Bagian 1: Mamaku Pengalaman Pertamaku
Namaku Irwan, usiaku kini 21 tahun, tinggi sekitar 175 cm,
badanku cukup athletis, karena aku rajin berolahraga.
Untuk wajah menurut teman-temanku sih cukup oke.
Aku baru saja masuk di salahsatu universitas swasta terkenal
di kota Jakarta.
Aku akan membagi kisah-kisah panasku kepada para pembaca
sekalian.
Semua pengalaman Seksku yang kulakukan bersama mamaku,
kakakku, tanteku dan juga wanita-wanita lainnya.
Mulai dari remaja lugu sampai menjadi mahir, berkat
bimbingan mamaku tercinta.
Sebelum itu aku akan ceritakan sedikit tentang keluargaku.
Pada dasarnya Keluargaku boleh dibilang berkecukupan, hal
ini selain karena kemampuan bisnis mama yang baik, juga orangtua mama
memberikan jatah warisan yang besar kepada anak-anaknya.
Jadi untuk urusan keuangan, tidak ada masalah berarti bagi
kami sekeluarga.
Mamaku, Susan, kini 41 tahun, keturunan Jawa dan ada masih
darah Belanda dari pihak ayahnya
ÔÇôWarisan kompeni duluÔÇô, menikah di usia muda, dengan
papa yang berbeda usia 12 tahunan, karena dijodohkan..
Dalam hal ini karena adanya hubungan bisnis antara orangtua
mama dan papa, kini janda, bercerai dengan papaku, saat aku berusia 12 tahun.
Kakakku Erni, 2 tahun lebih tua dariku, paling disayang sama
oma dan opaku..
Waktu kakak naik ke kelas 2 SMA diminta oleh oma dan opa
untuk melanjutkan di kota Bandung yang menjadi kediaman mereka.
Kuliahnya pun juga di kota tersebut.
Kalau lagi rajin seminggu sekali dia pulang, tapi kalau
tidak maka aku dan mama yang ke sana.
Adapun mama bercerai dengan papaku, Bambang, seorang
pengusaha yang sukses dan memiliki banyak Perusahaan dan bidang bisnis, karena
papaku menikahi simpanannya.
Mama tidak sudi dimadu.
Menurutku.. papaku itu amat sangat bodoh, meninggalkan
wanita secantik dan seseksi mamaku.
Aku amat membenci papaku, tidak pernah terlintas untuk
memaafkannya.
Sewaktu bercerai, papa memberikan rumah mewah dua lantai
kepada kami, juga memberikan uang cerai yang amat besar pada mama.
Untuk urusan biaya pendidikan, papa akan menanggung semua
biaya yang diperlukan.
Mama kemudian menggunakan uang tersebut ditambah uang yang
mama miliki untuk mendirikan Perusahaan sendiri.
Bergerak di bidang jasa, pelayaran, trading dan
eksport-import.
Kami kini hidup bertiga saja, untuk urusan rumah tangga,
mama memutuskan untuk tidak memakai tenaga pembantu, katanya buat apa, toh
tidak terlalu banyak kegiatan yang dilakukan kami bertiga, rumah juga tidak
terlalu kotor.
Untuk urusan mencuci dan setrika, untuk cuci dan setrika
mama menggaji mbak yang tinggal di dekat kompleks kami, sudah kerja tahunan
dengan kami, mama mempercayakan kunci rumah juga padanya, tidak harus datang
setiap hari.
Untuk makan, bisa membeli di luar atau mama yang akan
memasak.
Setelah bercerai, mama mencurahkan semua hidupnya untuk kami
anak-anaknya, juga untuk mengurus Perusahaan yang dikelolanya.
Ternyata otak bisnis mamaku juga oke, dalam waktu singkat
Perusahaannya berkembang pesat dan memiliki beberapa anak Perusahaan di dalam
dan luar kota.
Papaku yang brengsek itu juga suka datang menjenguk
anak-anaknya, tapi bagiku tidak ada yang special dan berkesan, ya cuma
formalitas saja.
Kami bertiga hidup saling menyayangi, aku mencintai dan
menyayangi mama dan kakakku, maklum ini mungkin karena aku merasa sebagai
satu-satunya lelaki di rumah.
Kehidupan sehari-hari berjalan biasa saja.
Saat di rumah, mama tidak terlalu memperhatikan busana,
kalau sudah pulang kerja atau saat santai, biasanya pakai daster atau baju
tidur yang seksi dan mini.
Mama tidak merasa canggung, biasa saja baginya.
Kalau sedang ganti baju juga mama sering tidak menutup pintu
kamarnya.
Mungkin karena dia pikir toh di rumah hanya ada kami saja
dan akukan juga anaknya.
Aku sih senang-senang saja dan tidak merasa aneh, maklum
saat itu aku masih lugu.
Kadang-kadang juga aku sering tidur di kamar mamaku, tentu
saja saat itu tidak ada pikiran yang macam-macam.
Mamaku sendiri sangat rajin merawat dirinya, kalau kita
lihat, usianya seakan-akan masih seperti wanita yang berusia 25 tahunan saja,
nggak kelihatan kalau anaknya sudah gadis dan perjaka.
Mama rajin melakukan yoga dan senam, juga berenang.
Kebetulan di halaman belakang rumah kami dibangun kolam yang
tidak terlalu besar, dikelilingi tembok yang lumayan tinggi serta jauh dari
tetangga.
Mamaku sendiri memiliki wajah yang cantik, rada-rada
berwajah indo, rambut panjang, tingginya sekitar 170 cm, bentuk tubuh yang
menawan, perut yang masih rata, terutama dadanya yang sangat besar, yang
kemudian aku tahu ternyata berukuran 38.
Teman-teman yang main ke rumah mengatakan mamaku sangat
seksi dan mempesona.
Kakakku Erni, juga sama, mewarisi kecantikan mama, sama-sama
berdada besar, walaupun tidak sebesar mama, tapi masih akan berkembang.
Sepertinya wanita di keluarga mama memang memiliki dada yang
besar dan aduhai, adik dan kakak mama juga sama.
Singkat cerita, 3 tahun sudah berlalu sejak perceraian
sialan tersebut, waktu itu usiaku 15 tahun hampir 16, baru kelas 1 SMA, saat di
mana memasuki masa tegangan tinggi dalam masa puberku.
Libido remaja yang gampang naik dan mulai mau tahu lebih
jauh mengenai wanita.
Aku mulai sering mengakses situs-situs porno di kamarku,
membaca majalah dan buku-buku porno, menonton film-film porno yang amat mudah
dibeli.
Apalagi kini kak Erni jarang di rumah, karena bersekolah di
kota B, yah makin seringlah aku sendirian di rumah.
Sering saat sedang berkumpul dengan teman-temanku, aku
mendengar pengalaman mereka saat melepas keperjakaan, terus terang aku juga
penasaran dan ingin sekali melakukan hal yang mereka ceritakan.
Secara keuangan aku bisa dan mampu membayar wanita
penghibur, bahkan teman-temanku juga menjanjikan akan membayarkan kalau aku
mau, tapi aku tidak mau, karena aku takut dan juga ngeri resikonya melakukan
dengan wanita penghibur.
Jujur saja, kalau sedang membuka situs porno atau menonton
BF, aku paling senang melihat wanita yang sudah dewasa, memiliki dada besar dan
memiliki bulu kemaluan yang lebat, apalagi kalau memiliki bulu ketek, ugh..
bisa gila aku membayangkannya.
Aku juga mulai menyadari bahwa aku terpesona dan amat
menginginkan mamaku, sudah melewati batas sayang anak ke mamanya, sudah
bercampur dengan perasaan erotis yang menyenangkan.
Bukannya kakakku tidak cantik dan mempesona, tapi bagiku
mama adalah sosok wanita yang sempurna, sudah matang.
Wanita dewasa yang kecantikan dan lekuk tubuhnya memancarkan
sensasi sensual tersendiri.
Perlahan tapi pasti, gairah dan hasrat di diriku semakin
berkobar, aku yang dulu memandang mamaku sebagaimana mestinya, kini mulai melihat
mamaku dari sudut pandang seorang pria.
Kini aku sering mencuri-curi kesempatan saat mama sedang
ganti baju, pura-pura duduk membaca dekat mama kalau mamaku sedang yoga, senam
atau berenang.
Kini aku mulai sering mengkhayalkan tubuh mama saat aku sedang
bermartubasi.
Selain itu aku mempunyai kegiatan baru, yaitu mengintip
mamaku yang sedang mandi, sebenarnya tidak bisa dibilang mengintip sih, kamar
mandi mamaku itu terletak di dalam kamarnya, cukup besar ukurannya..
Karena di dalamnya ada bath tub, standing shower dan
wastafel serta kaca rias yang terpisah dan saat mama mandi pintunya jarang
dikunci, cuma sedikit ditutup saja, sehingga aku cukup melihat dari celah pintu
yang terbuka.
Tidak puas, suatu hari timbul ideku untuk merekamnya, maka
aku siapkan kamera dan dengan hati-hati merekamnya.
Wah, hasil rekamannya sungguh amat indah dan memperlancar
masturbasiku.
Tapi itu belum cukup, aku masih menyimpan hasrat untuk
merasakan dan menyentuh secara langsung dan dalam hal ini aku amat terobsesi
dengan mamaku.
Aku harus mencari cara dan kesempatan untuk memiliki mamaku
seutuhnya.
Kesempatanku amat besar, karena di rumah ini hanya ada aku
dan mamaku, tinggal bagaimana aku mencari caranya.
Kalau aku pikirkan secara mendalam, setelah bercerai, mamaku
mencurahkan hidupnya untuk bekerja dan kami anak-anaknya.
Seingatku mama tidak pernah menjalin hubungan dengan pria
lain, berangkat dan pulang kerjapun selalu tepat waktu.
Kalaupun ada urusan kerja di luar kota, sebisa mungkin
mengajak kami.
Hari liburpun dihabiskan bersama kami anak-anaknya.
Apa mamaku tidak punya hasrat seks lagi? Kalau melihat
umurnya rasanya tidak mungkin.
Rasanya aku harus mencoba mencari tahu hal ini.
Biasanya kalau sudah selesai makan malam, aku dan mama
menonton TV.
Saat sedang nonton TV, biasanya aku sering menaruh kepalaku
di kedua paha mama.
Malam itu mama memakai baju tidur mini tanpa lengan berwarna
putih, dengan belahan dada yang rendah, sehingga makin menonjolkan tetek mama
yang besar tersebut, seakan tidak mampu menampung tetek yang besar tersebut.
Ugh.. ribet deh jadinya aku. Gairahku benar-benar membara,
kontolkupun sudah nyut-nyutan.
Gelisah banget rasanya. Kami menonton tanpa bersuara. Akupun
memulai percakapan.
“Ma, boleh nggak Irwan nanya sesuatu..?” kataku, sambil
membalikkan kepalaku dan badanku, kini kepalaku menatap ke arah perut mama.
“Nanya apa..?”
“Jangan marah ya Ma..,” kataku lagi
“Apaan sih, kok serius amat sih Wan..,” kata mamaku.
“Nggak, kan mama sudah lama hidup sendiri, apa nggak mau
kawin lagi ma..?” kataku.
“Ah kamu ini ada-ada saja. Nggak lah, kan mama sudah bahagia
ada kamu dan kakakmu.
Memang kenapa kamu tanya hal itu, mau punya papa baru ya..??”
canda mamaku.
“Enggak sih, cuma Irwan ingin nanya saja kok ma.”
Tiba-tiba aku mendapat ide untuk mencoba mencari kebutuhan
seks mamaku.
“Ma, jangan marah ya, memangnya mama nggak kesepian..?
Mama kan masih muda, masih punya kebutuhan biologis..,”
kataku hati-hati.
Kurasakan mamaku sedikit menegang dan terdiam sejenak.
“Wan, kok nanyanya begitu sih, maksud kamu apa..,” suara
mama sedikit naik.
“Irwan kan sudah gede ma, sudah mendapat pelajaran di
sekolah, jadi Irwan tahulah soal kebutuhan pria dan wanita akan hal itu.
Dan Irwan mau mama tahu, kalau Irwan juga menghargai semua
keinginan ma.
Mungkin dulu Irwan belum paham, tapi sekarang saat sudah
tahu, Irwan jadi memikirkan mama, kan mama juga punya hidup.” jawabku
sekenanya.
“Wan.. Wan, yang kamu pelajari itu memang benar, tapi ada
juga yang namanya perasaan dan hati nak, hidup tidak hanya dari teori pelajaran
saja, tapi juga dari pengalaman.” jawab mamaku.
“Maksudnya apa ma..?” tanyaku bingung.
“Sebagai wanita mama juga ada kebutuhan yang kamu katakan.
Tapi mama juga tidak mau kecewa lagi Wan. Cukup sudah
pengalaman pahit dari papamu itu.
Bagi mama apa yang mama jalani dan juga memiliki kamu dan
kak Erni, sekarang ini sudah cukup dan membahagiakan mama.
Dan soal masalah kebutuhan biologis mama, mama rasa bukan
masalah kamu dan masih ada kesibukan dan cara lain untuk mengatasinya” jawab
mamaku.
Suasana jadi sedikit canggung, lama kami terdiam, hanya
terdengar suara dari TV saja.
“Ma, maafin Irwan yah sudah menanyakan hal yang membuat mama
marah dan sedih.”
“Nggak apa-apa kok Wan. Mama senang karena Irwan perhatian
sama mama.”
Kembali kami terdiam, mama mengelus-ngelus kepalaku.
Aku juga diam saja, tetap dalam posisi kepala menghadap ke
tubuh mama.
Saat itu aku sedang berpikir, berarti mamaku sebenarnya
memiliki kebutuhan seks.
Tinggal bagaimana aku menciptakan situasi dan kesempatannya.
Toh saat ini cuma ada aku dan mama, kak Erni tidak di rumah.
Akupun memulai rencanaku.
Aku segera menaikkan kepalaku ke dada mamaku. Pura-pura
bermanja-manja.
“Eh, kamu ngapain Wan..?” tanya mamaku kaget.
“Irwan sayang mama, boleh nggak Irwan nenen sama mama.”
“Ah, kamu ada-ada saja, kan kamu sudah besar nak..,” mamaku
tertawa.
“Iya, tapi boleh kan Irwan nenen lagi kayak anak kecil..,”
pintaku manja.
“Nggak ah.. konyol deh kamu..,” mamaku tertawa.
“Boleh ya ma, kan selama ini nggak pernah..,” kataku sambil
berusaha mencium puting mama.
“Jangan ah Wan..,” kata mamaku berusaha dengan halus
menggeser kepalaku..
tapi aku terus saja bermanja-manja, akhirnya mamakupun
tertawa dan berkata,
“Yah sudah deh, kali ini saja ya, tumben kamu kolokan kayak
gini Wan.”
Yes, rencanaku mulai berhasil, mamapun segera menurunkan
satu tali baju tidur di bahunya, terpampanglah satu tetek mama yang besar,
padat dan masih kencang itu.
Putih dengan puting yang juga besar.
Lingkaran di sekitar pentilnya dan pentilnya berwarna coklat
kemerahan.
Aku benar-benar terdiam dan terpesona, walau sering
mengintip, tapi berbeda sekali karena kali ini aku melihat secara langsung dari
jarak dekat. Kontolku benar-benar mengeras sekali.
“Lho kok bengong, tadi katanya mau nenen..,” tegur mamaku.
“Ngg, iya.. iya ma, habisnya tetek mama besar banget, masih
kenceng lagi..,” kataku lagi.
“Ah kamu bisa aja memuji mama yang sudah berumur ini..,”
mamaku tertawa.
“Benar ma, benar-benar bagus dan mempesona..,” jawabku
jujur.
Tanganku menyentuh tetek tersebut, sungguh nyaman rasanya,
kenyal dan keras, sambil mendekatkan mulutku ke puting mama.
Lama aku mengemut puting mamaku, sementara mamaku tetap
menonton TV.
Tangan mama mengelus-ngelus kepalaku, rasanya seperti anak
kecil saja saat itu.
Aku menghisap-hisap puting mama sambil sekali-kali memainkan
lidahku.
Puting itu kini benar-benar sudah membesar dan mengeras.
Kurasakan mama mulai gelisah, tapi aku tetap melakukannya
perlahan-lahan, aku tidak mau tergesa-gesa dan membuat mamaku curiga.
Kini tanganku yang satu mulai meremas tetek mama yang satu
lagi, aku meremas dan menggenggamnya tanpa melepasnya lagi.
Lalu mama pun menurunkan tali baju tidurnya yang satu lagi,
kini benar-benar bertelanjang dada.
“Wan, nenen yang sebelah sini juga..,” kata mamaku sambil
tetap menonton TV.
Akupun segera memindahkan mulutku ke tetek mama yang satu
lagi.
Aku melakukannya tetap seperti tadi, perlahan-lahan dan
berusaha senatural mungkin, walau kontolku sudah berdenyut-denyut, tapi aku
tetap sabar.
“Ugh..,” terdengar suara mamaku pelan, duduknya pun mulai
gelisah, nafasnya mulai berat.
Aku tetap diam saja, seolah-olah tidak tahu.
Hanya kali ini aku mulai memainkan-mainkan lidahku dengan
lebih cepat di puting mama.
“Ah..,” kali ini elusan mama di kepalaku mulai berubah
menjadi sedikit menjambak pelan rambutku.
Akupun menghentikan kegiatan nenen tersebut dan langsung
mengubah posisiku menjadi posisi duduk, di sampingku mama duduk dengan dada
telanjang, kedua teteknya yang besar benar-benar menantang, dengan puting yang
dalam kondisi mengeras.
Ugh.. sabar dikit kataku dalam hati.
“Sudah dulu ma nenennya..,” kataku santai.
Sekilas aku merasa melihat raut muka mama sedikit kecewa,
namun mama bisa mengontrolnya dengan baik.
“Benar nih, memangnya sudah kenyang nenennya, Wan, katanya
mau kayak anak kecil..,” mama mencoba menetralkan dirinya dengan bercanda.
“Iya, tapi nanti-nanti boleh lagi ya ma, Irwan senang deh
bisa nenen kayak dulu.”
“Iya, iya, boleh kok, mama juga seperti mengingat kamu waktu
kecil dulu” kata mamaku lagi.
Sebenarnya aku sengaja berhenti, yang penting aku sudah
mendapat jalan masuk untuk melaksanakan niatku.
Aku pun terdiam dan menonton TV.
Mama juga menonton TV, tapi entah lupa atau disengaja, tali
baju tidurnya tidak segera ia naikkan, jadilah pemandangan tetek mama yang
indah terpampang jelas di sampingku.
Aku pura-pura saja seperti tidak ada apa-apa. kontolku
benar-benar keras sekali saat itu, karena mataku terus melirik tetek mama.
“Ma, Irwan sudah ngantuk nih, tidur duluan ya. Irwan boleh
tidur di kamar mama kan..?” tanyaku.
“Ya sudah, sana kamu duluan, iyalah boleh, biasanya juga
sering tidur di kamar mama..,” jawab mama.
Akupun segera bangun dan langsung menuju kamar mama, sambil
berjalan ke sana, aku tersenyum karena sebentar lagi nampaknya rencanaku akan
segera berhasil.
Sesampainya di kamar mama, aku segera membaringkan diri,
sambil pura-pura tidur, kontolku sudah lumayan tenang kini.
Tidak berapa lama mama masuk ke dalam kamar, mama ke kamar
mandi sebentar, lalu naik ke tempat tidur, mengecup pipiku, mengira aku sudah
tidur.
Ada sekitar setengah jam aku pura-pura tidur, aku juga tidak
terlalu yakin kalau mama sudah tidur pulas, tapi aku sudah menetapkan hati,
Inilah saatnya, sekarang atau tidak sama sekali, tidak boleh mundur lagi.
Kulihat mata mama masih terpejam.
Rencanaku, kalau aku pura-pura nenen lagi, paling mama
berpikir karena aku lagi kolokan.
Akupun mulai mendekatkan kepalaku ke arah mama yang sedang
menghadap aku.
Mula-mula aku menghisap tetek mama tanpa menurunkan tali
baju tidur mama.
Mama diam saja, tidak ada larangan.
Tangankupun mulai berani menurunkan kedua tali baju tidur
mama.
Mama diam saja, tidak ada larangan.
Kini aku menghisap tetek mama dengan bebasnya, tanganku yang
satu mulai meremas-remas dan memainkan puting tetek mama.
Mama masih terpejam, tapi kurasakan tubuhnya mulai
menggeliat.
“Ugh..Ooohh..,” terdengar mama mendesah pelan.
Aku makin bersemangat dan bergairah mendengarnya.
Mulutkupun mulai berpindah-pindah dari puting satu ke puting
lainnya.
Ada sekitar 10 menit aku memainkan tetek mamaku, dengan
kondisi mama tetap terpejam.
Tapi aku yakin mama belum tidur. Nampaknya mama
menikmatinya.
Akupun makin berani dan tangankupun mulai bergerak ke bawah
baju tidur mama, ke arah selangkangan mama.
Saat tanganku mendarat di atas celana dalamnya, tiba-tiba
tangan mama memegang tanganku dan menepisnya dengan halus.
Kini matanya tidak terpejam lagi. Mama kini dalam posisi
duduk di atas tempat tidur.
“Cukup Wan, jangan lebih dari itu.
Mama tahu dan mengerti kamu sudah besar, sudah masuk usia
remaja, mama juga paham kamu bilang mau nenen ke mama sebenarnya karena kamu
mulai ingin tahu tubuh wanita.” kata mama.
“Mama tidak keberatan kamu bermain-main dengan tetek mama,
tapi jangan lebih dari itu ya Wan..,”
kata mama lagi.
“Tapi ma, kenapa harus begitu, mama jahat, kenapa mama
seperti itu..,” aku berargumen.
“Wan, aku ini mamamu, tidak boleh kita melakukan hal yang
seperti kamu inginkan itu..,” kata mama lagi.
“Mama bohong, sebenarnya mama menikmati kan. Sebenarnya mama
juga ingin kan..?”
Aku terus menyerang pertahanan mamaku.
“Memang, tetapi hanya sampai batas itu, tidak bisa lebih
jauh lagi..,” jawab mama tenang.
“Irwan sayang mama dan mama harus tahu itu, Irwan mau
melindungi mama, tidak mau mama kecewa, juga mau mama menjadi yang pertama bagi
Irwan, mama tidak akan kecewa atau disakiti lagi, karena Irwan menyayangi dan
tidak akan pernah mau menyakiti hati mama.”
Hening sesaat, nampaknya mama terguncang mendengar
kata-kataku, mama terdiam dan menundukkan kepalanya, kulihat mama meneteskan
air matanya.
Aku terkejut dan segera bangkit, aku peluk mamaku.
“Ma, mama marah yah..?”
“Tidak sayang, mama tidak marah, justru mama bahagia, karena
Irwan menyayangi dan amat perhatian sama mama. Benar-benar tidak mau mama
kecewa lagi.”
Lalu mama juga memelukku, lama kami saling bepelukan,
kemudian mama berkata kembali,
“Mama senang dan sekaligus bingung, karena kamu memilih mama
sebagai yang pertama dalam hidupmu.
Seharusnya kamu memilih gadis lain Wan.”
“Ma, bagi Irwan, mamalah yang terbaik, mamalah yang harus
memiliki Irwan pertamakali, tidak ada penyesalan, bahkan Irwan akan merasa
bahagia ma.”
Mama masih terdiam dan tetap memelukku, sudah tidak menangis
lagi, tangannya membelai lembut kepalaku.
Aku diam saja, membiarkan mama bermain dengan pikirannya.
Lalu mama berkata kembali..
“Sebenarnya kita tidak boleh melakukan hal ini, aku mamamu
dan kamu anakku.
Garis itu tidak boleh dilanggar..”
“Tapi ma..,” aku memprotes, tetapi diam kembali karena mama
segera memotong kalimatku
“Toh yang melakukannya adalah kita, tak ada orang lain yang
dirugikan, tak ada orang lain yang disakiti, semua resiko dan tanggungjawab
adalah milik kita.”
“Jujur saja, mama juga wanita yang punya kebutuhan seks,
tapi mama takut menjalin hubungan lagi karena mama tidak mau mama dan anak-anak
mama kecewa kembali.
Kala kamu mau tahu saat hasrat mama muncul dan tak
tertahankan, mama menggunakan vibrator dan masturbasi, toh yang namanya gairah
akan hilang, kalau sudah orgasme.
Tak perlu menjalin hubungan kalau hanya untuk mengatasi hal
itu.”
“Tapi tadi saat kamu minta nenen dan memainkan puting mama,
mama mulai merasakan api gairah yang ada di dalam mama, kembali menyala, walau
awalnya ragu, namun mama yakin, dengan kamu mama tidak akan kecewa dan sakit,
kita sama-sama menyalurkan hasrat terpendam kita.”
“Mama sadar mama tidak bisa dan trauma dengan pria lain,
tapi mama tahu kalau dengan Irwan, mama tidak akan sakit, karena Irwan
menyayangi mama.
Juga lebih baik mama yang mengajari dan memuaskan
keingintahuan seks kamu daripada kamu harus melakukannya dengan perempuan
penghibur.”
Mama melepaskan pelukannya, lalu berdiri dan melepaskan baju
tidurnya.
Kini hanya bercelana dalam saja. Lalu mama berbaring.
“Wan, ingat ini hanya menjadi rahasia kita berdua, kamu
boleh memiliki mama kapanpun, namun jangan sampai kakakmu tahu.”
“Kini kamu lakukan yang kamu inginkan ke mama, jangan takut
mama akan membimbing dan mengajarimu.
Nanti kamu sendiri yang harus membuka celana dalam mama.
Puaskan mama dan dirimu.”
“Lakukan dengan santai saja Wan. Mama mau pengalaman pertama
kamu ini menjadi pengalaman yang berkesan dan indah dalam hidupmu.”
Aku yang tadi hanya terdiam, antara percaya dan tidak
percaya akan kesempatan ini, segera bergerak, aku berbaring di samping mama,
aku cium bibir mamaku, lidah mama dan lidahku bertautan dengan penuh gairah.
Tanganku mulai meremas-remas tetek mamaku, memilin-milin
puting mamaku.
Tangan mama juga tidak tinggal diam, mengelus-ngelus kontolku
dari bagian luar celana pendekku. Ugh.. nikmat sekali elusan tangan mamaku.
Kini aku mulai menciumi tetek mamaku, mengulum, menjilati
puting mama, mama menggeliat-geliat dan memeluk tubuhku.
Tangan mama mulai membantu membuka kaosku, lalu celanaku,
kini aku dalam kondisi telanjang, masih tetap menindih mama, dengan rakusnya
aku terus meremas-remas da memainkan tetek mama.
Gairahku makin meninggi melihat mama yang nampaknya
menikmati saat teteknya aku permainkan.
Tangan mama kini mengelus dan mengocok kontolku dengan
lembut.
“Wah besar juga kontolmu Wan, sebagai lelaki kamu harus
bangga.”
“Ahh.. enak ma, terus kocokin kontol Irwan ma..,” kataku di
sela kesibukanku memainkan tetek mama.
“Wan, sudah dulu dong mainin tetek mama, masa kamu mau
diamin saja memek mama.”
Terus terang, bukannya tidak mau, tetapi aku memang belum
pengalaman sih.
Tapi dengan yakin, perlahan aku mulai menurunkan posisi
badanku, hingga kini menghadap tepat di atas celana dalam mama.
Tanganku mulai memegang celana dalam mama, meraba dan
mengelusnya, kurasakan tebal dan terasa rambut kemaluan yang lebat di baliknya.
Mulutku mulai mencium pinggiran selangkangan mama. Mama
mulai membuka kedua kakinya.
Secara spontan aku menarik celana dalam mama perlahan-lahan.
Kini mamaku dalam posisi telanjang bulat.
Aku hanya bisa meneguk ludah menyaksikan memek mama yang
terpampang begitu dekat dan indah di depan mataku.
Aroma yang belum pernah kuciumselama ini, terasa ke
hidungku, rasanya amat menggoda.
Rambut kemaluan mamaku benar-benar lebat dan menutupi memek
mama, sesuai dengan kesukaanku, kontolku benar-benar berdenyut-denyut kencang.
Tanganku mulai mengelus-ngelus rambut kemaluan mama, terasa
tebal dan menggairahkan sekali.
Aku mulai mengingat-ngingat adegan di film-film BF yang
pernah kutonton.
Seakan tahu apa yang kupikirkan, mama mulai berkata..
“Kok bengong lagi Wan, kamu lakukan saja apa yang mama
perintahkan ya.
Sekarang kamu jilati dan mainkan memek mama dengan lidah dan
tanganmu.
Kalau susah kamu lebarkan dengan tanganmu, lubang memek
mama.”
Mama mulai melebarkan kakinya, membuka selangkangannya yang
indah, menampakkan puncaknya yang menggoda.
Akupun mulai menyibak rambut kemaluan mama yang lebat,
jariku membuka memek mama secara perlahan.
Persis seperti film yang kulihat.
“Nah kalau sudah, coba kamu lihat di sekitar lubang memek
mama, ada daging kecil yang menonjol keluar, seperti butir kacang, itu namanya
kelentit atau sering disebut itil, sayang.
Nah bagian itulah yang harus kamu mainin dan jilatin pada
memek mama.
Mama akan merasa nikmat saat kamu melakukan itu.”
Tanpa menunggu lama lagi, akupun mulai memainkan dan
menjilati itil mama dengan lidahku, aroma yang tercium sungguh amat enak terasa
di hidungku.
Mula-mula aku pikir apa yang aku lakukan salah, tapi
perlahan pasti kulihat tubuh dan pinggul mamaku mulai bergoyang-goyang.
“Ah.. Oooohhh..Ssss.. enak Wan, Ugh..”
“Ughhh.. jilat terus Wan..,” mama mendesah semakin kuat,
goyangan badannya semakin terasa.
“Ooohhhh.. pintar kamu Waaann, aaahhhh.. cepat pandainya..”
“Oooohh.. Aaahhhh.. mama.. ma ma.. mau.. sedikiiit tt
lagi..,” tangan mama mulai meremas rambutku.
Mama makin melebarkan kakinya, geliat pantat mama semakin
liar, akupun makin bersemangat memainkan dan menjilati itil mama.
Lidahku menari-nari dengan liar dan cepat, menyapu permukaan
memek mamaku yang sudah mulai basah.
Sensasi yang kurasakan saat itu sukir dilukiskan, kurasakan
batang kontolku sudah amat keras dan berdenyut-denyut.
Melihat mamaku yang telanjang dan mendesah-desah keenakkan
saat itilnya kujilati sungguh membuat gairah dan birahiku membara.
Badan mamaku bergetar hebat dan diiringi desahan nikmat yang
panjang, kurasakan memek mama menyemburkan cairan hangat yang nikmat..
Mama terdiam sesaat, lemas, aku mengelus-ngelus memek mamaku
dengan lembut dengan jariku.
“Ughh.. nikmat sekali rasanya Wan, sudah lama mama tidak
mengalami orgasme saat dijilati seperti tadi. Rasanya enak betul, kamu pintar
dan cepat belajar sayang.
Tunggu sebentar ya, mama akan gantian memberikan kenikmatan
kepada kamu.”
Lalu mama pun bangkit dari posisinya, menyuruhku berbaring.
Diam sebentar mengamati kontolku, karena baru sekarang dapat
melihatnya secara jelas.
“Wah.. panjang dan besar juga kontol anak mama, kayaknya ada
sekitar 20 cm, pastinya ini bukan dari turunan papa kamu yang brengsek itu.
Kontol kamu jauh lebih bagus dan besar dibandingkan si
brengsek itu..,” sindir mamaku sinis terhadap papaku.
Aku jadi menyadari betapa bencinya mamaku terhadap papaku
dan entah kenapa mendengar perkataan mamaku, membuat aku senang dan bangga,
karena dalam satu hal ternyata aku lebih hebat dari papaku.
Makin keras saja rasanya kontolku kini.
Mamaku mulai memainkan batang kontolku dengan tangannya yang
halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut-ngurut kepala kontolku
dengan lembut.
Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya.
Lalu mama mulai mendekatkan mulutnya ke arah kontolku.
Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai
memainkan kepala kontolku.
Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya.
Lalu perlahan tapi pasti kontolku mulai masuk ke dalam mulut
mama.
Nikmat rasanya saat mama mengulum, mengisap batang kontolku,
juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang kontolku.
Rasanya tidak bisa kupercaya, kontolku bisa masuk ke dalam
mulut mama yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya
menyentuh batang kontolku.
Tangan mama juga mengelus-ngelus biji pelerku, enaaak banget
rasanya.
Sesekali mulut dan lidah mama mengulum dan menjilati bijiku.
Service mama yang enak ini benar-benar membuatku kelojotan
dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa
ini.
Sambil mengulum kontolku, sesekali mama menatapku.
Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita
melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Lagi enak-enaknya mama berhenti.
Aku mau protes, tapi mama segera berkata..
“Untuk pemula, daya tahanmu cukup baik.
Mama sebenarnya mau mengulum kontol kamu kembali, sampai
kamu keluar, tapi untuk pengalaman pertama kamu, mama ingin kamu merasakan yang
terbaik dan juga harus mengeluarkan sperma kamu di tempat yang special.. di
dalam memek mama sayangku.
Nah kini kita mulai, jangan takut, mama akan bimbing kamu.”
Mama mengocok-ngocok kotolku, lalu mulai berbaring.
Aku disuruhnya untuk memposisikan diri di atasnya.
Mama mulai membuka kedua kakinya, memperlihatkan memeknya
yang menawan.
Tangannya membuka lubang di memeknya, menunjukkan jalan ke
arah lubang kenikmatan miliknya.
“Karena ini yang pertama, maka mama bantu kamu dulu
menunjukkan arah yang tepat, kalau sudah sering, pasti nanti kamu mahir dengan
sendirimya, yang.”
Lalu tangannya memegang batang kontolku, menuntunnya ke arah
yang benar, ke dalam surga kenikmatan.
Agak sulit pertama-tama, karena kontolku yang cuup besar dan
juga karena memek mama yang sempit karena sudah lama tidak dimasuki kontol.
Clrebb.. Jleb..!
Perlahan kepala kontolku menerobos ke dalam lubang memek
nikmat milik mama, tubuh mama agak bergetar saat kontolku menerobos masuk.
Kembali mama melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya
perlahan, hingga batang kontolku masuk seluruhnya ke dalam lubang memek mama.
Sungguh suatu sensasi kenikmatan yang luar biasa yang
kurasakan pertamakali seumur hidupku.
Saat kontolku berada di dalam memek mama, rasanya sangat
nyaman, hangat dan berdeyut-denyut dengan nikmatnya.
Jadi inilah rasanya memasuki memek seorang wanita, semakin
nikmat karena ini adalah memek mamaku yang benar-benar aku inginkan. memek yang
sudah melahirkan dua orang anak, namun tetap terasa nikmat dan berkualitas.
“Santai saja Wan, pompa kontolmu naik dan turun, jangan
tergesa-gesa, nikmati, buat pengalaman pertamamu ini berkesan.
Keluarkan di dalam memek mama ya sayang..,”
Mama mengajari dan memberiku semangat dengan lembut.
Akupun mulai bergerak seperti yang diajarkan mamaku.
Pantatku naik dan turun, kontolkupun mulai memompa dengan
nikmatnya di dalam memek mamaku. Sungguh amat sangat niiikkkmaaattt..!
Kulakukan dengan perlahan-lahan, tidak tergesa-gesa,
sekali-kali bibirku mencium bibir mamaku dengan lembut dan pnuh gairah.
Kulihat tetek mamaku yang besar itu bergoyang-goyang seiring
pompaanku kontolku dalam memek mama.
Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai, meremas-remas
dan memainkan putingnya, sekali-kali kuhisap dan kujilati.
Cukup lama juga aku memompa kontolku, mama mulai
mendesah-desah dan menggoyang-goyangkan pinggulnya..
“Aahhh.. Ahhhh, terus Wan, pintar juga kamu.”
“Ooohhhh.. enak.. sudah lama memek mama tidak dimasuki
kontol, jadi rasanya nikmat..”
“Ugh.. ughhh..”
“Kontol kamuuu.. benar-benar enaaakk.. aaaahhh.”
“Memek mama juga nikmaaattt.. sempiit dan enaak”
“Aahhh.. mama sudah mau keluar yang”
Kurasakan memek mama menyemburkan cairan hangat ke kontolku,
mama nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya.
Mama meminta aku berhenti sebentar, tapi aku tdak mau dan
terus memompa.
Mama nampak lemas, matanya merem melek, mulutnya mendesah-desah,
sementara pinggulnya makin bergoyang dengan liar dan cepat mengimbangi gerakkan
kontolku.
Tentu saja aku merasakan semakin nikmat, apalagi mama makin
melebarkan kakinya, sehingga kontolku semakin leluasa menerobos memek mamaku
yang terasa sempit karena lama tidak dihajar kontol.
Gerakanku makin kupercepat, bibir, leher dan tetek mamaku
bergantian aku jilati dan ciumi.
Ploook.. plookk..plookkk..!
Bunyi pompaan kontolku terdengar jelas saat memompa memek
mamaku yang sudah basah itu.
“Aaahhh.. ahhhh.. nikmaaat nggakkk sayang..”
“Pastiii ma.. oohhh..”
“Ughhhhh.. Oohhhh..”
“Terus yang mama mau keluar lagiii..”
Kurasakan kontolku juga berdenyut-denyut lebih keras,
rasanya aku juga mau mencapai puncak.
Aku segera menciumi bibir mamaku dengan ganasnya, lidahku
dan lidah mama saling bertautan dengan penuh gairah, kutindih dan kupeluk tubuh
mamaku dengan kuat..
Kurasakan memek mama menyemburkan cairan, mama orgasme lagi,
hampir bersamaan kontolkupun menyemburkan cairan sperma dengan kuat dan cukup
banyak.
Kurasakan tubuh kami sama-sama bergetar dengan nikmat.
Lalu akupun terkulai, masih menindih tubuh mamaku, lemas
tapi puas dan dipenuhi rasa nikmat..
Kontolku masih berdenyut-denyut.
Akhirnya kurasakan juga kenikmatan bersetubuh, memang nikmat,
tapi terasa makin dan lebih nikmat karena pertamakali aku melakukannya denga
mamaku tersayang.
Kami berbaring berdampingan sambil berpegangan tangan.
“Kamu hebat sayang.. mama benar-benar puas.”
“Aku juga ma.”
“Sini mama bersihkan kontol kamu..,” kata mama, lalu mama
mulai menjilati sisa-sisa sperma dari kontolku.
“Benar-benar masih mudah dan bersemangat, kontol kamu masih
keras.”
“Irwan sayang, mama bahagia dan tidak menyesal melakukan hal
ini.
Kamu membuat mama merasakan kembali menjadi wanita. Kamu
hebat, jauh lebih kuat dari papa kamu. Mulai sekarang kamu boleh melakukannya
kapan saja, kalau kamu mau tinggal bilang ke mama.
Pasti mama bersedia, kecuali saat mama datang bulan, cukup
mama service kamu dengan oral. “
“Tentu saja mulai sekarang kamu harus tidur di kamar bersama
mama, kamu harus memuaskan mama dan diri kamu setiap hari, kecuali kalau ada
kakak kamu ya, harus hati-hati, jangan sampai ketahuan.”
Aku senang sekali mendengar perkataan mamaku.
“Baiklah, tapi mama juga harus janji, mama mau mengajari aku
yah, juga mau menuruti semua keinginanku dalam melakukan hubungan seks, kalau
aku mau mama begini atau mama begitu seperti di film yang aku lihat, mama nggak
boleh protes ya?”
“Mama benar-benar tipe wanita idamanku, tinggi, cantik,
bertetek besar, memiliki rambut kemaluan yang lebat, tapi ada satu yang kurang,
kuharap mama mau melakukannya, karena aku senang dan suka sekali.”
“Apa itu Irwan sayang ?”
“Irwan mau mama mulai menumbuhkan bulu ketek, jangan mama
kerok atau cabuti, tidak perlu lebat ma, karena Irwan suka sekali dengan bulu
ketek, bagi Irwan itu sangat merangsang dan menggairahkan. Kalau dirawat kan
tidak bau, apalagi mama yang rajin merawat tubuh.
Pokoknya mama harus menuruti permintaan ini ya.”
“Tentu sayang, pasti mama turuti, mulai sekarang mama akan
membiarkan bulu ketek mama tumbuh demi kamu.
Senang dan bahagia sekali mama, karena tubuh mama ternyata
sesuai dengan keinginan kamu. Rasanya mama kembali muda.”
Lalu kami kembali berpelukan, malam itu aku kembali
menggarap memek mamaku 2 kali lagi.
Mama berbaring di sampingku, telanjang, tertidur pulas. Aku
masih belum tertidur.
Masih berpikir atas apa yang baru kualami, sedikit tidak
percaya akan semuanya.
Tapi sudahlah, semua yang kuinginkan sudah terjadi, mamaku
puas, aku puas.
Bagiku apa yang kami lakukan adalah jalan kami bersama, kami
yang merasakan, tidak ada penyesalan, tidak ada orang lain yang dirugikan.
Rasanya bahagia sekali..
Tanpa terasa sudah hampir 2 bulan, aku menjalani babak baru
kehidupan dengan mamaku.
Aku juga sudah semakin pandai saja dalam urusan Seks.
Mama benar-benar membimbing aku untuk memahami teknik dan
juga cara memuaskan seorang wanita dalam hal berhubungan badan.
Semua yang selama ini hanya bisa kufantasikan dan kusaksikan
lewat film saja, kini dapat kupraktekkan secara langsung.
Mama selalu ada dan menjadi pembimbingku yang seksi dan
menggairahkan, selain itu memang mama seperti mendapatkan diriku sebagai oase
baginya guna menyegarkan semua dahaga seksnya yang lama terpendam.
Namun sedikit banyak aku berpikir betapa tololnya papaku
meninggalkan wanita sehebat dan seseksi mama, tadinya aku berpikir mungkin
karena mama adalah tipe yang kolot dan konvensional, tapi ternyata tidak.
Aku sendiri juga kaget karena untuk urusan seks, mamaku
ternyata hebat dan panas, selalu berusaha memenuhi dan memuaskan keinginan
pasangannya.
Buktinya semua keinginanku selalu diturutinya.
Mama bercerita dulupun dia selalu berusaha memenuhi
keinginan papaku, menonton film BF punya papa untuk mempelajari posisi dan hal
yang bisa menyenangkan pasangannya.
Ah.. persetan dengan ketololan papaku, sekarang ada aku yang
bisa membahagiakan mama.
Hidup yang sekarang kujalani sangatlah indah.
Kecuali saat kak Erni pulang saja, aku harus menahan diri.
Untuk tidur di kamar mama sih nggak masalah, karena kak Erni
tahu, dari dulu aku suka kadang-kadang suka tidur di kamar mama, tapi sekarang
dia tidak tahu, kami bukan hanya sekedar tidur.
Kalau tidak ada kak Erni, aku dan mama benar-benar memuaskan
hasrat seks kami sepuasnya. Kapanpun aku mau, aku tinggal lakukan.
Saat mama di dapur, di kolam renang, di meja makan, saat aku
mau, tinggal kusodok saja memek mamaku dan mama juga tidak pernah menolak.
Bahkan kalau saat sedang mengantar mama pergi dan aku mau,
mama akan membuka resleting celanaku dan meng-Oral aku, sementara aku tetap
menyetir.
Kadang kalau malam minggu atau hari libur, aku dan mama
berjalan-jalan ke mall, makan di luar, nonton bioskop, kayak anak muda yang
berpacaran saja.
Yang pasti aku tidak perlu takut mama akan hamil, walau usia
mama saat aku mulai menyetubuhinya memasuki usia 35 tahun dan masih
memungkinkan hamil, namun aku tak perlu khawatir.
Mama bilang saat bercerai dulu mama sudah memasang spiral
KB, sewaktu mama berhubungan denganku pertamakalinya, besoknya mama kembali
memeriksakan spiralnya dan memasang ulang untuk memastikan keamanannya.
Mama bilang dia sebenarnya tidak keberatan kalaupun nantinya
bisa hamil, namun dia bilang daripada jadi omongan orang, pertanyaan Kak Erni,
belum lagi karena mama bekerja, maka sebaiknya pasang alat pengaman saja.
Selain itu kata mama dia mau aku menikmati saat berhubungan,
kan nggak adi kalau mama bisa enak orgasme, sementara aku harus mencabut
kontolku saat aku mau klimaks cuma untuk mengeluarkan spermaku karena takut
mama hamil, mama mau aku juga nikmat dan mengeluarkan spermaku di dalam lubang
memeknya.
Lagipula mama juga lebih enak kalau aku keluar di dalam,
katanya rasanya nikmat saat spermaku menyemprot dinding memeknya.
Duh senang dan terharunya aku, mamaku begitu memperhatikan
hal itu, mau aku mengalami kenikmatan seutuhnya.
Bagiku mama bukanlah wanita murahan atau gampangan, mama
rela dan memberikan semuanya kepadaku karena mama merasa nyaman dan aman.
Aku menyadari mama sangat peduli dan selalu berusaha
memuaskan pasangannya, dalam hal ini aku, bila mama mengalami kenikmatan, maka
mama juga mau hal yang sama untuk aku.
Kita tidak bisa menilai wanita hanya dari luarnya saja,
terkadang wanita contohnya mamaku yang kalau sehari-hari terlihat sopan dan
santun, namun saat di atas ranjang, mempunyai sisi lain yang bisa membuat kita
tercengang dan puas.
Mamaku benar-benar berkelas.
Tidak merasa sungkan atau canggung membicarakan atau
memenuhi keinginanku..
Karena seks yang nikmat adalah bila pasangan yang
melakukannya sama-sama mengerti dan tahu keinginan masing-masing dan mau
terbuka mengatakan hal yang kurang atau membuat sakit pasangannya, atau
pura-pura suka padahal tidak pada gaya ini atau gaya itu.
Seks yang kami lakukan selalu terasa panas dan nikmat karena
kami selalu berusaha memberi dan menerima dengan sepenuh hati.
Mama sendiri mengatakan bahwa untuk urusan seks, aku
memiliki stamina dan daya tahan yang kuat, bahkan mama suka kewalahan, tapi
mama senang karena selalu mengalami kepuasan berkali-kali setiap melakukan
hubungan seks.
Mama merasa gairahnya yang sempat padam kini menyala kembali
dan bisa disalurkan.
Apalagi kalau sedang berhubungan dan aku sudah keluar,
kontolku juga cepat lagi bangunnya, mungkin karena aku masih muda.
Kalau hanya ada kami saja di rumah, mama selalu memakai baju
tidurnya yang seksi, kadang hanya BH dan CD, tapi seringkali aku meminta mama
untuk telanjang saja.
Biasanya kalau ada teman yang mau datang aku bilang dulu ke
mama atau menelepon dahulu, biar mama memakai busana yang sopan, kan nggak lucu
kalau temanku datang mendapatkan mama yang memakai baju seksi.
Mama selalu menuruti keinginan dan fantasi yang aku miliki,
terkadang aku membawa laptopku dan menonton film BF yang aku download dari
internet untuk memberitahu bahwa aku ingin gaya seperti inu atau begitu, juga
tidak menolak saat aku mau merekam saat kami sedang berhubungan, alasanku
karena aku mau menontonnya di lain waktu.
Mama tidak keberatan karena tahu aku nggak bakal
memperlihatkan ke orang lain, hanya untuk konsumsi aku dan mama saja.
ÔÇôLagipula memangnya aku gila apa, memamerkan film kayak
gini ke orang lain, bisa heboh dongÔÇô.
Singkat kata mama selalu berusaha menuruti semua hasrat dan
fantasiku, karena mamapun menikmatinya. Mungkin ini yang disebut puber kedua
pada diri mama. Suatu hari saat mama dan aku sedang libur, aku meminta mama
untuk melakukan masturbasi dan juga main-main dengan vibrator..
Aku duduk di sofa seberang, mengelus-ngelus dan memainkan
kontolku, mataku tak lepas pada pemandangan panas di sofa di seberangku.
Berlatih 2 bulan ... + 5 cm ada!
Setelah 2 minggu hasilnya - kontol diperpanjang dengan 1,5
cm!
Mamaku yang dalam keadaan bugil, posisinya rebahan, kedua
kakinya membuka lebar, memperlihatkan memeknya yang tebal, rambut kemaluan yang
tebal menambah keindahannya.
Tangannya menuju ke arah memeknya, mengelus-ngelus permukaan
memeknya, memainkan rambut kemaluannya, lalu jarinya mulai membuka lebar memek
tersebut, tangan yang satu lagi segera memainkan itilnya, menggosok-gosok dan
mengurut secara cepat itilnya.
Mulutnya mendesah dan matanya merem melek, nampaknya
menikmati sekali.
Aku menyaksikannya dengan amat senang, kontolku
berdenyut-denyut keras, tegang sekali.
“Ooohhh.. Ahhhh..”
“Ahhhh..,” desahan mama semakin keras, pinggul mama
bergoyang semakin cepat, jarinya makin cepat memainkan itilnya.. teteknya yang
besar nampak bergoyang dengan indahnya.
Tak lama kemudian mama berhenti sebentar dan mengambil
vibrator di sebelahnya, lalu memandangku, sambil memandangku mama mulai
menjilat dan memainkan vibrator itu di mulutnya.
Ugh.. benar-benar merangsang aku. Lalu vibrator itu
dimainkan ke sekitar teteknya.
Senang sekali aku melihatnya.
Kini vibrator itu mulai diarahkan ke lubang memeknya..
Jleb..! masuk ke dalam memek mama. Mama mengocok-ngocok
vibrator itu, sekali-kali memainkan pengatur getaran di ujungnya.
Mendesah dan menggeliat-geliat, sementara tangannya secara
cepat memainkan vibrator tersebut. Sekali-kali terdengar suara getaran dari
vibrator tersebut.
Aku terus melihat adegan tersebut, mataku terpaku ke arah
memek mama yang indah, benar-benar merangsang, belum lagi desahan dan ekspresi
wajah mama yang sangat menikmati.
Akupun bangkit dan pindah ke samping mama.
Sementara mama tetap melanjutkan bermain dengan vibrator.
Tanganku mulai meremas-remas tetek mama. Sekali-kali kupilin
putingnya.
Lalu tanganku bergerak ke bawah, aku mulai membelai rambut
kemaluan mama yang lebat itu, lalu tanganku mulai memainkan dan mengusap-ngusap
itil mama dengan cepat.
Sementara mama tetap mengocok vibrator itu dalam lubang
memeknya.
Lama-lama gerakan pinggul mama semakin cepat, jemariku juga
makin lincah memainkan itil mama. Diiringi desahan nikmat mama mengalami
orgasme. Lemas..
“Oohhh.. lemas sekali.”
“Tapi enak kan mamaku sayang..”
“Iya sih, kamu ini ada-ada saja mintanya ke mama.”
“Habis aku mau melihat mama masturbasi dan main-main sama
vibrator”
“Yah sudah kalau itu bisa buat kamu senang, tunggu sebentar
mama ke kamar mandi dulu bersih-bersih, sebentar lagi gantian kamu yang bikin
mama senang. Mama mau kamu nusuk pantat mama habis sini.”
Mama lalu bangkit ke kamar mandi, sementara aku tetap menunggu.
Tak lama kemudian mama kembali, sambil berjalan teteknya
yang besar bergoyang, di tangannya dia membawa sebotol baby oil.
Baru saja mama menaruh baby oil itu ke meja, aku segera
menarik mamaku dan memangku mamaku.
“Huuhh.. sabar dong yang.”
“Habis mama benar-benar merangsang, kontol Irwan sudah nggak
tahan nih..”
“Iya.. iya.. makanya sekarang gantian, kamu yang bikin mama
senang.”
Akupun mulai mencium mamaku, bibirku dan bibir mama saling
memagut dengan liar.
Tangankupun tak ketinggalan, kuremas-remas tetek mama,
sungguh nyaman dan kenyal.
Lalu tanganku yang satu lagipun mulai bergerak ke arah
selangkangan mama, kulebarkan sedikit kaki mama dengan tanganku, lalu aku mulai
memainkan memek mamaku, sementara kami tetap terus berciuman.
Jari tengahku mulai kumasukkan ke lubang memek mama, kukocok
dengan cepat, tanganku yang satu lagi mengangkat tangan mama, bibirkupun segera
menuju ke arah etek mama, nampak bulu ketek mama, sungguh amat menggairahkan,
segera kuciumi dan kujilati.
Puas dengan itu, kumiringkan sedikit badan mama di
pangkuanku, mulutkupun segera menuju ke arah tetek mama, dengan rakusnya
kuciumi tetek mama bergantian kiri dan kanan, putingnya kujilati, kukulum.
Mama nampaknya sangat suka saat aku memainkan teteknya,
badannya menggeliat-liat keenakkan.
Jari tengahku pun semakin cepat mengocok lubang memek mama.
Puas dengan permainan ini, aku segera mendudukkan mama di
sofa.
Kedua kakinya segera kukangkangkan selebar mungkin,
nampaklah memek yang sudah memerah karena kumainkan tadi, segera kuarahkan
mulutku ke sana, tercium sedikit bau yang enak di hidungku.
Mula-mula kujilati dan kuciumi rambut kemaluan mama, lalu
lidahkupun segera menyapu dan memainkan seluruh permukaan memek mama,
kusodok-sodok lubangnya dengan ujung lidahku.
Dan akhirnya lidahkupun segera bermain-main dengan itil
mama.
Mama nampak sangat menikmati permainan lidahku pada itilnya.
Mendesah-desah dan tangannya meremas-remas rambutku.
“Yang kamu jilatin memek mama sambil tiduran ya, biar mama
bisa hisap kontol kamu..”
Tentu saja aku tidak menolak tawaran tersebut, segera saja
aku menuruti perintahnya.
Kini aku sudah berbaring dan mama berada di atasku,
menungging dengan posisi membalik, pantatnya menghadap ke mukaku.
Segera saja aku jilati memek dan pantat mama, mamapu tak mau
ketinggalan, sebelah tangannya mulai mengocok-ngocok kontolku, lalu mama mulai
mendekatkan mulutnya ke arah kontolku, lidahnya mulai bermain-main dengan kepala
kontolku, menjilati dengan rakusnya..
Lalu mulutnya mulai mengulum dan menghisap kontolku, sambil
tangannya tetap membelai-belai biji pelerku..
Oohh nikmat sekali rasanya. Sementar itu lidahku terus
memainkan itil mama, tangankupun juga ikut beraksi, jariku bergantian
menusuk-nusuk lubang memek dan pantat mama.
Rupanya mama tidak tahan juga dengan kenikmatan yang
kuberikan, pantatnya bergoyang-goyang dengan liar, tak lama kemudian tubuhnya
mengejang dan terasa memeknya menyemburkan cairan hangat, mama orgasme kembali.
Hisapan mama di kontolkupun semakin panas, aku benar-benar
keenakan dengan service mama ini. Puas dengan itu, akupun segera menarik mama
dan merebahkannya di sofa, aku berdiri di atas mama, segera kuarahkan kontolku
ke tetek mama, kuletakkan ke tengah tetek mama, mama paham apa mauku.
Segera saja tangan mama mengapit kedua teteknya yang besar
itu, kontolkupun kini terjepit dengan kuat di antara belahan tetek mama yang
besar, segera saja kugerakkan pantatku maju-mundur..
Saat kepala kontolku maju ke depan, lidah mama tak
ketinggalan menjilatinya.
Gila.. nikmat sekali rasanya kontolku dalam jepitan tetek
mama yang besar dan kencang ini.
Tak lama kemudian akupun sudah nggak tahan untuk segera
memasukkan kontolku ke lubang memek mama.
“Mama sayang, kontolku sudah nggak tahn lagi nih pingin
masuk ke sarangnya..”
“He..he.. memek mama juga sudah gatal minta disodok kontol
kamu Wan.. !”
“Oke..tapi mama aku pangku ya..”
Segera aku duduk, mamapun segera bangkit dan menuju
pangkuanku, kakinya dibuka lebar-lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya
lubang memeknya ke arah kontolku yang sudah berdiri tegang itu..
Jleb..! Ahh.. nikmatnya.
Mamapun segera menggoyangkan pantatnya, naik-turun,
tangankupun mulai meremas-remas dan memainkan tetek mama.
Kuciumi dan kujilati leher dan bibir mama, Mama mengelinjang
kegelian.
Gerakan mama semakin cepat, memompa kontolku dengan kuat,
tangankupun tak ketinggalan menggosok-gosok dan memainkan bagian atas
memeknya..
Mama menyandarkan kepalanya ke arahku, tangannya terangkat
ke atas, terlihat bulu keteknya yang lumayan lebat, kujilati dan kuciumi dengan
rakus sekali.
Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi kontolku yang
sedang menggarap memek mama terdengar jelas.. Plookk.. Plookk..! Semakin
menambah nafsu kami.
“Arghh.. ee..naakk..Wan”
“Oohhh.. terus Wan, remas tetek mama..”
“Mama saaaayanngggg kamu.. ahhhh”
Tidak berapa lama tubuh mama mengejang, nampaknya mama
mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan kontolkupun sudah berdenyut
semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku engan cepat, mata
mama kulihat merem melek keenakkan.
Croot.. Croottt..!
Cairan sperma menyembur dengan kuat ke lubang mama, kuremas
tetek mamaku dengan kuat..
Aahhh..! sungguh nikmat yang tiada duanya.
Aku dan mama terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan
mesra..
“Enak sayang..?”
“Enaklah ma.. mama juga senangkan..?”
“Heeh.. istirahat sebentar ya.. mama masih mau lagi, tapi
kali ini masukkin pantat mama ya.”
Mama lalu bangkit dari pangkuanku, mencabut kontolku dari
memeknya, nampak spermaku mengalir di pahanya, mama berjalan ke arah dalam.
Terdengar suara air di kamar mandi.
Tak berapa lama mama kembali membawa handuk dan air minum.
Mama memberikan minum kepadaku, lalu mama mengelap kontolku,
saat itu kontolku dalam kondisi setengah ngaceng.
Akupun segera berbaring dengan santai.
Setelah mengelap kontolku mamapun mulai memainkannya,
mengelus-ngelus kepala kontolku dengan jarinya, membelai biji pelerku..
Diperlakukan seperti itu, tanpa butuh waktu lama kontolkupun
bangkit kembali, mamapun mulai memainkan lidah dan mulutnya pada kontolku.
Untuk urusan oral seks mama sangat hebat, mama tahu titik
sensitif pada kepala dan batang kontolku, lidahnya akan menjilati dan memainkan
wilayah-wilayah sensitif tersebut dengan lembut.
Kalau sudah begitu aku hanya bisa merem melek menahan
kenikmatan.
Jilatan dan hiapan mama semakin cepat kurasakan pada
kontolku, aku memutuskan untuk diam dulu, menikmati saja, sambil mengumpulkan
kembali tenaga.
Setelah kurasa cukup nyaman, kutarik mama, mulut mama masih
tetap bermain dengan kontolku, namun kini pantatnya kembali menghadap mukaku,
kali ini yang menjadi sasaran permainan lidahku adalah daerah lubang pantat
mama.
Aku tidak jijik, karena aku tahu, mama sangat telaten
merawat dirinya dan juga mama pasti sudah membersihkan daerah tersebut,
terlebih bila mama bilang mau melakukan hubungan seks lewat pantat.
Kujilati dengan liar daerah tersebut, nampak rambut kemaluan
yang halus di sekitarnya, lubang pantat mama kutusuk-tusuk dengan ujung
lidahku, perlahan lubang itu mulai membesar, tanganku segera mengambil baby oil
yang tersedia, kutuangkan ke wilayah lubang pantat mama, lalu jarikupun
pelan-pelan mulai kutusukkan ke lubang pantat mama.
Bergantian sambil sesekali kujilati dengan lidahku.
Mama menggoyang-goyangkan pantatnya pertanda menikmati,
sebagai balasan serviceku yang enak, makin panas saja permainan mulut mama di
kontolku, kami berdua benar-benar saling berusaha memuaskan dan memberikan
kenikmatan.
Tidak berapa lama, mama mengatakan sudah nggak tahan lagi
mau dimasukkin.
Akupun segera saja kembali meneteskan baby oil agak banyak
ke daerah lubang pantat mama.
Mamapun segera memposisikan dirinya setengah nungging, kedua
tangannya memegang sofa, akupun segera berdiri, kontolku siap menyodok pantat
mamaku..
Perlahan aku maju, mula-mula tanganku mulai memegang kedua
paha mama, lalu jariku mulai melebarkan lubang pantat mama, kuarahkan kontolku
secara perlahan, agak sulit sedikit, karena tidak selebar lubang memek,
perlahan tapi pasti kepala kontolku mulai menemui arah yang benar..
Slephh..!
Mama mulai mendesah, agak meringis, akupun mulai menekankan
pantatku ke depan, kini batang kontolkupun mulai masuk, mama mulai mendesah..
Jleb..!
Akhirnya kontolkupun amblas seluruhnya, segera saja aku
mulai memompanya, dengan gerakan maju-mundur yang berirama, sementara tanganku
bergantian meremas-remas tetek mama.
Kurasakan kontolku berdenyut nikmat, lubang pantat mama
memang tidak seperti lubang memeknya, kontolku terasa dijepit kuat, karena
lubang yang sempit, setiapkali kontolku maju-mundur terasa seperti diremas dan
dipijat dengan kuat.. ahh..
Akupun mulai mempercepat goyanganku..
Mama juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang
besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa.
Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi kontolku di
dalam lubang pantat, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik mama, lalu memutar
posisinya, aku segera memeluk mama dari belakang dan perlahan duduk sambil
menarik mama ke pangkuanku, kini mama mulai bergerak memainkan pantatnya,
kontolku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas-remas tetek mama.
“Ma.. te..teruuussss..”
“Goyangan mama eennaaakkk.. aahhh”
“Maaa.. ganti duluuu ya.. Irwan mau masukin memek maaamaaa..”
Mamapun segera mencabut kontolku dari lubang pantatnya dan
segera membimbing kontolku ke lubang memeknya yang sudah basah itu.
Mama kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun juga mulai
menaik-turunkan pantatku.
Plook.. plookk.. plook..! Semakin nyaring terdengar suara
kontolku yang sedang memompa dalam memek mama yang sudah basah tersebut.
Mamaku benar-benar wanita yang hebat dalam urusan seks, aku
benar-benar puas setiap melakukan hubungan seks dengannya.
Kembali mama mencium bibirku, sementara aku membelai bulu
keteknya, sambil terus memompa memek mama..
Lalu mamapun perlahan menaikkan pantatnya, mencabut kontolku
dari memeknya dan dengan cepat memegang batang kontolku dan mengarahkannya ke
lubang pantatnya..
Ho..ho..! Nampaknya belum puas lubang pantatnya disodok..
Akupun segera memainkan kontolku dengan ganas, sambil tetap
berciuman, mulut mama mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang
mengimbangi setiap sodokan kontolku..
Tangan mamapun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku
memainkan puting susunya, sementara tangan mama yang satu lagi mulai memainkan
itilnya.
Benar-benar sudah panas mama kali ini. Aku benar-benar
menikmati sensasi ini.
Kurasakan kontolku makin mengeras di dalam lubang pantat
mama.
Akhirnya aku merasa bahwa aku sudah mau keluar.. kupercepat
gerakanku.. dan..
Creeet.. creeet..! spermaku menyiram lubang pantat mama. Aku
dan mamapun terkulai lemas.
Setelah terdiam beberapa saat, mama segera mencabut kontolku
dari lubang pantatnya dan menjilati sisa sperma yang tersisa.
“Makasih ya Wan, sudah bikin mama puas.”
“Irwan juga sama ma”
“Kamu makin pintar saja deh yang.”
“Kan mama yang ngajarin, lagian mama memang cantik dan seksi
sih, jadi Irwan maunya tiap hari masukkin terus, memek mama enak banget..”
“Ah..merayu terus kamu Wan.”
“Sudah sekarang kita istirahat dulu Wan, yuk kita tidur di
kamar, nanti malam mama masak yang istimewa buat kamu.”
Mamapun bangun dan menuntunku ke kamarnya, lalu kami segera
merebahkan diri di tempat tidur, aku cium mamaku dan mama balas menciumku
dengan mesra pula, lalu kami kembali berpelukan dan tertidur dengan bahagia.
Cukup lama juga aku tertidur, mungkin karena kecapekan, saat
aku bangun kulihat mama sudah tidak ada di sampingku, aku pun bangun dan segera
menuju kamar mandi mama untuk berih-bersih dan menyegarkan diri.
Setelah segar, aku mencari celana pendekku dan memakainya.
Aku berjalan keluar dari kamar mamaku. Kucari mamaku, terdengar suara musik
dari TV, rupanya mamasedang senam.
Aku segera menuju ruang santai. Kulihat mama sedang
melakukan senam.
Ugh..mama hanya mengenakan BH dan CD saja.
BH yang mama kenakan seakan tidak mampu menampung tetek mama
yang besar itu, garis tubuh mama terlihat seksi, mama memang rajin senam dan
yoga untuk merawat tubuhnya.
“Eh..sudah bangun yang.”
“Iya.. kok mama nggak bangunin Irwan sih.”
“Habis mama lihat kamu tidur nyenyak sekali jadi mama
biarkan saja.”
“Ma.. lapar nih.”
“Mama belum masak, mama masih senam dan habis sini mau yoga
dulu, tapi di meja makan sudah mama siapkan susu dan roti.”
“Huh mama rajin amat senamnya.”
“Kan biar mama tetap seksi, bukannya kamu suka kalau mama
makin seksi, sudah kamu makan dulu sana.”
Mau tak mau akupun tersenyum, iyalah aku jelas mau dong
kalau mama makin seksi.
Akupun segera menuju meja makan, duduk dan menyantap susu
dan roti.
Suara musik penggiring senam mama terdengar dari TV.
Setelah selesai makan, aku taruh gelas dan piring ke bak
cuci piring dan kembali ke tempat mama. Akupun duduk sambil memperhatikan mama
yang sedang senam dan yoga.
Melihat mama yang hanya mengenakan BH dan CD saja,
kontolkupun mulai mengeras, terlintas suatu ide nakal di otak ngeresku..
“Ma.. masih lama nggak ?”
“Kenapa yang, masih belum kelarlah mama, memangnya kamu
masih lapar..?”
“Nggak sih ma, Irwan senang sih ngelihat mama lagi latihan
senam, biar makin seksi.. tapi..”
“Tapi apa Wan..,” mama tersenyum..
“Tapi Irwan mau mama buka saja BH dan CDnya.” kataku nakal..
Mama melihatku sejenak, lalu tertawa..
“Nanti kalau mama senamnya sambil telanjang, bisa nggak
selesai dong, yang ada kamu bakalan senamin mama.”
“Yah enggaklah.. maksudnya enggak salah lagi gitu, kan itu
juga salah mama karena punya bodi terlalu seksi dan panas, sehingga adik Irwan
nggak bisa tenang.”
Mama dan aku sama-sama tertawa, lalu mama pun mulai melepas
BHnya, teteknya yang besar itu pun seakan meloncat keluar, menggantung dengan
indahnya, lalu ia turunkan CDnya, menampakkan rambut kemaluan yang lebat.
Glek..!
Walaupun sudah sering melihat dan merasakannya, tapi aku
tetap terpesona setiapkali melihat tubuh telanjang mamaku.
“Gimana.. senang ?”tanya mamaku.
Akupun hanya mengangguk, menggeser kursi agar tepat di
hadapan mama, lalu duduk dengan tenang memperhatikan mama dan mamapun kembali
melanjutkan kegiatannya.
Tetek mama nampak bergoyang dengan indah saat mama
melanjutkan senamnya, bergoyang ke kiri dan kanan, naik-turun.. wow seksinya,
belum lagi bulu keteknya terlihat menggoda. kontolkupun mulai kurasakan
mengeras di balik celanaku.
Tidak berapa lama mama mulai mengikuti gerakan senam di DVD,
kini ia pun rebahan di atas karpet, nampaknya kini sampai pada sesi yang
dilakukan sambil rebah di lantai.
Dari suara yang terdengar di TV, nampaknya untuk menguatkan
pinggang dan pinggul.
Kulihat rimbunan rambut kemaluannya yang mengundang, lalu
mama mengangkat sebelah kakinya, lalu keduanya, terlihat memeknya yang tebal,
ketika mama melebarkan kakinya terlihat lubang memek dan itil mama, menggairahkan
dan menantang sekali.
Demikian pula waktu mama mengikuti gerakan dengan posisi
menungging, pantatnya menghadapku, terlihat pantatnya yang montok dengan rambut
halus disekitar lubang pantatnya, belum lagi melihat belahan memeknya saat
posisi menungging menambah mabuk kepayang pada diriku.
Kontolkupun benar-benar mengeras dan berdenyut, terasa sesak
di celana, akupun segera membuka celanaku, biar lebih terasa leluasa. Mama
tetap melanjutkan kegiatannya.
Akupun mulai mengocok kontolku perlahan-lahan, posisi memek
mama benar-benar menghadap ke arahku, gerakan senamnya yang melebarkan kaki,
membuat memek mama semakin menggoda.
Aku masih memperhatikan dan mencoba menahan birahiku.
Biar bagaimanapun aku senang melihatnya, seperti melihat
suatu pertunjukkan saja.
Pelan-pelan aku pun mulai turun dari kursi, duduk di ubin,
menikmati pemandangan indah di depanku dari jarak dekat..
Ah.. sudah nggak tahan lagi, segera saja aku dekatkan mulutku
ke arah memek mama.
Tanpa basa basi segera kuciumi..
“Ah..Irwan, mama belum kelar nih senamnya.” protes mamaku
“Nanti saja ma dilanjuti, Irwan benar-benar terangsang..
memek mama benar-benar menggoda.”
Akupun mulai menjilati dan menciumi rambut kemaluan dan
memek mamaku dengan buasnya, kujilati semua permukaan memek mamaku dengan
liarnya.
Mamapun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya
semakin dibuka dengan lebar.
Kali ini aku bertekad untuk meng-Oral memek mamaku dengan
sebaik mungkin, benar-benar terangsang aku melihat mama mengangkangkan memeknya
mengikuti gerakan senam tadi.
Segera saja kuarahkan lidahku ke itil mama, kumainkan dan
kuputar-putar ujung lidahku dengan cepat pada itil mama, mamaku mendesah dan
menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku.
Desahan mama semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku,
kujilat pula lubang memeknya, lal kenbali ke itilnya.
Jarikupun tak ketinggalan beraksi, kutusukkan jari tengahku
ke lubang memeknya, mama makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga
sodokan jatiku pada lubang memeknya, tangannyapun meremas-remas dan menjambak
rambutku.
Sesekali tangan mama memainkan teteknya, menghisap
putingnya.
Cukup lama aku menggarap memek mamaku dengan lidah dan jariku,
memek mama semakin basah, desahannya semakin liar, akhirnya mamapun
menggelepar, terasa memeknya menyiramkan cairan hangat. Aku berhenti sebentar,
membiarkan mama menikmati orgasmenya dan beristirahat sebentar.
Lalu aku bangkit dan segera duduk di sofa. kontolku
mengacung keras, melihat mama yang terbaring di karpet, dengan posisi kaki
mengangkang memperlihatkan memeknya yang merah sehabis aku mainin. Tak lama
mamapun bangun dan menghampiriku.
Tangannya yang halus segera memegang kontilku, mengelus dan
mengocoknya, tak lama lidahya mulai menari-nari di atas kepala kontolku,
tangannyapun semakin cepat mengocok batang kontolku.
Nikmat sekali rasanya.
Sepertinya mama berusaha membalas kenikmatan yang kuberikan
tadi.
Mulut mamapun kini mulai mengulum kontolku, mula-mula hanya
setengahnya saja, lalu
Bleb..! seluruh kontolkupun dikulumnya..
Awww.. mama enak sekali rasanya. Mataku merem melek
merasakan kenikmatan Oral dari mama.
Lama juga mama bermain dengan kontolku, setelah aku merasa
puas, aku segera menahan gerakan kepala mama dengan lembut.
Aku berdiri, mama kini berhadapan di depanku, aku dorong
mama dengan perlahan, kupepetkan badannya ke tembok.
Aku ciumi bibirnya, teteknya, sementara jariku menusuk
lubang memeknya.
Mamapun membalas ciumanku dengan gairah yang panas pula.
Tanpa menunda-nunda lagi, tanganku segera mengangkat dan
memegang sebelah kaki mama, kini mama berdiri dengan sebelah kaki dan badan
menempel tembok.
Segera kuarahkan kontolku ke lubang memeknya yang nikmat.
Kupompa dengan cepat dan sedalam mungkin, mamapun semakin
bergairah.
Terus kuciumi bibirnya, kulumat dengan birahi yang panas.
Lidah kami berpagutan dengan liarnya.
Makin kutekan mama ke tembok, kini kedua tangan mama mulai
memeluk leherku, aku juga memeluk dan menahan pundak mama dengan kedua
tanganku.
Dalam satu gerakan mama mengangkat kakinya yang satu lagi
dan kedua kakinya kini mengapit erat di pantatku.
Kini mama benar-benar brgantung sambil memelukku, guna
menyeimbangkan aku makin merapatkan mama ke tembok.
Gerakan kontolku dalam memek mamapun semakin cepat, karena
posisi mama saat ini benar-benar membuat kontolku terasa nikmat, rasanya
seperti dijepit dan diremas dengan kuat.
Ciuman kami makin panas, tetek mama yang besar terasa enak
sekali menempel dengan kuat di dadaku.
“Aahhh.. Wan.. gila kamu.. mama benar-benar enaaaakkkk nih.”
“Teee.. russss Wan..”
“Aaawww.. sodokan kamu gaanaaassss benar.. Ooohhhhhh.”
“Wan.. Ooohhh.. Ahhhhhh”
Kurasakan tangan mama makin kencang memeluk tubuhku, tak
berapa lama mama mengerjang, dari lubang memeknya kurasakan semburan cairan
hangat.
Mama orgasme lagi, tampak lemas dan bahagia.
Tapi aku tetap meneruskan sodokanku, mama setengah menjerit
dan mendesah menahan kenikmatan yang kuberikan pada memeknya, matanya merem
melek dengan ekspresi wajah yang makin membuat aku terangsang.
Akupun berhenti sebentar, sambil tetap dalam posisi kontolku
di dalam memek mama dan mama menggantung memelukku, aku segera menuju kamar
mama, segera saja mama kurebahkan..
Kini aku di atas mama, mama mengangkat dan melebarkan kedua
kakinya, semakin memberikan jalan kenikmatan pada kontolku. Aku segera memompa
memek mama.
Tanganku kembali memainkan dan meremas-remas teteknya.
Semakin cepat sodokanku, semakin kencang pula tetek mama
bergoyang, makin membuat aku bernafsu.
Kuarahkan mulutku ke tetek mama, kuciumi dan kucupang kedua
tetek mama, terlihat merah bekas kedua cupanganku di teteknya.
Lalu lidahku menjilati leher mama. Mama menggeliat kegelian,
kontolkupun makin cepat bergerak di dalam lubang memek mama yang nikmat. Mama
benar-benar meinkmati setiap pompaan kontolku.
Tak berapa lama mama, mendesah dengan kuat, tubuhnya kembali
bergetar.
Pinggulnya agak terangkat saat memeknya kembali memuncratkan
orgasmenya.
Setengah terpejam karena kenikmatan terlihat di wajah
mamaku.
Namun ekspresi wajah mama justru semakin merangsang
birahiku.
Aku tetap memompa kontolku, pinggul mama bergoyang makin
liar mengimbangi sodokanku.
Aku merasakan sedikit lagi akan mengalami klimaks, maka aku
segera memeluk amaku, seiring sodokan terakhir kurasakan spermaku muncrat
dengan kuat menyiram liang memek mama.
Aku terkulai lemas, menindih mamaku, keringat kami menyatu.
Kuciumin mamaku, lalu aku segera berbaring di sampingnya.
Lemas dan bahagia.
“Wan..mama benar-benar kewalahan, tapi mama senang..
Mama tidak butuh yang lain, karena ada kamu yang bisa
membahagiakan mama.”
“Irwan juga mencintai mama, rasanya nggak ada wanita yang
bisa menandingi mama.”
“Wan.. Wan.. mama senang mendengarnya, mama juga puas sama
kamu, tapi mama mau kamu tahu, mama juga nggak mau mengekang kamu, selama kamu
senang dan bisa membuat kamu puas, mama bahagia memberikan tubuh mama.
Tapi mama tidak mau kamu terpaku sama mama, kamu harus
nantinya mencari pendamping hidup kamu.
Jalan kamu masih panjang sayang, sekarang mungkin kita
sedang menikmati kebahagiaan ini.
Tapi nantinya mama pasti akan rela melepas kamu bila kamu
sudah menemukan pendampingmu.”
Aku hanya terdiam, memandangi mama. Mama benar-benar
menyayangi aku, aku juga menyayanginya. Lalu akupun mencium keningnya dan
memeluknya.
“Terimakasih ma, mama sungguh baik sama Irwan, mama sudah
memberikan segalanya pada Irwan, mengajari segalanya, memberikan tubuh mama
yang indah, saat ini hanya mama yang Irwan inginkan dan sayangi, namun bila
saatnya tiba Irwan pasti akan bilang ke mama dan tetap sayang sama mama. Irwan
selamanya akan sayang dan cinta mama, Irwan tak akan lupa semuanya, kasih
sayang, cinta dan pengalaman indah yang mama berikan.”
Mama lalu menciumku dan memelukku.
Lama kami berpelukan, lalu aku mengajak mama untuk mandi,
membersihkan peluh yang ada juga menyegarkan diri.
Aku lalu bangun dan membopong tubuh mama ke kamar mandi,
kunyalakan shower, kusiram tubuh mama dengan air yang segar.
Kuambil sabun, kusabuni tubuh mama, kuusap sabun pada tetek
mama yang besar, semakin seksi saja terlihat, lama aku menyabuni dan bermain
dengan tetek mama yang indah.
Lalu aku sabuni selangkangan mama, kusabuni rambut kemaluan
mama yang lebat, lalu memek mama. Kuusap dengan lembut sabun pada seluruh
permukaan dan lubang memek mama.
Lalu mama gantian menyabuni aku, mengusap dan membersihkan
badanku, lalu menyabuni dan mengocok kontolku dengan sabun.
Setelah membilas bersih, mama lalu kembali memberikan
hisapan yang nikmat pada kontolku.
Aku lalu kembali menyetubuhi mama di kamar mandi.
Begitulah kini kehidupan yang kujalani dengan mama,
hari-hari yang kami lewati kami lalui dengan seks yang panas dan membara setiap
ada kesempatan.
Kami tidak pernah merasa bosan dan terpuaskan.
Setiapkali melakukan kami merasakan kenikmatan dan
kebahagiaan serta pengalaman baru.
Mama benar-benar telah memberikan pengalaman pertama yang
berharga dan akan selalu menempati tempat yang special dalam hatiku.
Sementara mama sendiri telah mendapatkan kembali gairah
seksnya yang hilang lewat diriku tanpa perlu takut akan kecewa dikhianati atau
disakiti.
Kami tidak merasa telah melanggar garis, tidak pula merasa
benar atau salah, semua itu cukup menjadi mlik kami saja, karena kami sama-sama
menyayangi, mencintai dan membutuhkan, kami melakukan bersama, tanpa ada orang
lain yang dirugikan, jadi semuanya adalah kebahagiaan, kenikmatan dan
tanggungjawab kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar