
telingaku di pintunya, selama satu menit aku konsentrasi mendengarkan,
nampaknya tidak ada suara apapun.
Yakin bahwa kak Erni sudah tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu..
Nampak mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca.
Yakin bahwa kak Erni sudah tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu..
Nampak mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca.
Mungkin
karena birahi kami yang sedang dahaga dan juga karena biasa bebas saat kak Erni
tidak di rumah, maka aku jadi agak sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu
sebatas tertutup, tanpa melihat apakah sudah tertutup rapat, apalagi
menguncinya.
Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan mama tersayang.
Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan mama tersayang.
Mama yang melihatku
masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya bukunya ke meja di
samping ranjang.
Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa basa-basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..
Sementara tanganku meremas -remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya..
Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa basa-basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..
Sementara tanganku meremas -remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya..
“Ma, aku
kangen banget nih..!”
“Iya sayang, mama juga.”
“Iya sayang, mama juga.”
Kami
berciuman dan saling meraba satu sama lain, mama meremas-remas kontolku yang
sudah mengeras di balik celanaku.
Dengan cepat aku segera membuka kaosku, lalu segera menelanjangi mamaku, mamapun membantu aku melepaskan celanaku.
Dengan cepat aku segera membuka kaosku, lalu segera menelanjangi mamaku, mamapun membantu aku melepaskan celanaku.
Segera saja
aku gumuli mamaku.
Aku peluk dan ciumi bibirnya, bulu keteknya, lalu aku segera turun ke daerah teteknya, mulutku dengan rakus segera menciumi dan menghisap puting susu mama yang besar bergantian, tanganku pun mulai meraba dan membelai-belai rambut kemaluannya yang lebat,
Aku peluk dan ciumi bibirnya, bulu keteknya, lalu aku segera turun ke daerah teteknya, mulutku dengan rakus segera menciumi dan menghisap puting susu mama yang besar bergantian, tanganku pun mulai meraba dan membelai-belai rambut kemaluannya yang lebat,
Kuremas-remas
rambut kemaluan yang tebal dan menggairahkan itu, lalu kuusap-usap memeknya,
jarikupun mulai dengan lincahnya mencari lubang memek mama, segera kutusukkan
ke dalamnya. Mama nampaknya juga memahami gairahku dan menerima semua rasa
dahagaku yang tertahan selama 3 hari ini.
Tangan mama
memeluk punggungku, membelainya dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi
bahwa ia mau aku memuaskan semua dahagaku.
Tangannya
pun mulai turun ke arah pantatku, dibelainya pantatku, lalu mulai menuju ke
arah kontolku, diraihnya kedua biji pelerku, diusap-usap dan dimainkan dengan
amat lembut.
Lalu ia mulai mengelus dan mengocok kontolku.
Lalu ia mulai mengelus dan mengocok kontolku.
Ugh.. nikmat
sekali rasanya, saat tangan halus mama mengocok kontolku, aku pun terus
menciumi dan memainkan tetek mama, sudah basah tetek mama oleh ludah dan
keringat.
Puas dengan
tetek mama, kembali kuangkat ke atas sebelah tangan mama, bulu keteknya sungguh
merangsang birahiku, aku kembali mengarahkan lidahku ke sana, kujilati dan
kuciumi sepuas hatiku, aroma wangi dari mama yang rajin merawatnya menggelitik
hidungku dan makin membuat kontolku mengeras.
Puas
bermain-main, aku segera mengarahkan kontolku ke tetek mama, Mama sudah paham
apa yang kumau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju-mundurkan
pantatku untuk menggerakkan kontolku yang sedang dijepit dengan nikmat di
antara tetek mama yang besar itu.
Puting mama
yang kecoklatan nampak mengeras dan mencuat ke atas dengan mempesona.
Kupilin-pilin dengan jariku, membuat mama mendesah..
Kupilin-pilin dengan jariku, membuat mama mendesah..
Lalu tanpa
merubah posisi, tangan mama segera menarik dan mendorong pantatku ke depan,
sehingga kontolkupun kini berada tepat di depannya, tangan mama segera memegang
batang kontolku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan
menari-nari di atas kontolku.
Ooohhh..
rasanya tiada tara.
Perlahan
mulutnya mulai menelan kepala kontolku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya,
dihisap dan dikulum-kulum dengan kuat namun nikmat. kontolkupun
berdenyut-denyut nikmat saat mulutnya mulai memompa kontolku.
Pelan lalu
cepat bergantian ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya
bisa mendesah menahan kenikmatan ini.
Nampaknya mama benar-benar ingin melumat habis kontolku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya..
Nampaknya mama benar-benar ingin melumat habis kontolku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya..
Ya, sudah..
aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap kontolku
dengan sangat panas.
Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil tangannya mengocok kontolku, lalu kembali mulutnya bermain dengan kontolku.
Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil tangannya mengocok kontolku, lalu kembali mulutnya bermain dengan kontolku.
Lama
kelamaan kontolku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
“Ma.. aku sudah mau keluar nih..”
Mama makin mempercepat hisapannya dan pada timing yang tepat membuka mulutnya di depan kepala kontolku, sementara tangannya memegang kuat batang kontolku.
“Ma.. aku sudah mau keluar nih..”
Mama makin mempercepat hisapannya dan pada timing yang tepat membuka mulutnya di depan kepala kontolku, sementara tangannya memegang kuat batang kontolku.
Dilepasnya
sesaat saja, Creeettt..! spermaku keluar dengan perlahan ke mulutnya..
Lalu digenggam lagi dengan kuat, sesaat dilepas lagi.. spermaku kembali menetes perlahan dan mama kembali menggenggam kuat, kali ini agak lama, akhirnya mama melepaskannya..
Lalu digenggam lagi dengan kuat, sesaat dilepas lagi.. spermaku kembali menetes perlahan dan mama kembali menggenggam kuat, kali ini agak lama, akhirnya mama melepaskannya..
Kali ini
kepala kontolkupun memuntahkan sperma dengan jumlah agak banyak dan kental,
Mama menampungnya ke dalam mulutnya.
Memandangku,
kulihat mulutnya penuh dengan spermaku, sesaat kemudian mama menelannya, lalu
menjilati dengan rakusnya sisa sperma yang meleleh di sekitar kontolku.
“Sudah lama
mama nggak ngerasain sperma kamu sayang.”
“Ma tadi enak banget, mama pintar banget waktu bikin Irwan keluar bertahap gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.”
“Ma tadi enak banget, mama pintar banget waktu bikin Irwan keluar bertahap gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.”
“Siapa dulu
dong mamanya, nah nanti gantian kamu yang puasin mama.” Mamapun mengelap
mulutnya dengan tissue yang tersedia, lalu meminum air di gelas yang ada di
meja samping ranjang.
Walau baru
keluar namun tidak butuh waktu lama bagi kontolku untuk tegang kembali.. kontol
ini pasti akan cepat tegang bila sudah berada dekat mamaku Susan yang telanjang
dan mempesona ini.
Saat itu
kami benar-benar dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak menyadari
pintu kamar mama sedikit terbuka, karena di luar agak gelap dan kami sedang
sibuk dan panas-panasnya, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang
melihat dengan mata terbelalak.
—————————
—————————
Quick reply
to this message Balas   Balas Dengan Quote Balas Dengan Quote   Multi-Quote
This Message
13 March 2015, 04:25 PM #5
Pecah Utak
Pecah Utak is offline
Guru Semprot
Pecah Utak’s Avatar
13 March 2015, 04:25 PM #5
Pecah Utak
Pecah Utak is offline
Guru Semprot
Pecah Utak’s Avatar
Daftar
Oct 2014
Lokasi
Serenity
Posts
709
Thanked: 26
Oct 2014
Lokasi
Serenity
Posts
709
Thanked: 26
THREAD
STARTER
—————————-
Third POV
Erni berdiri
terpaku di depan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat
sedang terjadi di dalam kamar mamanya.
Tadinya dia
bermaksud ke kamar mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia
belum bisa tidur, dia membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan,
agar tidak mengganggu adik dan mamanya.
Begitupun
saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud melakukannya dengan pelan,
agar tidak membangunkan mamanya.
Namun ia
heran karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat dan saat ia mendekat
terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara
apa.
Penuh
keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali dan ia
kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya yang
sedang menghisap kontol adiknya.
Mulutnya
ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun, sementara kakinya juga tidak
bisa beranjak dari situ.
Akhirnya ia
pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.
Irwanpun segera turun ke daerah selangkangan mamanya, mamapun segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua kakinya, nampaklah memek mama yang mempesona.
Irwanpun segera turun ke daerah selangkangan mamanya, mamapun segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua kakinya, nampaklah memek mama yang mempesona.
Segera saja
Irwan menciumi rambut kemaluan mamanya, lalu mulai menjelajahi permukaan memek
mamanya dengan lidahnya, dijilati semuanya.
Kemudian
perlahan jarinya mulai melebarkan memek mamanya, kembali lidahnya menjilati
dengan buasnya seisi memek mamanya, lidahnya ditusuk-tusukkan ke lubang memek
mamanya..
Lalu lidahnya itu mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun mulai dijilati dan dimainkan dengan lidahnya..
Itil mamapun mulai membesar, makin bersemangat saja Irwan memainkannya..
Terdengar sayup Mama mendesah penuh kenikmatan.
Memek mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
Lalu lidahnya itu mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun mulai dijilati dan dimainkan dengan lidahnya..
Itil mamapun mulai membesar, makin bersemangat saja Irwan memainkannya..
Terdengar sayup Mama mendesah penuh kenikmatan.
Memek mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
“Jiiilaaat
terusss Wan.”
“Ya.. ya.. mainin itil mamaaa, terusss yang..”
“Oooohhh.. Aaahhhh.. Awww, … !”
“Ya.. ya.. mainin itil mamaaa, terusss yang..”
“Oooohhh.. Aaahhhh.. Awww, … !”
Erni melihat
adegan yang berlangsung tersebut dengan berdebar-debar, dari arah pintu
dilihatnya adiknya sedang menjilati memek mamanya, terlihat juga kontol adiknya
yang besar bergoyang-goyang, Ada sensasi dan perasaan aneh yang menjalar pada
diri Erni.
Memeknya di
balik celana dalam terasa berdenyut-denyut dan panas, tanpa sadar tangannya
mulai meremas-remas teteknya sendiri, memainkan putingnya..
Lalu
tangannya bergerak ke bagian bawah baju tidur mininya, mulai mengelus-ngelus
celana dalamnya, perlahan lalu makin kuat.. kini tanganya pun mulai memasuki
celana dalamnya, terasa rambut kemaluannya yang lebat..
Tangannya
pun mulai mengusap-ngusap memeknya, semakin lama semakin cepat, sementara ia berusaha
menahan suaranya agar tidak terdengar.
Lalu ia pun mulai menurunkan celana dalamnya, kini ia segera berlutut, kedua kakinya agak
Lalu ia pun mulai menurunkan celana dalamnya, kini ia segera berlutut, kedua kakinya agak
Ia lebarkan,
jemari tangannya segera mencari itilnya, lalu mulai menggosok-gosok itil
tersebut..
Walaupun pemandangan yang dilihatnya mengagetkan dirinya, namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh panas yang menjalar dan menggelitik birahinya.
Walaupun pemandangan yang dilihatnya mengagetkan dirinya, namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh panas yang menjalar dan menggelitik birahinya.
Jarinya
terus memainkan itilnya sementara matanyapun terus menatap dengan lekat adegan
adiknya yang sedang menggarap mamanya.
Mama Susan
terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah-desah keenakkan, sementara
pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar..
Irwan
semakin ganas saja memainkan itil mamanya, jarinya juga ikut menusuk-nusuk
lubang memek mamanya, semakin lama-semakin cepat, kontolnya sudah mengeras
menikmati rintihan dan desahan
kenikmatan mama.
kenikmatan mama.
Lidahnya
bergerak amat cepat menyapu dan membelai itil mamanya, desahan dan erangan mama
mulaitidak beraturan dan keras, pertanda mama sudah tiba pada pertahanan
terakhirnya, benar saja, tak lama kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat
yang sedikit terangkat, terasa memek mama menyemburkan cairan hangat
orgasmenya.
“Wah.. libur
3 hari membuat permainan lidah kamu jadi ganas yang..?”
Baru saja mama selesai mengucapkan kalimatnya, Irwan segera menarik kaki mamanya, diangkatnya kedua kaki mamanya, sementara ia berlutut di depan memek mamanya.
Baru saja mama selesai mengucapkan kalimatnya, Irwan segera menarik kaki mamanya, diangkatnya kedua kaki mamanya, sementara ia berlutut di depan memek mamanya.
Tampak
olehnya memek mamanya yang memerah karena permainan lidah dan jarinya, segera
ia menurunkan pantatnya sedikit, lalu memajukan kontolnya ke depan, karena
memek tersebut sudah
basah, mudah saja kontolnya menerobos lubang memek mamanya, terasa hangat dan nikmat.
basah, mudah saja kontolnya menerobos lubang memek mamanya, terasa hangat dan nikmat.
Dimaju-mundurkan
kontolnya dengan seirama, kedea kaki mamanya menggantung di bahunya, sementara
dari pantat ke kepala tetap dalam posisi membaring, mama mengangkat kedua
tangannya dan mengapitkannya di belakang kepalanya sendiri..
Terlihat
bulu ketek mamanya yang lebat dan mulai basah oleh keringat, makin bernafsu
saja Irwan jadinya, pompaan kontolnya semakin cepat dan ditancakan sedalam
mungkin, tetek mama bergoyang dengan cepat..
Plok..
plok.. plok..! bunyi kontol yang sedang memompa memek mamapun terdengar jelas.
Mamapun mendesah dengan nikmat.
Mamapun mendesah dengan nikmat.
Irwan pun
mulai mengubah tekniknya, sengaja ia memompa dengan pelan beberapakali dulu,
lalu mulai
menarik kontolnya perlahan sampai batas ujung kepala kontol, lalu..
Blesss..! Membenamkannya lagi, terus berulang-ulang.
menarik kontolnya perlahan sampai batas ujung kepala kontol, lalu..
Blesss..! Membenamkannya lagi, terus berulang-ulang.
Setiapkali
akan menerobos masuk dilakukan dengan cepat dan bertenaga, sehingga langsung
menancap sedalam mungkin, terasa sampai ujung liang memek mamanya.
Mama pun
makin bergeliat keenakan, merasa nikmat sekali setiapkali kepala kontol Irwan
kembali menghujam lubang memeknya dengan kuat, sementara menghujam, kontol
tersebut membelai lembut itilnya, nikmat tiada tara.
Irwan sendiri
merasakan rasa geli yang enak sekali pada kepala kontolnya setiap menerobos
masuk kembali ke lubang memek mamanya.
Tak butuh waktu lama, mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Irwanpun berhenti sebentar.
Tak butuh waktu lama, mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Irwanpun berhenti sebentar.
“Lagi dong
yang.. kok berhenti capek yah..?”
“Enggak..ganti posisi ya ma, aku duduk, mama dipangku, aku mau mainin tetek sama ketek mama.
“Boleh..!”
“Enggak..ganti posisi ya ma, aku duduk, mama dipangku, aku mau mainin tetek sama ketek mama.
“Boleh..!”
Irwanpun
segera menyandarkan badannya ke kepala ranjang, kakinya lurus di atas ranjang,
mama segera duduk di atas kontol Irwan, posisi tubuhnya membelakangi Irwan,
tangannya dinaikkan ke atas mengapit kepala Irwan.
Perlahan
mama meregangkan kakinya, memeknya sudah merah karena hujaman kontol Irwan,
lubangnya sudah membuka, perlahan diturunkan pantatnya, lalu..
Jleb..!
Kontol Irwanpun menerobos denga leluasa ke lubang kemikmatan mama tersebut,
dari belakang tangan Irwan segera meremas-remas kedua tetek mamanya, diremasnya
dengan kuat dan gemas, dimainkan dan dipilin-pilinnya puting mama yang sudah
membesar, sementara lidahnya mulai menjilati ketek mamanya.
Mama sendiri
mulai menaik-turunkan pinggulnya, memulai memompa kontol anaknya, terlihat
cairan sisa
orgame mengalir turun membasahi batang kontol anaknya.
orgame mengalir turun membasahi batang kontol anaknya.
Mata Erni
terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang menghadap ke
arahnya, Irwan yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas-remas tetek
besar mama.
Juga
terlihat kontol adiknya yang besar sedang bergerak naik-turun memompa lubang
memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh kontol besar tersebut dalam
waktu lama.
Diperhatikan
wajah mamanya, Erni belum pernah melihat ekspresi mama seperti itu, wajah
mamanya terlihat penuh kebahagiaan.
Kembali Erni melihat ke arah kontol adiknya yang sedang menghujami memek mama.
Kembali Erni melihat ke arah kontol adiknya yang sedang menghujami memek mama.
Jemari Erni
semakin cepat memainkan itilnya pada memeknya yang sudah sangat basah
menyaksikan adegan seks antara Irwan dan mama.
Erni
merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia
dapati saat memainkan itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar
dari mamanya dan menonjol keluar.
Semakin
cepat dan tanpa henti ia memainkannya.
Gairahnya juga sedang terbakar.
Gairahnya juga sedang terbakar.
Saat ini ia
tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan mamanya bisa melakukan
persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun itu bisa menyusul, saat ini
ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat menyaksikan adegan panas yang terjadi.
Irwan masih
memainkan ketek dan tetek mamanya. kontolnya kini mengeras sekeras-kerasnya,
aroma ketek mama menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan.
Kini iapun
mulai ikut menaik-turunkan pantatnya, mengimbangi goyangan mamanya, semakin
lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas kenikmatan yang terjadi, kini
ia menjilati leher mamanya, mama menggelinjang kegelian..
Lalu ia
mencari bibir mamanya, mama balas menciumnya dengan tidak kalah panas, lidah
mereka bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan kontol dan memek
semakin cepat, tangan Irwan semakin kuat meremas-remas dan memainkan tetek
mamanya yang besar..
Semaikn kuat
ia merasakan denyutan pada kontolnya, mama sendiri semakin menggelinjangkan
tubuhnya, berbarengan dengan Irwan menyemprotkan spermanya, mamapun memuntahkan
orgasmenya yang kesekian kali.
Di luar
kamar Ernipun terkulai lemas, memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru
mengalami orgasme yang hebat, memeknya masih berdenyut-denyut nikmat sehabis
memainkan itilnya.
Matanya
tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya tidak ada tanda-tanda
adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya terdiam lemas, masih
berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari lubang memek mamanya
membasahi kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya.
Dilihat
wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas.
Erni membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jernih kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik kembali ke kamar, pikirnya.
Erni membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jernih kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik kembali ke kamar, pikirnya.
Ia lalu
mengambil celana dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana
dalamnya, lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.
Di dalam
kamar mama, Irwan dan mama masih tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas dan
puas.
Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini.
Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini.
Kemudian
terdengar suara mama memulai percakapan.
“Mama puas dan nikmat sekali sayang.”
“Irwan juga ma, rasanya terobati deh puasa 3 hari ini.”
“Mama puas dan nikmat sekali sayang.”
“Irwan juga ma, rasanya terobati deh puasa 3 hari ini.”
“Ya.. nggak
apalah Wan, kan ada kakakmu, kita juga harus hati-hati. Toh kalau Erni sedang
tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.”
tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.”
“Iya ma,
cuma kadang-kadang Irwan suka nggak kuat.”
“Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.”
“Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.”
“Mama juga
kan?”
“Ah.. nakal kamu.”
“Ah.. nakal kamu.”
Lalu mama
segera mencabut kontol Irwan dari memeknya, menjilat sisa sperma yang masih ada
di kontol itu. Irwan melap keringat di tubuhnya dan mamanya dengan handuk yang
tersedia.
Setelah itu
mereka berbaring dan berpelukan, saling berciuman dengan mesra. Malam itu Irwan
kembali menggarap memek mamanya sebanyak 2 kali lagi, sebelum kembali ke
kamanya.
Sebelum
masuk ke dalam kamarnya, dilihatnya kamar kak Erni, tetap tenang tak ada suara,
masih tidur pikirnya, lalu Irwan pun masuk ke kamarnya dan tidur.
Senyum puas
tersungging di wajahnya. Karena kelelahan dan terlalu panas semalaman memuaskan
birahi bersama mama, Irwan kecapekan dan bolos sekolah besoknya.
Erni di
kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas adegan
yang dia saksikan tadi.
Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi.
Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi.
Apa yang
disaksikannya tadi amat mengejutkan juga membuat dirinya marah.
Bagaimana bisa mama dan Irwan.. itu jelas terlarang, lain halnya kalau Irwan dengan wanita lain, mama
dengan pria lain, tapi ini.. mereka ibu dan anak.
===============
Bagaimana bisa mama dan Irwan.. itu jelas terlarang, lain halnya kalau Irwan dengan wanita lain, mama
dengan pria lain, tapi ini.. mereka ibu dan anak.
===============
Erni POV
Irwan juga
lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng, usianya juga sedang kritis-kritisnya
sama yang namanya seks, kalaupun ia sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa
paham.
Aku sendiri
juga sudah sering melakukannya dengan pacarku.
Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Wan..? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Irwan, anakmu..? Apa yang sudah terjadi selama ini..?
Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Wan..? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Irwan, anakmu..? Apa yang sudah terjadi selama ini..?
Kalau
dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka yang bahagia juga mesranya
mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama, pasti ini juga karena aku
yang tidak ada di rumah ini.
Kesempatan mereka amat besar.
Kesempatan mereka amat besar.
Lalu kenapa
aku tadi bisa terangsang..?
Ah persetan
dengan itu, wajar saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Irwan tapi bila
melakukan persetubuhan sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan
terangang, aku kan wanita normal.
Tapi bukan
itu yang harus aku pusingkan.
Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Irwan, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut.
Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Irwan, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut.
Irwan, Irwan
adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan yang mengerti
bagaimana memperlakukan dan memuaskan wanita..
Egh..
kontolnya juga besar dan panjang.. gimana rasanya bila kontolnya menyodok
memekku..!? Arghhh.. kenapa jadi mikirin kontolnya adikku, mana bisa begitu,
dia kan adikku, masa aku bisa memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini.
Sudah
mendingan aku tidur dulu, percuma aku pusingkan sekarang, toh besok semuanya
akan terjawab..
===============
===============
First POV
Pagi itu aku
bangun terlambat, mama sudah berangkat kerja.
Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau aku bolospun mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku selalu baik, jadi mama tidak terlalu khawatir.
Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau aku bolospun mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku selalu baik, jadi mama tidak terlalu khawatir.
Masih terasa
capek badanku akibat menggempur mama habis- habisan semalam.
Heran, mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal kan mama yang punya Perusahaan, bisa santai dikit gitu..?
Heran, mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal kan mama yang punya Perusahaan, bisa santai dikit gitu..?
Ups.. tapi
nggak juga deh, kan mama bertanggungjawab akan kelangsungan Perusahaan dan juga
karyawannya.
Salut banget aku sama mama. Aku bermalas-malasan sebentar, tidak berapa lama aku bangun.
Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, sarapan, lapar sih.
Salut banget aku sama mama. Aku bermalas-malasan sebentar, tidak berapa lama aku bangun.
Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, sarapan, lapar sih.
Kulihat kak
Erni sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang membaca koran, kayaknya sudah
kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis.
Kudiamkan saja, aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku.
Kudiamkan saja, aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku.
Tidak berapa
lama, aku selesai dan bengong, nggak ada kegiatan yang mendesak, jadi santai
saja.
Tak berapa lama Kak Erni menutup koran dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
Tak berapa lama Kak Erni menutup koran dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
“Nggak
sekolah lagi Wan..!” Kak Erni menanyakan dengan nada suara yang amat manis.
“Enggak..malas.”
“Enggak..malas.”
“Malas apa
capek Wan..?”
“Capek kenapa kak..?” jawabku tertawa, mengira kak Erni sedang meledekku seperti biasa.
“Capek kenapa kak..?” jawabku tertawa, mengira kak Erni sedang meledekku seperti biasa.
“Capek ya
capeklah Wan..?”
“Ah Irwan nggak ngerti maksud kak Erni.”
“Ah Irwan nggak ngerti maksud kak Erni.”
“Biar aku
perjelas ya Wan, maksudku kamu capek pasti kamu paham.
Semalam ngapain kamu di kamar mama..?” suara kak Erni tiba-tiba berubah tegas dan dingin.
Semalam ngapain kamu di kamar mama..?” suara kak Erni tiba-tiba berubah tegas dan dingin.
Deg..
jantungku seakan berhenti berdetak.
Apa maksudnya, mungkinkah kak Erni tahu dan menyadari apa yang terjadi, namun aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.
Apa maksudnya, mungkinkah kak Erni tahu dan menyadari apa yang terjadi, namun aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.
“Kan semalam
aku tidur di kamarku, terus pas malam aku bangun kencing, mungkin karena
kondisi mengantuk aku jadi masuk ke kamar mama.
Kenapa sih, kan kakak tahu aku juga biasa tidur di kamar mama.”
Jawabku setenang dan semeyakinkan mungkin.
Kenapa sih, kan kakak tahu aku juga biasa tidur di kamar mama.”
Jawabku setenang dan semeyakinkan mungkin.
“Oh tidur.
Benar hanya tidur Wan..?”
“Lha iyalah.. kak.”
“Lha iyalah.. kak.”
“Gini ya Wan
kukasih tahu, semalam aku susah tidur, jadi aku bermaksud mengambil buku di
kamar mama untuk kubaca sampai ngantuk.
Tapi saat
aku ke sana aku lihat pintu kamar mama tidak tertutup rapat, karena nggak mau
mengganggu, maka aku dorong pelan-pelan.
Iya sih.. kamu sama mama lagi tidur.
Iya sih.. kamu sama mama lagi tidur.
Tapi lucunya
dua-duanya bugil dan gaya tidur kalian aneh sekali, masa sampai bergumul dengan
hebatnya, sampai perlu kamu memasukkan kontol kamu ke memek mama..!
Itu namanya ngentot Wan, bukan tidur. Dan dari yang kulihat nampaknya kalian amat menikmatinya..”
Itu namanya ngentot Wan, bukan tidur. Dan dari yang kulihat nampaknya kalian amat menikmatinya..”
Dingin,
tenang, sinis dan penuh hujaman sekali kata-kata kak Erni.
Duar..! Jantungku seperti ditembak pistol mendengarnya.
Duar..! Jantungku seperti ditembak pistol mendengarnya.
Aku terdiam
membisu.
Wah.. ribet nih, baru kali ini kudengar kak Erni mengucapkan kata-kata kotor, gimana nih?
Wah.. ribet nih, baru kali ini kudengar kak Erni mengucapkan kata-kata kotor, gimana nih?
Tak urung
aku berpikir juga kalau sekarang kakakku amat pintar mengelola kata-katanya,
ringan tapi kejam dan menghujam ke sasaran, hebat juga kakak, baru kuliah
psikologi sebentar, gayanya sudah pro banget..
Hei, hei
stop bukan saatnya kagum, ada hal serius nih, kak Erni tahu dan melihat apa
yang terjadi semalam antara aku dan mama.
Dan jelas sekali dia tidak suka dan tidak mau mentoleransi hal tersebut. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya supaya kak Erni paham.
Dan jelas sekali dia tidak suka dan tidak mau mentoleransi hal tersebut. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya supaya kak Erni paham.
“Ya sudah,
kakak sudah paham kan dengan apa yang kakak lihat semalam..?”
“Paham apanya, gampang amat kamu ngejawab hal itu Wan.”
“Paham apanya, gampang amat kamu ngejawab hal itu Wan.”
“Ya..memang
segampang itu kak, sederhana saja. Aku dan mama memang melakukan hubungan seks
!”
“Kamu nggak punya otak ya Wan? Dia mama kamu..! Mana bisa kamu melakukan hal seperti itu..!?”
“Bisa saja dan sudah terbukti kan, kakak melihatnya sendiri kan..!?”
“Kamu nggak punya otak ya Wan? Dia mama kamu..! Mana bisa kamu melakukan hal seperti itu..!?”
“Bisa saja dan sudah terbukti kan, kakak melihatnya sendiri kan..!?”
“Diam kamu,
aku nggak peduli kalau kamu melakukannya dengan wanita manapun yang
kamu suka. Tapi kenapa kamu harus melakukannya dengan mama..?”
“Karena kami melakukannya suka sama suka dan saling membutuhkan.”
kamu suka. Tapi kenapa kamu harus melakukannya dengan mama..?”
“Karena kami melakukannya suka sama suka dan saling membutuhkan.”
“Ah, kamu asal
saja bicara, paling juga karena kamu yang masih muda cuma mau memuaskan nafsu
bejat kamu dan juga mama yang kegatelan.. kalian berdua sama gilanya”
Aku jadi
emosi mendengar kata kak Erni barusan, segera saja aku berdiri.
“Jaga
mulutmu kak..! Jangan sekali-kali kamu menghina mama..! Kamu nggak ngerti
semuanya.
Dalam satu hal kamu benar, aku nggak mau munafik, aku memang melakukan hal ini juga untuk kepuasanku. Namun kakak harus paham, mama itu juga wanita yang usianya masih membutuhkan seks.
Dalam satu hal kamu benar, aku nggak mau munafik, aku memang melakukan hal ini juga untuk kepuasanku. Namun kakak harus paham, mama itu juga wanita yang usianya masih membutuhkan seks.
Apa kakak
tahu mama itu sakit dan kecewa karena perceraian dengan papa..!?
Begitu sakit dan kecewanya, sehingga takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain.
Hanya mencurahkan hidupnya setelah perceraian untuk mencari nafkah dan mengurus kita, tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri.”
Begitu sakit dan kecewanya, sehingga takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain.
Hanya mencurahkan hidupnya setelah perceraian untuk mencari nafkah dan mengurus kita, tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri.”
“Tapi Wan..!”
“Diam dulu
kak, aku belum selesai bicara.
Kak Erni nggak tahu kan, mama juga butuh seks dalam hidupnya, apalagi sebagai wanita di usianya sekarang, beda halnya kalau mama sudah tua atau renta, mama masih muda, cantik, apa kakak tidak bisa memahami kalau mama memendam semua hasratnya ke dalam hatinya yang terdalam.
Lalu aku bisa mengetahui hal itu..
Jujur memang aku tergoda dan amat terobsesi dengan mama, terserah apa penilaian kakak.
Kak Erni nggak tahu kan, mama juga butuh seks dalam hidupnya, apalagi sebagai wanita di usianya sekarang, beda halnya kalau mama sudah tua atau renta, mama masih muda, cantik, apa kakak tidak bisa memahami kalau mama memendam semua hasratnya ke dalam hatinya yang terdalam.
Lalu aku bisa mengetahui hal itu..
Jujur memang aku tergoda dan amat terobsesi dengan mama, terserah apa penilaian kakak.
Akhirnya
mama mulai bisa memuaskan kembali hasratnya dan mama merasa aman dan tidak
takut akan sakit hati dan kecewa karena dia percaya ama aku.
Kami saling menyayangi dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini.
Kami saling menyayangi dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini.
Jadi kuharap
kakak mau mengerti..!
Dan satu hal yang pasti, cukup denganku kakak mempermasalahkan hal ini, jangan pernah kakak mengusik mama sekalipun, aku akan marah sekali kalau kakak melakukannya..!”
Dan satu hal yang pasti, cukup denganku kakak mempermasalahkan hal ini, jangan pernah kakak mengusik mama sekalipun, aku akan marah sekali kalau kakak melakukannya..!”
Aku
meluapkan semua emosiku.
Kak Erni
langsung berdiri, diambilnya koran dan dilempar ke arahku sambil berteriak..
“Kamu hanya mencari pembenaran saja atas perbuatan kalian.
Segala macam alasan yang kamu katakan adalah omong kosong, dasar, kalian cuma mencari kepuasan saja, menggelikan sekali.
Kamu dan mama sama gilanya..!”
“Kamu hanya mencari pembenaran saja atas perbuatan kalian.
Segala macam alasan yang kamu katakan adalah omong kosong, dasar, kalian cuma mencari kepuasan saja, menggelikan sekali.
Kamu dan mama sama gilanya..!”
Dengan kesal
kutarik dan kupegang lengan kak Erni dengan cepat dan keras, kudekatkan mukaku
ke mukanya.
“Jadi apa masalahnya..!?
Terserah kakak mau bilang apa, sudah pasti di manapun akan menilai hal ini salah, tabu.. tapi persetan.
“Jadi apa masalahnya..!?
Terserah kakak mau bilang apa, sudah pasti di manapun akan menilai hal ini salah, tabu.. tapi persetan.
Kalau aku
melakukannya dengan mama, itu urusan kami, siapa yang rugi hah!?
Siapa yang kami sakiti hah? Kami punya alasan yang bisa kami terima satu sama lain.
Bukan hanya untuk kepuasanku, tapi aku juga merasa senang, karena mama juga bisa kembali bahagia dan bisa memenuhi kebutuhan seksnya tanpa perlu rasa takut dan kecewa.”
Siapa yang kami sakiti hah? Kami punya alasan yang bisa kami terima satu sama lain.
Bukan hanya untuk kepuasanku, tapi aku juga merasa senang, karena mama juga bisa kembali bahagia dan bisa memenuhi kebutuhan seksnya tanpa perlu rasa takut dan kecewa.”
Kak Erni
segera menepis tanganku dan langsung bergegas melangkah keluar, wajahnya penuh
kemarahan.
Aku tidak berusaha mencegahnya.
Aku tidak berusaha mencegahnya.
Tak lama
terdengar suara mesin mobil dinyalakan dari garasi dan meninggalkan rumah, biar
sajalah, paling dia menumpahkan kemarahannya sambil jalan ke luar.
Daripada dia tetap di sini, yang ada kami akan terus berteriak dan berdebat.
Daripada dia tetap di sini, yang ada kami akan terus berteriak dan berdebat.
Kini aku
duduk sendiri, kepalaku pusing memikirkan pertengkaran kami barusan.
Apa yang harus kulakukan, apa mama harus kuberitahu bahwa Kak Erni sudah tahu hubungan kami.
Ah, jangan, biar saja, tak perlu menambah beban pikiran mama.
Apa yang harus kulakukan, apa mama harus kuberitahu bahwa Kak Erni sudah tahu hubungan kami.
Ah, jangan, biar saja, tak perlu menambah beban pikiran mama.
Terserah
sajalah, aku yakin kakakku tidak akan menanyakan hal ini ke mama, karena pada
dasarnya kakakku juga menyayangi dan mau mama bahagia, terlebih setelah perceraian.
Mungkin saat
ini kak Erni belum bisa memahami alasan yang melandasi hubungan kami, mungkin
kak Erni hanya melihat dari segi seks dan birahinya saja, memang hakikatnya
hubungan seks yang kami lakukan untuk mendapatkan kenikmatan dan kepuasan, tapi
itu harus diletakkan pada sisi terpisah..
Ah.. sudahlah, nanti pasti dia kan mengerti.
Ah.. sudahlah, nanti pasti dia kan mengerti.
Aku paham
kakakku. Lalu aku mandi dan kemudian menghabiskan waktu siang itu dengan
membaca-baca buku sekolahku, iyalah biar aku tambah pintar.
Sorenya mama
pulang, menanyakan ke mana kakakku, kubilang saja, tadi keluar mungkin ke
rumah temannya.
Mungkin karena aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, aku tidak memanfaatkan ketiadaan kak Erni untuk menggarap mamaku.
Mama masuk ke kamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi.
rumah temannya.
Mungkin karena aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, aku tidak memanfaatkan ketiadaan kak Erni untuk menggarap mamaku.
Mama masuk ke kamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi.
Sekitar jam
7 kak Erni pulang, wajahnya tampak biasa saja di depan mama, mengecup pipi mama
dan mengucapkan salam dan bicara seperti biasa dan tidak apa-apa.
Lalu masuk kamarnta, ganti baju terus mandi.
Lalu masuk kamarnta, ganti baju terus mandi.
Nggak lama
mama selesai memasak dan kami segera makan, namun kak Erni tampak dingin saja
kepadaku.
Kayaknya mama menangkap gelagat ini dan menanyakan kepada kami apakah kami sedang bertengkar,
namun aku dan kakak hanya bergumam singkat bahwa kami oke-oke saja.
Kayaknya mama menangkap gelagat ini dan menanyakan kepada kami apakah kami sedang bertengkar,
namun aku dan kakak hanya bergumam singkat bahwa kami oke-oke saja.
Mamapun diam
dan tidak bertanya lagi, biasalah namanya juga anak-anak, ada kalanya suka
bertengkar dan diam-diaman, nanti juga baik lagi.
Malamnya aku
juga tidak menggarap mamaku, aku sedang kehilangan mood, jadi tidur saja.
Paginya mama berangkat kerja dan aku juga segera memacu ninjaku ke sekolah..
Suasana antara aku dan kak Erni masih dingin, tapi tak apalah yang penting kak Erni tidak menanyakan hal ini ke mama.
===============
Paginya mama berangkat kerja dan aku juga segera memacu ninjaku ke sekolah..
Suasana antara aku dan kak Erni masih dingin, tapi tak apalah yang penting kak Erni tidak menanyakan hal ini ke mama.
===============
Third POV
Erni kini
sendirian di rumah. Duduk termenung di sofa, saat sendiri ini dia coba
memikirkan dan mengolah semua hal yang terjadi antara mama dan adiknya.
Mungkin saat sendiri dan tenang begini dia bisa memikirkannya dengan baik.
Dia masih belum bisa menerima hal ini.
Mungkin saat sendiri dan tenang begini dia bisa memikirkannya dengan baik.
Dia masih belum bisa menerima hal ini.
Saling
membahagiakan apanya.. kebutuhan mama apaan, mereka bergumul dengan panasnya
begitu kok, semua cuma alasan, paling cuma memuaskan diri masing-masing..
Huh.. dasar..!
Lama dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajah mama dan adiknya yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak di dadanya.
Huh.. dasar..!
Lama dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajah mama dan adiknya yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak di dadanya.
Tapi
kemudian dia kembali memikirkan kata adiknya, dia coba kesampingkan urusan
seksnya.
Memang benar setelah bercerai mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semuanya dicurahkan untuk membesarkan aku dan Irwan, untuk bekerja juga.
Memang benar setelah bercerai mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semuanya dicurahkan untuk membesarkan aku dan Irwan, untuk bekerja juga.
Kalau untuk
kecantikan dan menarik, Ernipun mengakui dan juga mengagumi mamanya,
mustahillah kalau ada pria yang tidak tertarik dan mencoba mendekati mamanya
saat itu.
Tapi
nampaknya mamanya memang menolak dan tidak pernah berusaha menjalin suatu hubunganpun.
Kesampingkanlah faktor ekonomi, mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya, enggaklah.. enggak, ini nggak masuk point yang harus kupikirkan, ujar hatinya.
Kesampingkanlah faktor ekonomi, mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya, enggaklah.. enggak, ini nggak masuk point yang harus kupikirkan, ujar hatinya.
Dilihat dari
umur mama masih belum tua, masih menarik dan juga memang sebagai wanita normal
yang matang pasti masih mempunyai gairah seks yang tinggi, dari sini sudah
jelas, bukan masalah kecantikan atau mama merasa dirinya sudah tidak menarik.
Erni segera
meluruskan duduknya..
“Benar juga, si brengsek Irwan ternyata bisa memahami hal tersebut, duh.. kenapa juga aku ini nggak bisa melihatnya, mungkin karena aku jarang di rumah ini..”
Lama Erni terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang lain.
“Benar juga, si brengsek Irwan ternyata bisa memahami hal tersebut, duh.. kenapa juga aku ini nggak bisa melihatnya, mungkin karena aku jarang di rumah ini..”
Lama Erni terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang lain.
Si Irwan sih
nggak bisa bohong, pasti dia melakukan ini karena memang mama cantik dan seksi,
terang saja dia bisa nafsu..!
Eit.. tunggu dulu..! Waktu itu kan dia bilang memang dia tergoda dan terobsesi sama mama..
Eit.. tunggu dulu..! Waktu itu kan dia bilang memang dia tergoda dan terobsesi sama mama..
Erni kembali
mencoba mengingat, lalu ia ingat sebuah artikel ilmiah yang pernah dibacanya,
bahwa anak laki memang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengagumi,
mengidolakan dan juga berimajinasi akan ibunya.
“Pada satu
sisi mungkin akan menjadi obsesi.
Juga kan memang terbukti dengan adanya yang namanya sindrom Oedipus Compleks.
Juga kan memang terbukti dengan adanya yang namanya sindrom Oedipus Compleks.
Apalagi
Irwan dan juga aku memang sayang sekali sama mama.
Ditambah usia Irwan memang sedang memasuki usia remaja yang rasa ingin tahunya tentang seks dan wanita amat tinggi.
Ditambah usia Irwan memang sedang memasuki usia remaja yang rasa ingin tahunya tentang seks dan wanita amat tinggi.
Mama yang
cantik dan seksi tersebut pasti menjadi obsesinya.
Apalagi memang lebih banyak hanya ada dia dan mama di rumah ini.
Menarik juga melihat ini dari sudut pandang ilmiah..” pikir Erni.
Apalagi memang lebih banyak hanya ada dia dan mama di rumah ini.
Menarik juga melihat ini dari sudut pandang ilmiah..” pikir Erni.
“Kemudian
faktor mama, benar dari alasan yang kupikirkan tadi, nampaknya mama memang
takut untuk menjalin hubungan dengan pria lain, mungkin mama takut sakit hati
dan kecewa..
Ooh.. bodoh banget aku.. nggak menyadari mama yang memendam luka hatinya..
Ooh.. bodoh banget aku.. nggak menyadari mama yang memendam luka hatinya..
Akhirnya
semua faktor itu bertemu dan menjadi satu..
Dari sisi Irwan memang terobsesi dengan mama dan Irwan yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya..
Dari sisi mama.. yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa, tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula.. saling bertemu.. dan mama merasa aman dan nyaman.
Dari sisi Irwan memang terobsesi dengan mama dan Irwan yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya..
Dari sisi mama.. yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa, tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula.. saling bertemu.. dan mama merasa aman dan nyaman.
Kalau
kuingat ekspresi mama yang bahagia saat kulihat malam itu yah memang benar.
Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah, karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan.. Seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Irwan dan alasan seks mama berbeda.. namun saat berpadu akan klop..!
Karena mama dan Irwan saling membutuhkan, saling melengkapi, juga melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman.. makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua..!”
Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah, karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan.. Seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Irwan dan alasan seks mama berbeda.. namun saat berpadu akan klop..!
Karena mama dan Irwan saling membutuhkan, saling melengkapi, juga melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman.. makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua..!”
Erni pun
tersenyum, nampaknya kini dia bisa berdamai dengan pikirannya dan mulai bisa
menerima kondisi yang ada secara logis.
Kini ia
sudah membulatkan pikiran dan hatinya untuk menerima dan memahami hubungan yang
terjadi antara mama dan Irwan.
Erni menyayangi keduanya dan mau mereka bahagia.
Erni menyayangi keduanya dan mau mereka bahagia.
“Hmmm..
dasar si Irwan.. ternyata dia nggak asal ngomong ya.
Salahku juga saat itu emosi.. mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Irwan dan mama.
Salahku juga saat itu emosi.. mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Irwan dan mama.
Nanti aku
perlu minta maaf sama si Irwan.
Sekarang sudah beres masalah ini..!”
Sekarang sudah beres masalah ini..!”
Lalu Erni
tersenyum nakal.
“Tapi.. sekarang saatnya aku memikirkan bagian tubuh si Irwan yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya..
Gimana rasanya memekku bila disodok perkakasnya yang besar itu..?”
“Tapi.. sekarang saatnya aku memikirkan bagian tubuh si Irwan yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya..
Gimana rasanya memekku bila disodok perkakasnya yang besar itu..?”
Siangnya aku
pulang, kudapati rumah sepi, namun mobil ada di garasi, lalu aku melihat ke
kamar kak Erni, nampak kakakku itu sedang tidur pulas.
Dan..
Wooowww..! Kulihat kak Erni tidur memakai baju tidur santai yang tipis..
Nampak BH dan CD yang membayang jelas di baliknya.
Wooowww..! Kulihat kak Erni tidur memakai baju tidur santai yang tipis..
Nampak BH dan CD yang membayang jelas di baliknya.
Sudah biasa
aku melihat mama dan kak Erni mengenakan baju tidur atau daster tipis dan mini.
Dasar kak Erni, asal banget sih.
Lalu aku berjalan ke kamar, ganti baju dan ke kamar mandi bersih-bersih.
Dasar kak Erni, asal banget sih.
Lalu aku berjalan ke kamar, ganti baju dan ke kamar mandi bersih-bersih.
Sesaat
menuju ke meja makan, kulihat ada spagheti di sana dan selembar kertas
bertuliskan..
“Makan Yang Banyak Yah.. Adikku Sayang”.
“Makan Yang Banyak Yah.. Adikku Sayang”.
“Hmmm pasti
kak Erni, mungkin ia sudah nggak marah tapi masih sungkan bicara.
Mudah-mudahan ia sudah mengerti”. Aku pun segera melahapnya.
Mudah-mudahan ia sudah mengerti”. Aku pun segera melahapnya.
Kelar makan
aku menyalakan TV dan menonton acara musik.
Sengaja aku tidak mau membangunkan kakakku, mungkin kakak capek, pikirku.
Sejam kemudian terdengar suara kak Erni memanggil dari kamar.
Sengaja aku tidak mau membangunkan kakakku, mungkin kakak capek, pikirku.
Sejam kemudian terdengar suara kak Erni memanggil dari kamar.
Aku pun
segera mematikan TV dan masuk ke kamar kak Erni, kulihat kak Erni sedang duduk
di tempat tidur, lalu menyuruhku duduk di sampingnya.
Tonjolan
tetek besar yang montok yang terbungkus BHnya terpampang jelas di balik baju
tidur tipis. Samar terlihat putingnya.
“Wan kamu
sudah pulang..? Sini sebentar dong, Kak Erni mau ngomong penting sama kamu..”
“Iya kak sudah pulang dari tadi, makasih ya sudah dimasakin, mau ngomong apa..?”
“Iya kak sudah pulang dari tadi, makasih ya sudah dimasakin, mau ngomong apa..?”
“Tentang
masalah kemarin..,”
Deg..! tubuhku agak menegang, siap mendengar apa yang kak Erni bicarakan.
Deg..! tubuhku agak menegang, siap mendengar apa yang kak Erni bicarakan.
“Memang
kenapa kak..? Mau marah lagi..?”
“Duh kamu.. dengar dulu dong kakak bicara..!”
“Iya.. iya.. silakan kakak bicara”
“Duh kamu.. dengar dulu dong kakak bicara..!”
“Iya.. iya.. silakan kakak bicara”
“Kakak sudah
berpikir, memang awalnya kakak kaget dan shock, mungkin karena dalam keadaan
marah dan emosi, kakak tidak bisa menerima penjelasan kamu, namun setelah agak
tenang kakak bisa memikirkan semuanya satu persatu.
Alasan kamu
bisa kakak terima dan pahami.
Kakak melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan mama, memang kakak harus akui mama memang kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria wajahnya.
Kakak melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan mama, memang kakak harus akui mama memang kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria wajahnya.
Jadi
teruskanlah saja hubungan itu.. kakak akan bersikap seakan tidak tahu saja di
depan mama. Maafkan kakak kemarin emosi dan marah sama kamu.”
Kak Erni
lalu mendekat dan mencium pipiku, kemudian kembali duduk.
Aku yang dari tadi diam mendengarkan, terus terang rada terkejut.. dengan cepatnya kak Erni memahami hal ini dan tidak bisa memikirkan banyak hal lagi, segera menjawab..
Aku yang dari tadi diam mendengarkan, terus terang rada terkejut.. dengan cepatnya kak Erni memahami hal ini dan tidak bisa memikirkan banyak hal lagi, segera menjawab..
“Irwan juga
minta maaf kemarin marah juga ke kakak. Kak, makasih yah kakak sudah memahami,
sungguh Irwan dan mama bahagia dengan hubungan yang sedang kami lakukan ini.
Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Irwan mau nonton TV lagi yah..!”
Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Irwan mau nonton TV lagi yah..!”
“Hei..siapa
bilang sudah selesai, kakak bilang kakak setuju dan memahami, tapi kakak belum kelar
menyampaikan semuanya.” Kak Erni mulai lagi kembali ke gaya bawel bin
ceriwisnya.
“Lho masih
ada lagi, apaan sih..?” tanyaku ga ngerti.
“Seperti kata kakak, untuk permasalahan sudah beres, dipahami dan dimengerti oleh kakak, tapi ada bagian tubuhku yang belum beres.. itu jadi syarat mutlak dariku biar semua beres..”
“Seperti kata kakak, untuk permasalahan sudah beres, dipahami dan dimengerti oleh kakak, tapi ada bagian tubuhku yang belum beres.. itu jadi syarat mutlak dariku biar semua beres..”
“Nggak
ngerti aku, sudah ngomong yang jelas saja deh.. sok misterius amat sih kakak..!”
“Oke.. kakak kasih tahu ya, memek kakak belum beres nih.. jadi kamu juga harus bikin kakak dan memeknya bahagia dan puas seperti yang kamu lakukan ke mama.. ayo entotin aku..!” tandasnya tanpa tedeng aling-aling.
“Oke.. kakak kasih tahu ya, memek kakak belum beres nih.. jadi kamu juga harus bikin kakak dan memeknya bahagia dan puas seperti yang kamu lakukan ke mama.. ayo entotin aku..!” tandasnya tanpa tedeng aling-aling.
“Apa..!?
kaget benar aku mendengar kalimat terakhir yang diucapkan kakakku
“Nggak.. nggak.. No Way kak. Lagian kenapa harus begitu syaratnya..?”
“Nggak.. nggak.. No Way kak. Lagian kenapa harus begitu syaratnya..?”
ÔÇ£Hei dasar
bandit cilik, apa kamu pikir kakak kagak kepikiran melihat kontol kamu yang
besar dan panjang itu. Biar gimanapun aku wanita, pasti terangsang melihat
panasnya pergumulan kalian semalam.
Kalau mama saja sampai merasa nikmat begitu, kakak juga mau dong.. !”
Kalau mama saja sampai merasa nikmat begitu, kakak juga mau dong.. !”
ÔÇ£Tapi itu
kan lain.. lagian mana mungkin..aku.. aku..?” suaraku terbata-bata.
“Sama mama saja kamu bisa, kenapa denganku tidak Wan..?”
“Sama mama saja kamu bisa, kenapa denganku tidak Wan..?”
“Eng.. eng..
anu.. aa.. y a pokoknya nggak bisa kak. Mama lain sama kakak..” lanjutku
terbata.
“Lain apanya? Mama punya tetek besar juga punya memek yang bisa dimasuki, aku juga sama kan..?”
“Apa kakak kurang menarik buat kamu dibanding mama, Wan..!?
“Lain apanya? Mama punya tetek besar juga punya memek yang bisa dimasuki, aku juga sama kan..?”
“Apa kakak kurang menarik buat kamu dibanding mama, Wan..!?
Kak Erni
lalu berdiri dan melepas baju tidurnya secara perlahan dengan gerakan sangat
erotis.
Kini berdiri dengan posisi sangat mengundang, hanya mengenakan BH dan CD yang ketat saja.
Kini berdiri dengan posisi sangat mengundang, hanya mengenakan BH dan CD yang ketat saja.
Teteknya
yang juga besar serasa sesak dalam BH berendanya.
Nampak samar puting susunya, lalu kulihat CDnya, nampak tebal sekali, dari sela-sela terlihat beberapa helai rambut kemaluan menyembul keluar dari pinggiran CDnya.
Nampak samar puting susunya, lalu kulihat CDnya, nampak tebal sekali, dari sela-sela terlihat beberapa helai rambut kemaluan menyembul keluar dari pinggiran CDnya.
Glek..! aku
meneguk ludahku, kontolku spontan mengeras.
Wah, bablas deh..! Kalau ceritanya sudah kayak gini, apa boleh buat.
Wah, bablas deh..! Kalau ceritanya sudah kayak gini, apa boleh buat.
Aku kan
lelaki normal, di depanku berdiri seorang wanita cantik dengan tubuh montok dan
menggiurkan, walau sulit namun aku sudah mencoba semaksimal mungkin menolaknya,
tapi dia terus menantang dan meminta untuk di-entot, nggak lucu banget kalau
aku mundur.
Well, Que
Sera-Sera, yang harus terjadi terjadilah..! Nggak bisa mundur lagi.. nggak bisa
nolak lagi..
Segera saja
aku kutarik kak Erni ke arahku, kududukkan ke pangkuanku..
Mula-mula aku mencium ringan bibirnya, tanganku dengan lincah meremas-remas teteknya yang masih dibalut BH, rasanya agak lebih keras dari tetek mama, namun sama-sama enak diremas kok. Hehe..
Mula-mula aku mencium ringan bibirnya, tanganku dengan lincah meremas-remas teteknya yang masih dibalut BH, rasanya agak lebih keras dari tetek mama, namun sama-sama enak diremas kok. Hehe..
Sesekali
tanganku menyusup ke balik BHnya, memilin-milin puting susunya yang besar dan
tegang. Tanganku yang satu lagi mulai menari-nari mengelus permukaan CDnya,
terasa penuh dan tebal.
Kuusap-usap
wilayah pangkal pahanya, ketika tanganku masuk ke dalam CDnya terasa rambut
kemaluan yang lebat pula..
Wah.. sesuai
seleraku dan ketika jariku menyentuh memeknya, kurasakan tonjolan yang agak
besar.. Ho..ho itil kak Erni rupanya berukuran agak besar dan terletak agak
keluar, segera saja kumainkan itil tersebut dengan jariku, ciuman kak Ernipun
mulai memanas.
Tangan kak
Ernipun tak tinggal diam mengurut-ngurut kontolku yang masih ada di balik
celana, cukup lama kami berposisi seperti ini, memek kak Erni sudah terasa
basah.
Lalu kusuruh
kak Erni berdiri menghadapku, kulepaskan BHnya, nampak indah sekali tetek
besarnya menggelantung..
Di tengahnya terdapat puting susu yang besar dan keras berwarna kemerahan dikelilingi lingkaran kecoklatan yang rada luas di sekelilingnya.
Di tengahnya terdapat puting susu yang besar dan keras berwarna kemerahan dikelilingi lingkaran kecoklatan yang rada luas di sekelilingnya.
Aku terpaku
terpesona, lalu tanganku membuka Cdnya..
Alamak..! Lebatnya rambut kemaluan kak Erni..!
Alamak..! Lebatnya rambut kemaluan kak Erni..!
Namun yang
mempesona adalah beda dengan rambut kemaluan mama yang berwarna hitam pekat,
rambut kemaluan kak Erni berwarna hitam agak kecoklatan, kontras dengan belahan
memeknya yang berwarna merah jambu.. kulihat itilnya memang agak besar dan
menonjol keluar, bakalan enak untuk dimainin sama kidahku.
Aku diam
beberapa saat mengagumi keindahan tubuh kak Erni.
Kurasakan kontolku sudah keras sekali, sesak banget di balik celana, meronta minta dibebaskan, segera
saja kubuka kaosku dan celanaku..
Kurasakan kontolku sudah keras sekali, sesak banget di balik celana, meronta minta dibebaskan, segera
saja kubuka kaosku dan celanaku..
Swiiinggg..!
kontolkupun mengacung dengan perkasa dan anggun, sekilas kulihat mata kak Erni
terbelalak melihatnya dan menelan ludahnya..
Segera saja kutarik tangannya dan kubaringkan tubuhnya di tempat tidur.
Segera saja kutarik tangannya dan kubaringkan tubuhnya di tempat tidur.
Sebelum
memulainya aku menanyakannya sebentar..
“Kak Erni.. ummm maaf ya, tapi kakak sudah pernah begituan sebelumnya..?” tanyaku canggung.
“Kak Erni.. ummm maaf ya, tapi kakak sudah pernah begituan sebelumnya..?” tanyaku canggung.
“Aduh Wan..
Wan, kalau aku belum pernah, mana berani aku nantangin kamu dan kontolmu itu.
Ada-ada saja kamu.
Oh iya.. kamu nanti nggak usah takut, keluarin saja di dalam, aku minum pil KB secara rutin kok.”
Ada-ada saja kamu.
Oh iya.. kamu nanti nggak usah takut, keluarin saja di dalam, aku minum pil KB secara rutin kok.”
Tidak
terlalu kaget sebenarnya aku, mengetahui kak Erni sudah tidak perawan lagi,
dengan siapa yah dia melakukannya..?
Hoi..hoi stop dong mikirnya, situasi enak begini kok masih mikir terus.. ayo balik lagi ke rejeki yang sudah pasrah di depanmu.
Hoi..hoi stop dong mikirnya, situasi enak begini kok masih mikir terus.. ayo balik lagi ke rejeki yang sudah pasrah di depanmu.
Aku segera
memulai permainan ini, kak Erni terlntang dengan pasrahnya, kali ini aku mulai
dari wilayah memeknya, karena aku penasaran banget sama itil kak Erni yang
menojol besar itu.
Mula-mula
kuciumi perutnya, lalu menjilati rambut kemaluannya yang berwarna agak
kecoklatan, tak lama aku arahkan mulut dan lidahku ke bawah sedikit, terdiam
sebentar menatap keindahan memek kak Erni yang tebal dan kemerahan..
Kusapukan
lidahku dengan rakus pada permukaan memeknya, kusodok-sodok lubang memeknya
dengan ujung lidahku, puas, aku mulai menuju itilnya yang membuatku penasaran,
kali ini kumainkan dulu dengan menjepit dan mengelus-ngelusnya dengan jari
telunjuk dan jempolku, nampak badannya bergetar penuh kenikmatan..
Lidahku
mulai beraksi, kujilat ke kiri kanan, atas bawah, sekali-kali kugigit dengan
lembut dan penuh rasa gemas, kuemut-emut perlahan dengan mulutku, nampak sekali
kak Erni merasa ser-seran saat itilnya kumainkan, sengaja aku lama bermain
dengan itilnya, karena terus terang saja aku menyuka bentuknya yang menonjol
keluar dan besar itu, amat pas dan enak dimainkan oleh lidahku..
Tidak berapa
lama, memek kak Erni tampak basah sekali dan desahan serta geliat badannya
semakin liar, nampaknya orgsmenya sudah dekat, kupercepat jilatan lidahku pada
iilnya dan dengan satu desahan nikmat yang sangat erotis terdengar, kak Erni
merayakan orgasme perdananya dari diriku.
Terasa hangat dan agak asin di mulutku.
Terasa hangat dan agak asin di mulutku.
Akupun
segera menaikkan badanku, kali ini aku lahap tetek besarnya yang montok itu
dengan buas, lidahku dengan professionalnya memainkan puting susunya, tangan
kak Ernipun kini tidak mau tinggal diam, ia mulai meraih kontolku,
diremas-remas lebut sambil dikocok-kocok..
Ugh.. lembut sekali tangan kak Erni. Makin ganas saja aku melumat teteknya.
Ugh.. lembut sekali tangan kak Erni. Makin ganas saja aku melumat teteknya.
“Wan.. sabar
dikit dong, jangan nafsu gitu ah, aku kewalahan nih.”
“Habis tubuh kakak amatlah berbahaya.. bagi jiwa dan kontolku, terlalu nafsuin.”
“Huh.. dasar, sempat-sempatnya merayu, sini dekatin kontol kamu.”
“Habis tubuh kakak amatlah berbahaya.. bagi jiwa dan kontolku, terlalu nafsuin.”
“Huh.. dasar, sempat-sempatnya merayu, sini dekatin kontol kamu.”
Tanpa pakai
lama segera kudekatkan kontolku ke arah mulutnya, kak Erni diam sejenak,
mengagumi sepenuh hati, lalu lidahnya mulai bergerak..
Mula-mula
hanya menjilati secara perlahan kepala kontolku, tangannya mengelus dan meremas
lembut bijiku. Lalu lidahnya makin bergerak cepat menjilat batng kontolku,
memainkan dan menggelitik titik-titik sensitif di kontolku dengan lidahnya,
perlahan tapi pasti mulutnya mulai mengulum kontolku, dihisap dan
diemut-emutnya.
Memang kalau
aku bandingkan, untuk urusan Oral, mama lebih hebat, kak Erni masih kalah jam
terbang, aku tidak mau bilang tidak ahli, tapi kalah jam terbang, karena kalau
jam terbangnya sudah tinggi, pasti bisa seenak Oralnya mama.
Namun
permainan lidah kak Erni jauh lebih enak dari mama, lidahnya bergerak terus
tanpa henti dan benar-benar mampu menggelitik kontolku dengan nikmat. Aku hanya
mampu mendesah dan meremas-remas rambutnya saja.
Lidahnya
menyapu seluru kontolku dengan sangat agresif.
Matanya terus menatap mataku saat melakukan oral, membuat makin nafsu saja pada diriku.
Tidak berapa lama kak Erni sudah nggak tahan untuk merasakan memeknya dimasuki sama kontolku.
Matanya terus menatap mataku saat melakukan oral, membuat makin nafsu saja pada diriku.
Tidak berapa lama kak Erni sudah nggak tahan untuk merasakan memeknya dimasuki sama kontolku.
Dia segera
memposisikan pinggulnya di atas kontolku wajahnya menghadap ke arahku yang
sedang berbaring.
Perlahan-lahan
diturunkan pinggulnya, lubang memeknya dia lebarkan dengan menariknya sedikit
dengan jari-jarinya..
Kepala
kontolkupun mulai memasuki lubangnya..
Agak sulit sedikit, karena lubangnya masih agak sempit..
Agak sulit sedikit, karena lubangnya masih agak sempit..
Setelah
berusaha dengan telaten, kontolku mulai masuk.. pelan tapi pasti.
Kulihat badannya agak bergetar saat akhirnya kontolku benar-benar sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya.
Kulihat badannya agak bergetar saat akhirnya kontolku benar-benar sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya.
Tidak
langsung ia goyangkan, ia diamkan dulu, sepertinya ingin membiasakan diri
dahulu, lalu perlahan kakinya yang dalam posisi jongkok mulai ia lebarkan dan
kak Erni mulai menaik-turunkan pinggulnya, memompa kontolku dengan irama yang
konstan.
Lubang
memeknya masih terasa agak sempit, mungkin karena belum terlalu sering
digunakan dan juga belum pernah melahirkan.
Aku yang
terbaringpun benar-benar menikmati pemandangan saat memeknya memompa kontolku
dengan jelas.
Teteknya
bergoyang-goyang dengan sangat merangsang, aku naikkan sedikit kepalaku dan kak
Ernipun paham, dia condongkan badannya ke arahku, segera saja aku lumat tetek
dan putingnya dengan mulutku, Goyangan kak Erni makin cepat.
Satu hal
yang pasti memek kak Erni memang terasa lebih dan mudah becek daripada memek
mama, namun itu justru makin menambah kenikmatan kontolku, yang bisa bergerak
dengan leluasa dan bebas dalam lubangnya yang agak sempit.
Mungkin
semua itu karena pengaruh itilnya yang menonjol keluar, jadi setiapkali kontol
bergerak keluar masuk, otomatis itil itu akan ikut tergesek dan terelus oleh
batang dan kepala kontol, tentu saja rasa geli-geli enak akan lebih sering
dinikmati kak Erni, yang akhirnya membuat memeknya jadi cepat basah karena
frekuensi kenikmatan yang besar yang diterima itilnya ÔÇôSok tahu dikitlah si
IrwanÔÇô.
Aku
benar-benar senang dengan keputusan kak Erni mengajakku bersetubuh dengannya.
Lumayan lama kak Erni bergoyang di atas kontolku, akhirnya aku memutuskan untuk gantian, kini aku yang pegang kendali.
Lumayan lama kak Erni bergoyang di atas kontolku, akhirnya aku memutuskan untuk gantian, kini aku yang pegang kendali.
“Kak,
sudahan dong, ganti posisi.”
“Yah Wan lagi enak nih, itil kakak lagi nikmat.”
“Yah Wan lagi enak nih, itil kakak lagi nikmat.”
“Nggak ah..
ganti gaya deh, jangan takut itil kakak akan merasa kenikmatan yang sama.”
“Yah sudah kalau beg.. begitu.”
“Yah sudah kalau beg.. begitu.”
Kak Ernipun
segera menghentikan goyangannya dan mencabut kontolku dari lubang memeknya. Aku
segera bangkit, membelakangi kak Erni, kusuruh kakak nungging, namun tanganya
kusuruh memegang kepala ranjang.
Belahan
memeknya terlihat merah mengundang, langsung saja kusodok memeknya dari
belakang. Kupompa kontolku dengan semangat tinggi..
Sesekali kak
Erni ikut menggoyangkan pantatnya mengimbangi sodokanku..
Tanganku meremas tetek besarnya yang menggantung, sesekali kuremas dengan gemas pantatnya. Kusodok kak Erni dengan kuat, sehingga saat kontolku amblas sampai dalam, perutku menempel di belahan pantatnya.
Tanganku meremas tetek besarnya yang menggantung, sesekali kuremas dengan gemas pantatnya. Kusodok kak Erni dengan kuat, sehingga saat kontolku amblas sampai dalam, perutku menempel di belahan pantatnya.
“Oh.Yeaahh..
Ooooh.. Jan gan berhenti Wan..!”
“Ughhhhh.. Enaaaakk.”
“memek kakak benar-benar kammmuuu hajar niihhhh.”
“Nikmati saja Kak.”
“Ughhhhh.. Enaaaakk.”
“memek kakak benar-benar kammmuuu hajar niihhhh.”
“Nikmati saja Kak.”
Posisi
nungging kak Erni benar-benar membuat kontolku keenakan, rasanya amat lancar
memompa lubang memeknya..
Tangankupun mulai nakal, memainkan lubang pantat kak Erni, kutusuk-tusukan jariku ke lubang pantatnya dan kak Erni makin kencang saja mendesah.
Desahan kak Erni itu benar-benar seksi dan amat merangsang nafsuku.
Tangankupun mulai nakal, memainkan lubang pantat kak Erni, kutusuk-tusukan jariku ke lubang pantatnya dan kak Erni makin kencang saja mendesah.
Desahan kak Erni itu benar-benar seksi dan amat merangsang nafsuku.
Kak Erni
benar-benar pasrah kedua liangnya dimainkan oleh aku.
Nafas kak Erni makin memburu dan kulihat tubuhnya mulai agak mengejang, benar saja tak lama berselang kakakku mengalami orgasme lagi.
Nafas kak Erni makin memburu dan kulihat tubuhnya mulai agak mengejang, benar saja tak lama berselang kakakku mengalami orgasme lagi.
Aku segera
mencabut kontolku, segera kak Erni kutarik perlahan dan kusuruh berbaring, sekarang
aku hajar memeknya dengan posisi biasa, aku di atas.
Terasa
kontolku membelai itilnya setiapkali bergerak, aku makin bernafsu, kali ini aku
pompa kontolku secepatnya, tanpa mempedulikan kak Erni yang berteriak-teriak
karena terlalu merasa nikmat dengan kontolku.
Kontolku
terasa berdenyut-denyut, nampaknya sudah mau muntah, maka segera saja kutindih
kakakku dan kupeluk dengan amat kuat, seiringan pompaan terakhir..
Croot..
crooooot.. crot..!
Kontolku memuncratkan sperma yang cukup banyak ke seluruh liang memek kak Erni..
Kak Erni agak bergetar saat spermaku menyemprot kuat dalam dinding-dinding memeknya.
Kontolku memuncratkan sperma yang cukup banyak ke seluruh liang memek kak Erni..
Kak Erni agak bergetar saat spermaku menyemprot kuat dalam dinding-dinding memeknya.
Aku terkulai
lemas, diam sesaat menikmati rasa enak ini.
Kak Ernipun membelai-belai punggungku yang sedang menindihnya.
Lama kami terdiam dalam posisi ini, lalu aku segeri menggulingkan tubuhku, berbaring sejajar dengannya.
Kak Ernipun membelai-belai punggungku yang sedang menindihnya.
Lama kami terdiam dalam posisi ini, lalu aku segeri menggulingkan tubuhku, berbaring sejajar dengannya.
Kak Erni
menoleh ke arahku dan tersenyum..
“Pantas saja mama tidak menolak dan doyan kamu entotin Wan, gila sampai lemas aku karena puas dan nikmat disodok sama kontol kamu.”
“Aku juga sama kak..!”
“Pantas saja mama tidak menolak dan doyan kamu entotin Wan, gila sampai lemas aku karena puas dan nikmat disodok sama kontol kamu.”
“Aku juga sama kak..!”
“Kamu jauh
lebih hebat dan lebih tahan daripada pacarku.. sampai rontok rasanya badanku.”
“Makanya kakak harus lebih giat lagi melatih pacar kakak..!”
“Makanya kakak harus lebih giat lagi melatih pacar kakak..!”
“Ah..
ngeledek saja kamu.”
“Ngomong-ngomong kakak sering ya ngentot sama pacar kakak..?”
“Ngomong-ngomong kakak sering ya ngentot sama pacar kakak..?”
“Mau tahu
ajaaa deh kamu. Tapi biar deh kakak kasih tahu ke kamu.
Kakak pacaran dengan Indra sejak kelas 2 SMA dan tetap awet sampai sekarang, mulai dari pertamakali melakukan sampai sekarang dengan dia saja.
Pertamakali melakukan karena kami memang sama-sama menginginkannya, tidak ada keterpaksaan. Jadi bisa dibilang nakal dan pengalamanku semuanya kulakukan bareng dia walau tidak terlalu sering.”
Kakak pacaran dengan Indra sejak kelas 2 SMA dan tetap awet sampai sekarang, mulai dari pertamakali melakukan sampai sekarang dengan dia saja.
Pertamakali melakukan karena kami memang sama-sama menginginkannya, tidak ada keterpaksaan. Jadi bisa dibilang nakal dan pengalamanku semuanya kulakukan bareng dia walau tidak terlalu sering.”
“Tapi
sekarang tambah pengalaman ya sama aku kak..hehehe.”
“Dasar anak bandel, kamu sendiri mana pacarnya Wan..!?
“Wah belum tahu deh kak, aku belum merasa perlu sih, kan aku sudah ada pacar yaitu mama.
Apalagi sekarang aku punya pacar lagi yaitu kak Erni, aku makin nggak merasa perlu deh
cari pacar yang lain.”
“Dasar anak bandel, kamu sendiri mana pacarnya Wan..!?
“Wah belum tahu deh kak, aku belum merasa perlu sih, kan aku sudah ada pacar yaitu mama.
Apalagi sekarang aku punya pacar lagi yaitu kak Erni, aku makin nggak merasa perlu deh
cari pacar yang lain.”
“Duuhhh kamu
ini.. serius dikit dong, kamu tahu nggak kakak percya kamu tuh nggak bakalan
kesulitan cari pacar, wajah kamu oke, badan kamu bagus, ditambah sekarang kakak
jyga baru tahu, kamu juga pintar.. “
“Pintar
apaan kak..!?
“Pintar bikin perempuan puasssss..!”
Kamipun tertawa dengan candaan kami.
“Pintar bikin perempuan puasssss..!”
Kamipun tertawa dengan candaan kami.
Aku masih
tidak percaya bahwa aku baru saja menyetubuhi kak Erni, setelah masalah yang
terjadi saat kakak marah mengetahui hubungan yang kulakukan dengan mama,
rasanya tidak akan pernah terpikir olehku kemungkinan kakak malah minta aku
setubuhi.
Dia yang
minta lho bukan aku.
Ah wanita kadang memang aneh, bisa marah, tapi tetap punya penasaran juga melihat kontol yang besar.
Ah wanita kadang memang aneh, bisa marah, tapi tetap punya penasaran juga melihat kontol yang besar.
Lalu kak
Erni mulai bicara kembali..
“Wan, kakak senang dengan keputusan kakak meminta kamu ngentot sama kakak, kamu boleh melakukannya lagi, kakak akan dengan senang hati meladeni kamu, kamu hanya tinggal bilang saja.”
“Wan, kakak senang dengan keputusan kakak meminta kamu ngentot sama kakak, kamu boleh melakukannya lagi, kakak akan dengan senang hati meladeni kamu, kamu hanya tinggal bilang saja.”
“Tapi ini
menjadi rahasia kita berdua ya, mama jangan sampai tahu, bukan apa-apa, kita
tidak boleh merusak kebahagiaan mama Wan.
Biarkan mama menikmati kebahagiannya, aku takut mama akan marah dan kecewa kalau sampai mama tahu bahwa kita juga punya hubungan.”
Biarkan mama menikmati kebahagiannya, aku takut mama akan marah dan kecewa kalau sampai mama tahu bahwa kita juga punya hubungan.”
“Iyalah kak,
tenang saja, aku tidak akan bilang, lagian kalau mama marah, aku yang rugi
dong, bisa-bisa kehilangan memek mama yang enak..”
“Deh ni anak, dasar pemikirannya kagak jauh dari memek deh.. !”
dong, bisa-bisa kehilangan memek mama yang enak..”
“Deh ni anak, dasar pemikirannya kagak jauh dari memek deh.. !”
Lumayan lama
kami berbaring dan berbicara sambil bergurau dengan cerianya.
Tak lama kak Erni bangun dan menuju meja riasnya terus membuka lemari bajunya, aku hanya memperhatikan saja punggungnya yang sedang berjalan, tidak melihat apa yang dia lakukan.
Tak lama kak Erni bangun dan menuju meja riasnya terus membuka lemari bajunya, aku hanya memperhatikan saja punggungnya yang sedang berjalan, tidak melihat apa yang dia lakukan.
Tak lama dia
kembali, di tangannya dia membawa baby oil dan selimut kain yang panjang, belum
paham aku maunya, lalu ia berdiri di pinggir ranjang dan tersenyum dengan amat
nakalnya dan berkata..
“Masih ada
waktu banyak sebelum mama pulang, ronde berikutnya bisa segera dimulai
adikku sayang..?”
Tentu saja, aku pun kembali bergairah.
adikku sayang..?”
Tentu saja, aku pun kembali bergairah.
Kak Erni
naik ke atas ranjang, melebarkan selimut di atas ranjang, ukurannya cukup besar,
dia bilang buat tatakan.
Dia segera
membuka baby oil dan menuangkan isinya sedikit demi sedikit ke.. teteknya yang
besar dan montok itu, lalu tangannya mengusap dan meremas tetek yang kini
nampak berkilau dan seksi dalam balutan licinnya baby oil.
Aku masih
melihat saja, menikmati adegan yang sedang kakakku lakukan.
Dia mainkan teteknya yang kini amat licin, sehingga sering melejit lejit nakal saat tangannya memainkannya.
Dia mainkan teteknya yang kini amat licin, sehingga sering melejit lejit nakal saat tangannya memainkannya.
Ughhh..
kontolku jadi keras seketika, tanpa diminta ku segera berpartisipasi ikut
bermain dengan teteknya. Enak rasanya memegang tetek besarnya yang licin, walau
kita remas kuat, tak perlu khawatir kak Erni merasa sakit, karena tetek itu
akan melejit liar kalau kita remas kuat, kumainkan juga putingnya, kupilin
dengan jariku, namun fokusku tetap meremas dan memijit tetek kak Erni.
Kak Erni
menikmati sekali sentuhan tanganku pada teteknya, kepalanya agak menengadah ke
atas dan mulutnya mendesah.
Sebenarnya
aku mau mulai menjepitkan kontolku di antara teteknya itu, namun kakakku ini
nampaknya masih mau aku bermain-main dengan tubuh montoknya, ia pun segera
membalikkan badannya, tengkurap dan menyuruhku meminyaki punggung dan
pantatnya.
Kumulai dari
punggungnya, kubelai dan kuusap dengan lembut, memijatnya, kakak nampak rileks
dan nyaman..
Lalu aku
menuju ke arah pantatnya, kuremas-remas pantatnya yang licin karena minyak itu,
gemas sekali aku sama pantatnya yang seksi itu, jariku bergantian mengelus
belahan memeknya dan area sekitar lubang pantatnya, hanya mengelus saja, untuk
memberikan rasa nyaman.
Lama aku
mengusap dan meremas-remas daerah pantatnya, lalu kak Erni kusuruh berbalik,
kutuang baby oil ke wilayah memeknya, kuusap selangkangannya, mengelus bagian
luar memeknya dengan jarinya, lalu memainkan rambut kemaluannya.
Rambut
kemaluannya yang lebat kini nampak tebal menggumpal karena baby oil.
Sungguh pemandangan yang terasa erotis.
Sungguh pemandangan yang terasa erotis.
Setelah itu
kembali aku naik ke arah dadanya, kuusapi lengannya, daerah sekitar keteknya
yang ditumbuhi bulu ketek yang sedikit dan jarang, lalu kembali memijat-mijat
teteknya dengan gerakan tangan melingkar, putingnya yang merah agak kecoklatan
mengacung, mengkilat karena minyak.
Puas dengan
semua aku segera memposisikan diri agar bisa meletakkan kontolku gtepat di
tengah tetek besar tersebut.
“Wan, gaya apa
lagi nih..?”
“Lho, kakak memang belum pernah seperti ini..istilahnya sih Titfish..?” tanyaku agak heran.
“Lho, kakak memang belum pernah seperti ini..istilahnya sih Titfish..?” tanyaku agak heran.
“Belum
pernah..!”
Wah bego amat pacar kakak nggak mau memanfaatkan tetek sebesar dan semontok ini..”
Wah bego amat pacar kakak nggak mau memanfaatkan tetek sebesar dan semontok ini..”
“Habis dia
nggak pernah minta gaya begini sih. Memang enak Wan..???”
“Enak banget
kak, rasain saja sendiri ya, nanti kakak praktekin juga sama pacar kakak.
Dijamin nanti dia mau lagi deh. Sekarang kakak dekap pinggiran tetek kakak yang kuat, biar
bisa mencengkram kontolku..!”
Dijamin nanti dia mau lagi deh. Sekarang kakak dekap pinggiran tetek kakak yang kuat, biar
bisa mencengkram kontolku..!”
Lalu aku
segera memaju-mundurkan pantatku, rasa nikmat yang kurasakan sangat terasa
karena tetek kak Erni yang sudah licin berminyak itu membuat gerakan kontolku
menjadi lancar dan membuat kepala kontolku terasa geli-geli enaksetiap
bergesakkan.
Sesekali aku
mendongakkan kepalaku ke atas sambil mendesah.
Kak Ernipun nampaknya mulai merasakan enaknya gaya ini, sepertinya teteknya merasa nyaman dengan sodokan kontolku, lidahnya beraksi menjilat kepala kontolku saat gerakanku maju ke depan, sesekali aku berhenti agar ia bisa memainkan dan mengulum ujung kontolku.
Kak Ernipun nampaknya mulai merasakan enaknya gaya ini, sepertinya teteknya merasa nyaman dengan sodokan kontolku, lidahnya beraksi menjilat kepala kontolku saat gerakanku maju ke depan, sesekali aku berhenti agar ia bisa memainkan dan mengulum ujung kontolku.
Kedua puting
susunya terus aku mainkan, kupilin-pilin, sehingga makin terasa mengeras dan
membesar secara maksimal. Nikmat sekali melakukan gaya ini dengan tetek besar
yang sudah diminyaki baby oil. Namun aku tidak mau mengalami klimaks di sini.
Segera saja aku memberi tanda bahwa aku berniat berhenti dan mengganti gaya..
Namun kak
Erni sudah berbicara duluan..
“Wan sodok aku dari pantat ya..”
“Boleh saja, memang kakak senang main belakang ya..?”
“Wan sodok aku dari pantat ya..”
“Boleh saja, memang kakak senang main belakang ya..?”
“Dulu
sebelum aku melepas keperawananku, biasanya aku hanya memperbolehkan pacarku
memasuki lubang pantatku saja.”
“Hebat.. ternyata kakak nakal juga yah.. ya sudah kakak tetap berbaring saja deh..”
“Hebat.. ternyata kakak nakal juga yah.. ya sudah kakak tetap berbaring saja deh..”
Kak Erni
menyempatkan mengulum kontolku dulu sebentar, lalu mengolesinya dengan baby
oil, tak ketinggalan ia siramkan baby oil ke daerah lubang pantatnya.
Aku segera
memiringkan sedikit posisi badan kak Erni, kakinya kuangkat satu ke atas dan
kutempelkan di dadaku dengan kedua tanganku mengapit kaki tersebut.
Aku segera
mengarahkan kontolku ke lubang pantatnya, kak Erni sudah siap dengan
melebarkannya dengan jarinya, karena sudah biasa dan juga sudah licin dengan
baby oil, mudah saja kontolku menerobos lubang pantatnya.
Kak Erni
nampak agak mengernyit, akupun segera memulai pompaanku, sempit dan enak
rasanya.. Kupompakan kontolku dengan ritme agak pelan, sementara jari kak Erni
mulai beraksi memainkan itilnya sendiri, membuat nafsuku makin bertambah.
Pompaanku
mulai kupercepat karena lubang pantatnya kurasakan kini mulai melebar dan makin
memperlancar gerakanku.
Desah nafas dan erangan kak Erni mulai terdengar.
Kulihat ke arah wajahnya, matanya merem melek dan dari bibirnya kerap terdengar desahan nikmat yang erotis, nampaknya kak Erni merasa sedang di awang-awang.
Jarinya makin cepat memainkan itilnya..
Hmm, aku tak pernah membayangkan kalau ternyata kakakku juga panas dalam urusan seks.
Desah nafas dan erangan kak Erni mulai terdengar.
Kulihat ke arah wajahnya, matanya merem melek dan dari bibirnya kerap terdengar desahan nikmat yang erotis, nampaknya kak Erni merasa sedang di awang-awang.
Jarinya makin cepat memainkan itilnya..
Hmm, aku tak pernah membayangkan kalau ternyata kakakku juga panas dalam urusan seks.
“Wan..
Oughhh.. kontol kamu sama enaknya di lubang memek atau pantattt.. !”
“Sama, Kak Erni jugaa..!”
“Sama, Kak Erni jugaa..!”
“Aaahhh..Ssshhh..
Oohhh.. ter ussss Wan..!”
“Nggak perlu disuruhhh kok kak..”
“Nggak perlu disuruhhh kok kak..”
Aku makin
semangat saja, namun aku sempatkan sebentar menyodok memeknya sesaat, lalu
kembali berkonstrasi menyodok lubang pantatnya..
Permainan
kami kali ini sudah berlangsung cukup lama, tubuh kami mulai berkeringat, namun
tidak mengurangi gairah kami, aku kini memompakan kontolku dengan cepat dan
bertenaga, kak Ernipun mendesah semakin kuat, pinggulnya bergetar setiap
kontolku menyodok ke dalam lubang pantatnya.
Itil kak
Erni terlihat semakin besar saja di mataku, makin asik dilihat karena jari kak
Erni memainkannya dengan terampil.
Pinggul kak
Erni kurasakan mulai terangkat sedikit dan badannya mulai agak mengejang dan
seiring desahan yang kuat kak Erni mendapatkan orgasme, memek kak Erni terlihat
makin memerah karena lama dimainkan.
Sodokan dan
goyanganku kini kulakukan secara maksimal, akupun mulai merasakan denyut denyut
nikmat di kontolku dan menyemburlah cairan spermaku membasahi lubang pantat kak
Erni.
Segera aku
terdiam sesaat sambil tetap memegang kaki kak Erni yang menempel di dadaku.
Lalu aku segera mencabut kontolku dan berbaring di sampingnya.
Setelah lama terdiam aku memulai percakapan.
Lalu aku segera mencabut kontolku dan berbaring di sampingnya.
Setelah lama terdiam aku memulai percakapan.
“Kak, jujur
saja aku tidak pernah bermimpi atau berniat bisa melakukan hal ini sama kakak,
bukan karena kakak tidak menarik, aku mungkin sulit menjelaskan, namun yang
pasti aku tidak pernah bermimpi kalau akhirnya akan seperti ini.”
“Kakak juga
sama Wan, mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Sedikit aneh dan tidak
terduga.”
“Betul kak, makasih ya kak.”
“Betul kak, makasih ya kak.”
“Aku juga
makasih Wan. Nampaknya liburan kali ini benar-benar bagus dan menyehatkan
jasmaniku. Pokoknya selama aku masih di sini kamu harus terus menservis aku
dengan kontolmu itu ya adikku sayang.”
“Waduhhh..
bisa-bisa gempor kakiku harus meladeni kakak dan mama yang sama-sama doyan.
Mana kakak liburannya masih 3 minggu lagi.. duh lembur terus deh..!”
“Aku bisa
kompromi kok Wan, jatahku dari kamu pulang sekolah sampai mama pulang.
Saat malam aku mau kamu melayani dan membahagiakan mama.”
Saat malam aku mau kamu melayani dan membahagiakan mama.”
Kamipun lalu
berciuman dengan hangat dan mesra, lalu aku membantu kakak merapikan ranjangnya
kembali dan bersiap menyambut mama pulang.
Saat makan
malam mama menyadari aku dan kakak sudah akrab kembali dan mengatakan bahwa ia
senang karena kami sudah rukun dan tidak marahan lagi.
Malamnya aku bisa dengan bebas dan tidak perlu khawatir untuk memuaskan mamaku.
Malamnya aku bisa dengan bebas dan tidak perlu khawatir untuk memuaskan mamaku.
Selama 3
hari semua berlangsung begitu, siang jatah kakak, malam mama, namun setelah itu
aku mulai keluar dari jadwal itu, malamnya aku “bolos” dari mama dan malah
kembali menggarap kakakku.
Mama tidak curiga karena dia pikir karena ada kakak.. jadi aku berhati-hati, sementara pada kakak kubilang sengaja tidak ke kamar mama.. aku harus membuat mama berpikir bahwa aku juga berhati-hati saat ada kakak di rumah.
Mama tidak curiga karena dia pikir karena ada kakak.. jadi aku berhati-hati, sementara pada kakak kubilang sengaja tidak ke kamar mama.. aku harus membuat mama berpikir bahwa aku juga berhati-hati saat ada kakak di rumah.
Pada
akhirnya untuk hari-hari selanjutnya memang aku tetap, melakukan dengan mamaku,
namun frekuensi saat malam hari mulai bertambah ke kamar kakak.
Yah.. kalau
mau jujur semua kulakukan mungkin karena aku baru-baru ini saja melakukan
hubungan seks dengan kakakku jadi wajar saja masih penasaran sama tubuh kakak.
Akhirnya aku
merasa tidak nyaman dengan situasi ini, juga karena aku tidak enak berbohong
sama mama.
Aku bilang
ke kakak, bahwa aku akan berterus terang ke mama.. tentu saja kakak menolak
niatku.
Tapi aku jelaskan juga ke kakak bahwa aku tidak nyaman berbohong ke mama.
Kedepannya aku akan terus merasa nyaman karena menyembunyikan rahasia ke mama.
Tapi aku jelaskan juga ke kakak bahwa aku tidak nyaman berbohong ke mama.
Kedepannya aku akan terus merasa nyaman karena menyembunyikan rahasia ke mama.
Setelah
berargumen aku berhail meyakinkan kakak bahwa aku bisa mengatasi situasi ini.
Kakak menyerahkan sepenuhnya ke aku untuk bicara ke mama dan memilih untuk menginap satu malam di rumah Tante Ani, adik mamaku agar aku bisa bicara dengan bebas ke mama.
Kakak menyerahkan sepenuhnya ke aku untuk bicara ke mama dan memilih untuk menginap satu malam di rumah Tante Ani, adik mamaku agar aku bisa bicara dengan bebas ke mama.
Maka malam
itu di ruang keluarga, aku siapkan mentalku untuk menjelaskan hal ini ke mama.
Tentu saja tidak mudah membicarakan hal ini ke mama, mama benar-benar marah dan tidak mengerti mengapa aku harus melakukan hubungan seks juga dengan kakak.
Tentu saja tidak mudah membicarakan hal ini ke mama, mama benar-benar marah dan tidak mengerti mengapa aku harus melakukan hubungan seks juga dengan kakak.
Kemarahan
mama paling besar karena aku dan kakak juga melakukan hubungan seks.
Bagi mama kalau kakak akhirnya mengetahui hubungan kami dan kakak marah dan tidak terima itu sudah resiko dan mama akan meminta maaf, memberi penjelasan dan alasannya serta meminta pengertian kakak.
Bagi mama kalau kakak akhirnya mengetahui hubungan kami dan kakak marah dan tidak terima itu sudah resiko dan mama akan meminta maaf, memberi penjelasan dan alasannya serta meminta pengertian kakak.
Akhirnya
dengan susah payah kuminta mama tenang dan diam dulu.
Aku sudah dengarkan kemarahan mama, jadi kini biar aku mulai menjelaskan semuanya dari awal ke mama biar mama paham.
Aku sudah dengarkan kemarahan mama, jadi kini biar aku mulai menjelaskan semuanya dari awal ke mama biar mama paham.
Aku bilang
apa yang akan kujelaskan dapat mama cek kebenarannya ke kakak.
Kujelaskan ke mama, memang saat akhirnya melihat yang terjadi malam itu, kakak marah dan tidak terima, lalu aku bertengkar dengannya dan saling beradu argumen, mempertahankan pendapat kami masing-masing, makanya kami sempat saling diam-diaman satu sama lain.
Kujelaskan ke mama, memang saat akhirnya melihat yang terjadi malam itu, kakak marah dan tidak terima, lalu aku bertengkar dengannya dan saling beradu argumen, mempertahankan pendapat kami masing-masing, makanya kami sempat saling diam-diaman satu sama lain.
Kuterangkan
ke mama semuanya yang aku dan kakak ucapkan saat pertengkaran itu terjadi.
Tentang bagaimana upayaku menerangkan alasan juga memohon pengertiannya, juga tentang bagaimana akhirnya kakak akhirnya menerima dan mau mengerti.
Sampai sini aku berhenti dan menunggu reaksi mama.
Tentang bagaimana upayaku menerangkan alasan juga memohon pengertiannya, juga tentang bagaimana akhirnya kakak akhirnya menerima dan mau mengerti.
Sampai sini aku berhenti dan menunggu reaksi mama.
Mama terdiam
sejenak, nampak berpikir, kemarahan agak berkurang dari wajahnya, lalu mama
bilang dia berterimakasih karena aku dengan segala daya upayaku bisa
menerangkan dan membuat kakakku bisa mengerti dan menerima hubungan kami.
Namun mama
menyesali karena kami terlalu ceroboh hingga kakakku bisa melihat saat kami
berhubungan seks di malam itu.
Mama lalu terdiam sejenak dan kembali teringat akan kemarahan utamanya, wajahnya mulai menegang dan mengulangi pertanyaannya:
Mama lalu terdiam sejenak dan kembali teringat akan kemarahan utamanya, wajahnya mulai menegang dan mengulangi pertanyaannya:
Kenapa kamu
harus melakukan hubungan seks dengan kakak..?
Kenapa kamu harus merusak masa depan kakakku..?
Apa dengan mama saja kamu tidak puas..?
Kenapa kamu harus merusak masa depan kakakku..?
Apa dengan mama saja kamu tidak puas..?
Kembali aku
minta mama tenang dan mendengar lanjutan keteranganku.
Kujelaskan ke mama memang akhirnya kak Erni memang bisa memahami dan menerima semua yang terjadi, namun dengan tambahan satu syarat, kak Erni juga minta untuk disetubuhi olehku.
Kujelaskan ke mama memang akhirnya kak Erni memang bisa memahami dan menerima semua yang terjadi, namun dengan tambahan satu syarat, kak Erni juga minta untuk disetubuhi olehku.
Kulihat mama
nampak terperangah saat mendengar hal itu, lalu aku lanjutkan bahwa saat itu
aku menolak dan mama harus percaya hal itu. Aku memang benar-benar menolaknya.
Aku kembali
melanjutkan keteranganku, kukatakan ke mama tentu saja sebagai lelaki wajarlah
aku juga terangsang melihat keseksian kakakku, kalau tidak aku tidak normalkan.
Sebelum aku
melakukan hubungan seks dengan kak Erni, aku terus terang ke mama bahwa kadang
nafsuku suka naik melihat keseksian kak Erni, namun tidak pernah dan memang aku
selalu mampu menahan diri.
Kenapa
akhirnya aku melakukannya juga..?
Karena saat itu situasinya lain, ada faktor kak Erni mengetahui hubungan aku dan mama, pertengkaran, akhirnya ada pengertian dan syarat darinya ditambah rangsangan yang kak Erni lakukan tentu saja aku sbagai lelaki tidak kuasa menolaknya.
Sampai sini kuhentikan kembali keteranganku.
Karena saat itu situasinya lain, ada faktor kak Erni mengetahui hubungan aku dan mama, pertengkaran, akhirnya ada pengertian dan syarat darinya ditambah rangsangan yang kak Erni lakukan tentu saja aku sbagai lelaki tidak kuasa menolaknya.
Sampai sini kuhentikan kembali keteranganku.
Mama nampak
mulai memahami situasi saat itu.
Aku mulai lagi penjelasanku, aku katakan saat aku melakukan hal itu dengan kak Erni, kak Erni juga sudah tidak perawan dan meminumpil KB secara rutin.
Sekilas kulihat kekecewaan di wajah mama saat mengetahui kondisi kak erni yang sudah tidak perawan lagi.
Aku mulai lagi penjelasanku, aku katakan saat aku melakukan hal itu dengan kak Erni, kak Erni juga sudah tidak perawan dan meminumpil KB secara rutin.
Sekilas kulihat kekecewaan di wajah mama saat mengetahui kondisi kak erni yang sudah tidak perawan lagi.
Lalu aku
jelaskan bahwa aku dan kakak tetap melakukan hubungan seks sesudahnya, karena
selain kami saling menyayangi, juga tidak munafik kami menikmatinya.
Kujelaskan juga percuma mama melarang, aku dan kakak pasti akan tetap melakukannya.
Kujelaskan juga percuma mama melarang, aku dan kakak pasti akan tetap melakukannya.
Hal ini baru
akan berhenti bila kami telah memiliki pasangan atau memang merasa sudah
saatnya berhenti, kalau dipaksa berhenti percuma, saat ini aku dan kak Erni
sedang dalam tahap awal, baru mulai, jadi sedang panas-panasnya, masih
penasaran dan ingin lebih lagi.
Sama seperti
saat awal hubungan antara aku dan mama, sulit berhenti.
Lalu aku jelaskan hal yang terpenting pada mama:
Lalu aku jelaskan hal yang terpenting pada mama:
Kejujuran
dan Perasaanku. Aku bilang ke mama, bisa saja aku dan kakak menyembunyikan
hubungan ini, resikonya mungkin suatu hari kelak mama kemungkinan juga bisa
memergoki kami.
Kak Erni
juga sama.. tidak mau mama tahu, karena tidak mau merusak kebahagiaan mama,
namun akulah yang memaksanya untuk jujur sama mama.
Kulihat mama
agak bingung dengan penjelasanku, katanya kenapa..?
Bukannya kalau kamu tidak bilang justru mama tidak akan tahu hubunganku dengan kak Erni?
Bukannya kalau kamu tidak bilang justru mama tidak akan tahu hubunganku dengan kak Erni?
Aku katakan
ke mama.. Ini masalah hati ma.
Aku selalu menganggap mama sebagai orang yang special dan kusayangi dalam hidupku..
Aku akan merasa tersiksa dan tidak nyaman selamanya kalau menyembunyikan hal seperti ini dari mama.
Aku selalu menganggap mama sebagai orang yang special dan kusayangi dalam hidupku..
Aku akan merasa tersiksa dan tidak nyaman selamanya kalau menyembunyikan hal seperti ini dari mama.
Hatiku tidak
mau aku membohongi mama, aku belum bisa menghentikan hubunganku dengan kak
Erni, namun aku juga tidak mau membohongi mama.
Sekilas
kulihat nampak wajah mama berseri mendengar penjelasan akhirku, sekilas namun
dapat kulihat. Kubilang penjelasanku sudah jelas dan selesai.
Lama mama terdiam, akupun diam juga, membiarkan mama berpikir.
Lama mama terdiam, akupun diam juga, membiarkan mama berpikir.
Akhirnya
mama berbicara..
“Terimakasih kamu sudah mau jujur dan terbuka sama mama.
Satu sisi diri mama masih belum bisa membuat keputusan dan asih bingung dengan situasi ini, tapi satu sisi yang lain mama merasa bangga karena kamu punya keberanian menjelaskan semuanya ke mama.
“Terimakasih kamu sudah mau jujur dan terbuka sama mama.
Satu sisi diri mama masih belum bisa membuat keputusan dan asih bingung dengan situasi ini, tapi satu sisi yang lain mama merasa bangga karena kamu punya keberanian menjelaskan semuanya ke mama.
Mama yakin
kamu sangat menyayangi mama, karena kalau kamu tidak sayang, mana mungkin kamu
akan merasa tersiksa dan tidak nyaman hatinya, kamu merasa seperti itu karena
kamu sayang dan tidak mau mengkhianati mama, untuk masalah yang itu mama sudah
paham dan mengerti.”
“Irwan lega
karena bisa jujur sama mama. Irwan mau hubungan Irwan sama mama didasari
kejujuran juga ma.”
“Kamu benar-benar mulai menjadi lelaki sejati Irwanku tersayang.”
“Terimakasih ma.”
“Biarkan mama sendiri malam ini ya, mama perlu tenang untuk berpikir lebih jauh Wan.”
“Baik ma.”
“Kamu benar-benar mulai menjadi lelaki sejati Irwanku tersayang.”
“Terimakasih ma.”
“Biarkan mama sendiri malam ini ya, mama perlu tenang untuk berpikir lebih jauh Wan.”
“Baik ma.”
Akupun
mencium pipi mamaku, membiarkan dia sendiri untuk tenang memahami dan
memikirkan semuanya. Aku berjalan ke arah kamarku, tidak ada seks malam ini,
tapi biarlah, aku dan mama juga sedang dalam tahap baru dalam hubungan kami.
Tahap di
mana hubungan kami akan berkembang ke arah yang lebih baik, lebih matang dengan
bisa jujur dan mampu mengatasi permasalahan yang ada. Tidak lama kudengar mama
masuk ke kamarnya. Akupun akhirnya tertidur, lelap dan nyaman.
Besok
paginya hari minggu, mama dan aku libur.
Sudah kam 9 pagi dan mama masih di kamarnya, tak berapa lama kak Erni pulang.
Setelah masuk ke kamarnya untuk ganti baju, ia menghampiriku yang sedang menonton TV.
Sudah kam 9 pagi dan mama masih di kamarnya, tak berapa lama kak Erni pulang.
Setelah masuk ke kamarnya untuk ganti baju, ia menghampiriku yang sedang menonton TV.
Dia
menanyakan semuanya, aku terangkan yang terjadi semalam dan kini aku dan kak
Erni hanya perlu membiarkan mama tenang untuk berpikir.
Kami pun lalu menonton TV dan membicarakan hal-hal lainnya.
Kami pun lalu menonton TV dan membicarakan hal-hal lainnya.
Menjelang
siang mama keluar dan memanggil kami.
Aku matikan TV dan bersama kakak menghampiri mama yang sudah duduk di ruang keluarga.
Mama menunggu kami duduk, lalu memulai pembicaraan.
Aku matikan TV dan bersama kakak menghampiri mama yang sudah duduk di ruang keluarga.
Mama menunggu kami duduk, lalu memulai pembicaraan.
“Terus
terang mama memang terkejut mendengar apa yang Irwan ungkapkan semalam.
Semalaman mama tidak tidur memikirkannya. Kini mama akan coba membicarakannya dengan kalian.
Semalaman mama tidak tidur memikirkannya. Kini mama akan coba membicarakannya dengan kalian.
Pertama mama
ingin minta maaf karena mama dan Irwan mempunyai hubungan yang kami rahasiakan
dan akhirnya kamu ketahui. Mama juga berterimakasih akhirnya kamu mau mengerti
dan menerimanya.”
“Ma, mama
tidak perlu minta maaf.
Erni sudah menerima penjelasannya dari Irwan, jadi singkatnya Erni mengerti dan mau mama bahagia.”
Erni sudah menerima penjelasannya dari Irwan, jadi singkatnya Erni mengerti dan mau mama bahagia.”
“Kamu memang
sayang mama Erni.
Mama lanjutkan ya.. mama kembali ke kamu Erni, kamu dengar saja dulu ya.. terus terang sebenarnya ada kekecewaan saat mama tahu kamu sudah tidak perawan lagi, orangtua manapun mau yang terbaik untuk anaknya kan..?
Mama lanjutkan ya.. mama kembali ke kamu Erni, kamu dengar saja dulu ya.. terus terang sebenarnya ada kekecewaan saat mama tahu kamu sudah tidak perawan lagi, orangtua manapun mau yang terbaik untuk anaknya kan..?
Tapi mama
mencoba berpikir secara jernih, kamu adalah kamu, apa yang menjadi hak pribadi
kamu adalah kehendak kamu.
Mama hanya
bisa memberikan nasehat atau wejangan, namun mama tidak bisa 24 jam selamanya
memantau kegiatan kamu.
Jadi mama
bisa memahami hal itu dan cukup lega mengetahui kamu melakukan hal itu
pertamakali bukan dengan paksaan atau terpaksa tapi dengan pasangan yang kamu
percayai..
Untuk selanjutnya mama hanya minta kamu bisa bertanggungjawab atas segala resiko dan konsekwensinya.”
Mama diam sejenak, menarik nafas lalu melanjutkan pembicaraannya..
Untuk selanjutnya mama hanya minta kamu bisa bertanggungjawab atas segala resiko dan konsekwensinya.”
Mama diam sejenak, menarik nafas lalu melanjutkan pembicaraannya..
“Untuk
kalian berdua, mama kaget dan tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa akhirnya
kalian berdua melakukan hubungan seks.
Berat
menerima kenyataan itu. Namun mama berpikir secara logis, juga setelah
mendengar penjelasan Irwan, hal ini mamapun tidak bisa larang.
Semua sudah
terjadi, kalian melakukannya juga tanpa paksaan, jadi mama hanya bisa bilang
silakan kalian lakukan selama memang kalian berdua masih menginginkannya, namun
berhentilah melakukannya bila di kemudian hari salahsatu dari kalian memang
berniat berhenti.
Juga jaga
rahasia ini sebaik mungkin, apa yang terjadi antara Mama dan Irwan yang
ketahuan Erni, harus jadi pelajaran untuk berhati-hati.”
“Mama juga
tidak akan memonopoli Irwan, Irwan bebas menentukan kapan dan dengan siapa ia
ingin melakukannya, bila sedang ingin dengan mama, silakan, bila sedang ingin
dengan Erni, mama tidak akan egois, kamu juga harus bersikap yang adil ya Erni,
jangan memaksa Irwan.
Lebih baik begini tidak ada yang perlu disembunyikan.
Mama rasa itu saja, mama harap apa yang mama putuskan ini bisa memuaskan semua pihak.”
Lebih baik begini tidak ada yang perlu disembunyikan.
Mama rasa itu saja, mama harap apa yang mama putuskan ini bisa memuaskan semua pihak.”
Secara
spontan aku segera berdiri dan menghampiri mama, kukecup pipinya dan memeluknya
sambil mengucapkan terimakasih atas semuanya dan telah berlaku adil.
Kak Erni pun
menghampiri mama, memeluk dan mengecup pipinya.
Lama kami bertiga berpelukan, dalam kehangatan satu keluarga, kini semua sudah jelas dan tidak ada yang perlu disembunyikan.
Lama kami bertiga berpelukan, dalam kehangatan satu keluarga, kini semua sudah jelas dan tidak ada yang perlu disembunyikan.
Lalu mama
menyuruh kami mandi dan siap-siap makan di luar.
Kini aku dapat melakukannya dengan nyaman, tanpa perlu terikat waktu, sekarang dengan mama atau sekarang dengan kak Erni.
Kini aku dapat melakukannya dengan nyaman, tanpa perlu terikat waktu, sekarang dengan mama atau sekarang dengan kak Erni.
Kalau aku
sedang sama mama, kak Erni paham, begitu sebaliknya.
Karena kak Erni hanya pulang ke rumah pada saat-saat tertentu, maka kalau ada kak Erni di rumah, maka aku lebih banyak melakukan dengan kak Erni, mama juga menganggap hal ini wajar, karena biar bagaimanapun saat kak Erni sedang masa kuliah, mama memiliki aku setiap waktu.
Karena kak Erni hanya pulang ke rumah pada saat-saat tertentu, maka kalau ada kak Erni di rumah, maka aku lebih banyak melakukan dengan kak Erni, mama juga menganggap hal ini wajar, karena biar bagaimanapun saat kak Erni sedang masa kuliah, mama memiliki aku setiap waktu.
Kalau ada
pembaca yang bertanya, apa pernah kami main bertiga, aku akan jawab tidak.
Kalau dari aku, tentu mau dong.. kak Erni juga pasti bisa kuyakinkan, tapi kurasa mama tidak akan nyaman melakukan 3Some dengan anak perempuannya.
Kalau dari aku, tentu mau dong.. kak Erni juga pasti bisa kuyakinkan, tapi kurasa mama tidak akan nyaman melakukan 3Some dengan anak perempuannya.
Jadi..
antara aku, mama dan kak Erni tidak pernah melakukan 3Some.
Tapi jangan kecewa dulu, bukan berarti aku tidak pernah melakukan 3Some.
Tapi jangan kecewa dulu, bukan berarti aku tidak pernah melakukan 3Some.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar